Sabtu, 23 Mei 2015

Optimis Bagian dari Kemenangan



Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh As-shalatu was salamu ala Rasulillah saw.
Ikhwati fillah…
Dalam  kelelahan,  ketegangan  dan  kekalutan  kaum  muslimin  masih  memiliki  secercah  harapan
meraih kemenangan.  Itulah yang  terjadi pada  saat kaum muslimin dikepung oleh pasukan Ahzab.
Bahkan  dalam  situasi  yang  menegangkan  dan  jauh  dari  perhitungan  untuk  menang  itu  mereka
masih  berkata:  “Inilah  yang  dijanjikan Allah  dan Rasul-Nya. Maha  Benar Allah  dan Rasul-Nya.
Tidaklah bertambah dalam diri mereka kecuali keimanan dan kepasrahan pada Allah SWT.” Dalam
kesiapan  penuh, menghadapi  kepungan musuh  dan  kondisi medan  yang  begitu  berat, Rasulullah
SAW. Memompa semangat dengan menjanjikan bahwa mereka akan dapat menundukkan Romawi,
Persia,  Iskandariyah  dan  negeri-negeri  lainnya.  Akhirnya  kaum  muslimin  mendapatkan
kemenangan  pada  perang Ahzab  tersebut  tanpa  pecahnya  peperangan  lazimnya  dan Allah  SWT.
membuktikan  janji-Nya  menaklukkan  negeri-negeri  besar  pada  masa  pemerintahan  Umar  bin
Khathab RA.
Lihatlah pula nasihat yang teduh bagai air di padang pasir, taujih dan  janji Rasulullah SAW. yang
amat menyejukkan  hati  keluarga Ammar  bin Yasir.  ‘Sabarlah wahai  keluarga  Yasir  tempat  yang
dijanjikan  Allah  bagimu  adalah  syurga’.  Seuntai  kalimat  dari  seorang  murabbi  akan  mampu
meredam  sakitnya penderitaan, menahan gejolak kesakitan dan membangkitkan  semangat berbuat
meski tidak dapat merayakan kemenangan.  
Wahai saudaraku yang kucintai di jalan Allah.
Perjalanan hidup umat teladan hendaknya menginspirasi aktifitas yang kita lakukan saat ini. Betapa
banyak pengalaman mereka dapat kita jadikan cermin hidup agar rambu-rambu perjalanan menjadi
jelas  dan  terang.  Seperti  jelasnya  perjalanan  generasi  terbaik  dalam  sejarah  umat  ini  sehingga
mereka mendapatkan harapannya di dunia dan akhirat tanpa takut kerugian sedikit pun.  
Wahai saudaraku yang kucintai karena Allah.
Kemenangan  umat  terdahulu  banyak  kita  temukan  bermula  dari  optimisme  yang  tinggi  untuk
meraih  kemenangan.  Optimisme  yang  stabil  menghantarkan  mereka  cepat  atau  lambat  menuju
kegemilangan. Karena  optimisme  bagian  dari  kemenangan  itu  sendiri. Baik kemenangan  di  dunia
ataupun di akhirat.
Optimisme orang-orang beriman sangat melekat pada  jiwanya karena mereka yakin bahwa mereka
bersama  Allah  SWT.  Dengan  kebersamaannya    bersama  Allah  itulah  mereka  meyakini
perbuatannya,  proses  dan  prosedurnya  serta  keberhasilannya  mencapai  kesuksesannya.  Dengan
optimisme itu segala yang berat menjadi ringan, yang susah menjadi mudah dan yang rumit menjadi
sederhana.
Ketika  optimisme  sudah merasuk  ke  jiwa maka  dorongan besarlah  yang muncul,  dorongan  untuk
melakukan sebuah cita-cita agar meraih kejayaan. Ketika seorang sahabat bertanya pada Rasulullah
SAW.  ‘Bagaimana nasib saya bila maju ke medan peperangan yang sedang berkecamuk  itu’, beliau
menjawab:  ‘kamu  akan  mendapatkan  syurga’  maka  sahabat  itu  segera  maju  ke  depan  bahkan
membuang  kurma  yang  sedang  dikunyahnya  seraya  bergumam:  ‘ini  akan  memperlambat  saya
mendapatkan syurga’. Subhanallah begitulah sebagian dari kisah generasi teladan.   2
Saat  optimisme membumbung  tinggi  dalam  sanubari  seorang mukmin  ia  akan  bergerak,  bersikap,
berjalan dan berkorban meskipun ia belum tentu dapat merasakan nikmatnya kemenangan. Karena
sesungguhnya dengan jiwa optimis itu mereka sudah mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya.
Paling tidak ia terdorong untuk memberikan sumbangsih mulianya demi keyakinan yang ia imani.
Wahai saudaraku seiman.
Saat  ini  hal-hal  yang menghadang  perjalanan  kita menuju  kejayaan  amatlah  banyak. Rintangan,
gangguan  cobaan  datang  silih  berganti.  Baik  yang  datang  dari  luar  ataupun  yang  ada  dalam  diri
sendiri.  Sepertinya  mereka  tidak  pernah  lelah  dan  berhenti.  Mereka  tidak  menghendaki
kemenangan ada di tangan kita. Apabila kita pun lelah dan jenuh menghadapinya maka selamanya
kita tidak akan pernah mencicipi rasa kemenangan itu.  Tatkala kita  lelah  muncul bisikan-bisikan
nista sambil mengatakan untuk apa berkorban apakah pengorbanan yang kamu lakukan akan kamu
dapati  hasilnya. Apakah  pengorbanan  itu  akan  kita  rasakan.  Jangan-jangan  kita  yang  berkorban
malah  orang  lain  yang  menikmatinya.  Dan  sedihnya  lagi  apa  yang  sudah  kita  lakukan  akan
dipungkiri  dan  digugat.  Mereka  juga  akan  menutup  mata  pada  apa  yang  kita  perbuat.  Bisikan-
bisikan ini sering kali mampir di telinga kita. Seakan-akan mereka ingin menyetop lajunya langkah
kaki-kaki kita.
Wahai saudaraku yang kukasihi karena iman.
Gangguan yang menggelayuti kita mesti kita  lawan, karena kita mempunyai  iman, kita mempunyai
keyakinan dan kita bersama keberkahan Allah SWT. Dan  itu berangkat dari jiwa optimis yang ada
dalam diri kita. Marilah kita hayati dan yakini sabda Rasulullah SAW. Di saat menghantarkan para
sahabat dalam perang ahzab:
‘Fasiruu  bi  barakatillah wa  antum  fa’izuun, Berangkatlah  kalian  dengan  keberkahan Allah  dan
kalian akan menang’.
Allahu akbar… walillahilhamd. Amien. 

0 komentar:

Posting Komentar