Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh As-shalatu was salamu ala Rasulillah saw.
Ikhwati fillah…
Dalam kelelahan, ketegangan dan kekalutan kaum muslimin masih memiliki secercah harapan
meraih kemenangan. Itulah yang terjadi pada saat kaum muslimin dikepung oleh pasukan Ahzab.
Bahkan dalam situasi yang menegangkan dan jauh dari perhitungan untuk menang itu mereka
masih berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Maha Benar Allah dan Rasul-Nya.
Tidaklah bertambah dalam diri mereka kecuali keimanan dan kepasrahan pada Allah SWT.” Dalam
kesiapan penuh, menghadapi kepungan musuh dan kondisi medan yang begitu berat, Rasulullah
SAW. Memompa semangat dengan menjanjikan bahwa mereka akan dapat menundukkan Romawi,
Persia, Iskandariyah dan negeri-negeri lainnya. Akhirnya kaum muslimin mendapatkan
kemenangan pada perang Ahzab tersebut tanpa pecahnya peperangan lazimnya dan Allah SWT.
membuktikan janji-Nya menaklukkan negeri-negeri besar pada masa pemerintahan Umar bin
Khathab RA.
Lihatlah pula nasihat yang teduh bagai air di padang pasir, taujih dan janji Rasulullah SAW. yang
amat menyejukkan hati keluarga Ammar bin Yasir. ‘Sabarlah wahai keluarga Yasir tempat yang
dijanjikan Allah bagimu adalah syurga’. Seuntai kalimat dari seorang murabbi akan mampu
meredam sakitnya penderitaan, menahan gejolak kesakitan dan membangkitkan semangat berbuat
meski tidak dapat merayakan kemenangan.
Wahai saudaraku yang kucintai di jalan Allah.
Perjalanan hidup umat teladan hendaknya menginspirasi aktifitas yang kita lakukan saat ini. Betapa
banyak pengalaman mereka dapat kita jadikan cermin hidup agar rambu-rambu perjalanan menjadi
jelas dan terang. Seperti jelasnya perjalanan generasi terbaik dalam sejarah umat ini sehingga
mereka mendapatkan harapannya di dunia dan akhirat tanpa takut kerugian sedikit pun.
Wahai saudaraku yang kucintai karena Allah.
Kemenangan umat terdahulu banyak kita temukan bermula dari optimisme yang tinggi untuk
meraih kemenangan. Optimisme yang stabil menghantarkan mereka cepat atau lambat menuju
kegemilangan. Karena optimisme bagian dari kemenangan itu sendiri. Baik kemenangan di dunia
ataupun di akhirat.
Optimisme orang-orang beriman sangat melekat pada jiwanya karena mereka yakin bahwa mereka
bersama Allah SWT. Dengan kebersamaannya bersama Allah itulah mereka meyakini
perbuatannya, proses dan prosedurnya serta keberhasilannya mencapai kesuksesannya. Dengan
optimisme itu segala yang berat menjadi ringan, yang susah menjadi mudah dan yang rumit menjadi
sederhana.
Ketika optimisme sudah merasuk ke jiwa maka dorongan besarlah yang muncul, dorongan untuk
melakukan sebuah cita-cita agar meraih kejayaan. Ketika seorang sahabat bertanya pada Rasulullah
SAW. ‘Bagaimana nasib saya bila maju ke medan peperangan yang sedang berkecamuk itu’, beliau
menjawab: ‘kamu akan mendapatkan syurga’ maka sahabat itu segera maju ke depan bahkan
membuang kurma yang sedang dikunyahnya seraya bergumam: ‘ini akan memperlambat saya
mendapatkan syurga’. Subhanallah begitulah sebagian dari kisah generasi teladan. 2
Saat optimisme membumbung tinggi dalam sanubari seorang mukmin ia akan bergerak, bersikap,
berjalan dan berkorban meskipun ia belum tentu dapat merasakan nikmatnya kemenangan. Karena
sesungguhnya dengan jiwa optimis itu mereka sudah mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya.
Paling tidak ia terdorong untuk memberikan sumbangsih mulianya demi keyakinan yang ia imani.
Wahai saudaraku seiman.
Saat ini hal-hal yang menghadang perjalanan kita menuju kejayaan amatlah banyak. Rintangan,
gangguan cobaan datang silih berganti. Baik yang datang dari luar ataupun yang ada dalam diri
sendiri. Sepertinya mereka tidak pernah lelah dan berhenti. Mereka tidak menghendaki
kemenangan ada di tangan kita. Apabila kita pun lelah dan jenuh menghadapinya maka selamanya
kita tidak akan pernah mencicipi rasa kemenangan itu. Tatkala kita lelah muncul bisikan-bisikan
nista sambil mengatakan untuk apa berkorban apakah pengorbanan yang kamu lakukan akan kamu
dapati hasilnya. Apakah pengorbanan itu akan kita rasakan. Jangan-jangan kita yang berkorban
malah orang lain yang menikmatinya. Dan sedihnya lagi apa yang sudah kita lakukan akan
dipungkiri dan digugat. Mereka juga akan menutup mata pada apa yang kita perbuat. Bisikan-
bisikan ini sering kali mampir di telinga kita. Seakan-akan mereka ingin menyetop lajunya langkah
kaki-kaki kita.
Wahai saudaraku yang kukasihi karena iman.
Gangguan yang menggelayuti kita mesti kita lawan, karena kita mempunyai iman, kita mempunyai
keyakinan dan kita bersama keberkahan Allah SWT. Dan itu berangkat dari jiwa optimis yang ada
dalam diri kita. Marilah kita hayati dan yakini sabda Rasulullah SAW. Di saat menghantarkan para
sahabat dalam perang ahzab:
‘Fasiruu bi barakatillah wa antum fa’izuun, Berangkatlah kalian dengan keberkahan Allah dan
kalian akan menang’.
Allahu akbar… walillahilhamd. Amien.
0 komentar:
Posting Komentar