Kamis, 28 Mei 2015

TANGIS SEORANG USTADZ



Dalam berda’wah, materi kequr’anan adalah materi asas. Baik yang menyangkut tilawah-nya, tajwid-nya, hafalan-nya, pemahaman terhadapnya, pengamalan-nya, pembentukan karakter orang-orang-nya, cita-cita-nya, dan penerapan-nya dalam kehidupan.
Namun demikian, terkadang kita temui, ada sebagian (wallahu a’lam, sebagian kecil atau sebagian besar) da’i yang bacaan Al Qur'an-nya masih belepotan, dalam arti, perbedaan antara satu huruf dengan huruf lainnya belum jelas, bahkan, ada yang warna dialek daerahnya masih sangat kental. Ada pula yang meng-ghunnah-kan huruf-huruf yang harusnya izh-har atau meng-qalqalah-kan huruf-huruf yang tidak termasuk dalam kategori qalqalah. Apalagi kalau tataran kritis kita sudah sampai pada tingkatan makharijul huruf dan shifatul huruf, tentunya, akan semakin banyak lagi fenomena-fenomena kesalahan yang terjadi pada sebagian da’i yang ada.
Ini baru kelemahan-kelemahan aspek tilawah yang berkenaan dengan tajwid, yang bisa jadi, levelnya atau maqam-nya sudah dianggap tinggi.
Namun, kenyataan yang terjadi pada sebagian da’i yang ada (wallahu a’lam, sebagian kecil atau sebagian besar), ternyata kondisinya bisa (sekali lagi) bisa lebih parah lagi, sebab, ternyata fenomena yatata’ta’ (yang membacanya masih ak uk ak uk) juga tidak bisa dikatakan sedikit, meskipun juga tidak bisa kita katakan banyak sekali, padahal, tolok masyarakat kita (meskipun sering sekali kita katakan bahwa masyarakat kita adalah masyarakat tradisional) adalah bagaimana kualitas bacaan seorang da’i.
Menyadari adanya sebagian fenomena seperti ini, ada seorang ustadz (ya, ia adalah seorang ustadz, paling tidak, begitulah sesama da’i memanggilnya) yang mengusulkan agar ditetapkan adanya satu persyaratan khusus tentang kequr’anan ini, persyaratan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, paling tidak dalam hal kemampuan tilawah yang bertajwid.
Barangkali karena pertimbangan sulitnya memenuhi permintaan itu, forum yang dihadiri sang ustadz itu tidak menyetujuinya. Yang lebih repot lagi ada suara yang mengatakan bahwa yang terpenting adalah bagaimana pengamalannya, perilakunya, dan penerapannya dalam kehidupan, bukan bacaannya.
Barangkali karena kagetnya sang ustadz itu atas suara seperti ini, sontak saja ia menangis tersedu-sedu.
Secara harfiyah, suara itu memang terkesan sangatlah shahih. Akan tetapi, kalau kita cermati secara mendalam, kita bisa menyimpulkan bahwa kalimat itu telah masuk dalam kategori: kalimatu haqqin uriida bihi baathilun (pernyataan hak, akan tetapi maksudnya tidak benar), atau paling tidak, kalimat itu adalah kalimat yang tidak secara seratus persen benar.
Ada banyak argumen yang bisa dikemukakan di sini yang bisa menjelaskan bahwa kalimat di atas tidaklah seratus persen benar.
        1.            Wahyu yang pertama kali turun adalah IQRA’ yang artinya: BACALAH, di sini bisa kita simpulkan bahwa aspek QIRA’AH memiliki tempat yang sangat tinggi dan agama Islam ini. Bahkan ia adalah MUNTHALAQ (titik tolak, atau istilah kerennya starting point) dalam agama ini.
        2.            Proses dan cara Rasulullah saw menerima wahyu-pun menunjukkan bahwa aspek QIRA’AH atau lebih tepatnya lagi aspek TILAWAH atau lebih tepat lagi aspek TALAQQI memiliki tempat yang sangat tinggi dalam agama ini.
        3.            Surat Al Qiyamah: 16 – 19 juga menunjukkan bahwa aspek QIRO’AH secara TALAQQI sangat ditekankan dalam agama ini.
        4.            Al Qur'an Al Karim, kitab yang menjadi sumber segala sumber dalam agama ini mempunyai dua nama yang sangat terkenal yaitu Al Qur'an, salah satu rahasia dari nama ini adalah karena kitab ini akan terus dijaga dan dipelihara Allah swt dalam hal BACAAN-nya.
        5.            Barangkali karena pertimbangan-pertimbangan seperti inilah, atau semacamnya, seorang ulama’ Islam yang dijuluki syaikhul qurra’ wal muhadditsin, yang biasa disebut Ibnul Jazari berkata:
وَالأَخْــذُ بِالتَّجـــْوِيْدِ حَتْــــــــــــــمٌ لاَزِمُ
÷
مَنْ لـَــــمْ يُصَحِّـــــــحِ الْقُــــــــــرْآنِ آَثِـــــــمُ
لأَنـــــــــهُ بِـــــــهِ اْلإلَـــــــهُ أَنـْــــــزَلاَ
÷

وَهَــــــــــكَذَا مِنـــْــهُ إِلَيْنــــَا وَصَـــــــــــــلاَ

Menerapkan (mempraktekkan) tajwid adalah sesuatu yang wajib dan harus.
Siapa tidak membaca Al Qur'an secara shahih, maka ia berdosa.
Karena, demikianlah Allah swt menurunkan Al Qur'an ini.
Dan demikian pula Al Qur'an itu sampai kepada kita.
        6.            Kenyataan sejarah perjalanan nabi Muhammad saw bersama para sahabatnya dalam berda’wah juga menunjukkan bahwa perhatian beliau saw terhadap Al Qur'an sangatlah besar, dalam banyak riwayat disebutkan bahwa setiap kali ada muslim baru, atau muhajir baru, segera Rasulullah saw serahkan muhajir baru itu kepada orang Anshar untuk ber-TALAQQI Al Qur'an dan TALAQQI ini merupakan materi mu’ayasyah pertama dan utama yang harus diterimanya. Dan masih banyak lagi kisah-kisah faktual sejarah yang menunjukkan bahwa Al Qur'an adalah materi pertama dan utama dalam adalah-da’watu ilallah, misalnya: kisah diutusnya Mush’ab bin ‘Umair ke Madinah sebagai duta da’wah bil Qur’an pertama sebelum hijrahnya Rasulullah saw ke sana. Kisah dikirimnya 70 QURRA’ ke suatu kabilah untuk membimbing masyarakat di sana, yang ternyata kemudian dikhianati oleh kabilah tersebut, dalam sebuah peristiwa yang terkenal dengan nama peristiwa bi’ru ma’uunah. Dan lain sebagainya.
Saudara-saudaraku yang dimulyakan Allah swt ...
Hentikanlah tangis sang ustadz di atas dengan menunjukkan secara nyata adanya gerakan QUR’ANISASI di kalangan para da’i, jangan perpanjang daftar para ustadz yang menangis karena tindakan kita yang “mengesampingkan” perhatian kita terhadap Al Qur'an ini, sebab, bila para ustadz sudah pada menangis, maka hal ini akan menjadi pertanda tidak baik bagi da’wah ini. Kita semua harus sadar, dengan kesadaran yang membangkitkan himmah, hamasah dan ‘azam yang kuat untuk mensukseskan proyek QUR’ANISASI ini, kita harus buktikan bahwa da’wah ini adalah da’wah yang mewarisi da’wah Rasulullah saw dan para sahabatnya, termasuk di dalamnya adalah mewarisi pe-NOMINASIAN AL QUR’AN dalam setiap aktifitasnya, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang pernah diadukan (Na’udzu billah min dzalik) oleh Rasulullah saw kepada Allah swt, sebagaimana yang diceritakan dalam salah satu firman-Nya:
وَقَالَ الرَّسُولُ يَارَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْءَانَ مَهْجُورًا(الفرقان [25] : 30)
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan". (QS Al Furqan [25]: 30).
Akan tetapi, kita harus terus berupaya agar kita termasuk orang-orang yang disabdakan oleh Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ (رواه البخاري)
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya.
Ya Allah swt, jadikanlah kita semua ini sebagai ahlul Qur’an, ahluka wa khashshatuka ya akramal akramin.

 


Musyaffa’ Ahmad Rahim

Senin, 25 Mei 2015

PANDUAN PELAKSANAAN ANSYITHOH RAMADHAN 1439H


PENDAHULUAN

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
[QS.Al-Baqoroh:183],

Ramadhan sebentar lagi tiba. Umat Islam seperti biasa menyambutnya dengan penuh riang gembira karena keistimewaan bulan yang penuh keberkahan ini. Begitu juga dengan kader PKS. Sebagai bagian dari keluarga besar kaum Muslimin, bahkan mereka menyiapkan sambutan yang meriah kedatangan bulan agung ini dengan sejumlah rencana aksi untuk diri mereka sendiri dan kaum muslimin secara keseluruhan. Pada satu sisi, hal ini merupakan bentuk keimanan kepada Allah swt dan RasulNya saw, namun pada sisi lain sekaligus sebagai wujud persaudaraan dan kecintaan  terhadap saudara-saudara se-Iman dan se-Islam.
Tradisi menghidupkan ramadhan dengan berbagai aktifitas positif bukanlah hal baru. Sudah sejak lama tradisi ini hidup di tengah-tengah kehidupan kader PKS. Antusiasme mereka nampak pada waktu sebelum Ramadhan tiba, saat Ramadhan, dan sesudah Ramadhan berakhir.
Untuk meningkatkan kualitas amaliyah Ramadhan, selain dilakukan secara mandiri, maka diperlukan juga arahan, kordinasi, dan juga sinergi secara jama’i. Efektifitas output dan outcome menjadi bagian dari target yang harus mendapat perhatian khusus agar apa yang seharusnya diraih oleh kaum musllimin dan kader PKS secara khusus dapat mewujud menjadi kenyataan.

TEMA KEGIATAN
Tema kegiatan yang ditetapkan oleh DPP PKS pada tahun ini adalah Terus Melanjutkan Khidmat di Bulan Penuh Rahmat, serta Mengokohkan Aspek Ruhiyah Para Mujahid Da’wah dan Meningkatkan Soliditas Kader Memasuki Jihad Siyasi Pemilukada 2018 dan Pemilu 2019. Dengan tema ini, ada 3 pesan yang akan diperkuat, Khidmah yang berkelanjutan, Ruhiyah para mujahid da’wah dan Soliditas kader dalam jihad siyasi.

TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan ansyithoh Ramadhan adalah sebagai berikut:
Meningkatkan syiar Ramadhan baik dalam menyambut maupun mengisi bulan Ramadhan
Meningkatkan ruhaniyah kader melalui berbagai amal tarbawi, manawi dan ruhi dalam kerangka penguatan soliditas kader di musim jihad siyasi
Melanjut upaya khidmat kepada umat Islam dan rakyat Indonesia di kalangan kader
Meningkatkan silaturahim dan kedekatan hubungan dengan masyarakat dan para tokoh seperti tokoh agama, tokoh masyarakat lokal, tokoh aparat dan birokrat, dan secara khusus 40 tetangga di sekitar rumah
Mendorong optimalisasi upaya pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf untuk mendukung kegiatan da’wah
Meningkatkan dan mengokohkan positioning dan citra partai, tokoh partai, bakal caleg dan kader partai sebagai parpol yang menjalani fungsi pelayanan di masyarakat.

JENIS KEGIATAN
Ada 2 jenis kegiatan berdasarkan skala pengelolaannya yang akan diselenggarakan dalam momentum Ramadhan ini, yakni:
(1) kegiatan yang berskala nasional;
(2) kegiatan berskala lokal.
Untuk kegiatan pertama, pelaksananya adalah DPP dan seluruh DPW dengan jenis kegiatan yang dipandang oleh struktur pelaksana sebagai kegiatan yang paling memberi dampak besar terhadap efektifitas pencapaian tujuan. Sementara itu untuk kegiatan kedua, pelaksananya adalah seluruh DPW, DPD, DPC, dan DPRa bersama dengan kader yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di wilayahnya masing-masing. Faktor kearifan lokal perlu mendapat perhatian khusus sehingga suasana kebersamaan masyarakat menjadi lebih terasa.

SIFAT KEGIATAN
Sifat kegiatan yang diselenggarakan di antaranya mengarah pada upaya:
Membangun ketokohan kader dan memperkuat basis sosial. Sebagai gerakan da’wah dan gerakan politik sekaligus, sudah selayaknya kita memunculkan dan/atau memperkuat ketokohan para kader di tengah-tengah umat. Karenanya, beragam kegiatan yang diselenggarakan harus mempertimbangkan sisi ini. 
Mengajak serta secara optimal kesertaan anak-anak kader dalam kegiatan-kegiatan ramadhan dan membangun interaksi mereka dengan masyarakat. Anak-anak kader sudah seharusnya dipersiapkan sebagai generasi yang akan melanjutkan estafeta kepemimpinan da’wah dari generasi terdahulunya yakni para orang tua. Di antara cara membangun leadership mereka adalah memunculkan suasana kebersamaan mereka dengan masyarakat sehingga memunculkan sikap tanggung jawab dan peduli sosial. Ramadhan bisa menjadi momentumnya dalam hal ini.
Memaksimalkan keterlibatan masyarakat dalam kepanitiaan dan pelaksanaannya sehingga masyarakat merasa memiliki program tersebut dan kemudian pada gilirannya mereka merasakan persahabatan dan kebersaman dengan keluarga besar PKS. Jarak psikologis secara perlahan akan terkikis, ketika perasaan sense of belonging terhadap PKS sudah menjadi bagian dari perasaan masyarakat.
Memiliki daya tarik di publik dan menghasilkan banyak simpati. Harus dapat diperkirakan bahwa kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Suasana seperti ini akan mendorong masyarakat untuk berkenan menghadirinya bahkan memunculkan rasa simpati yang mendalam terhadap PKS. Tidak menjadi masalah walau kegiatan tersebut adalah kegiatan pengulangan tahun sebelumnya, yang paling penting adalah mengemasnya dengan cara semenarik mungkin.
Memanfaatkan media massa dan media sosial untuk bisa terkomunikasikan dengan lebih massive kepada masyarakat. Humas di setiap level struktur bertanggung jawab penuh terhadap proses komunikasi seluruh kegiatan kepada mayarakat. Hubungan dengan media tidak bisa diabaikan walaupun disadari bahwa ada konsekwensi biaya yang tidak sedikit untuk melakukan itu semua. Tradisi kader yang sudah sangat internet minded bisa dimanfaatkan untuk membantu kerja kehumasan.
Menyertakan mitra strategis yang sudah menjain hubungan dengan kader partai. Semangat penguatan persahabatan keluarga besar PKS dengan seluruh elemen di masyarakat harus mendapat perhatian penuh dari semua jenjang struktur. Masyarakat, khususnya mitra strategis, sudah seharusnya bergandengan tangan dengan kita dalam mengelola berbagai event kegiatan. Ramadhan bukan hanya milik kader dan struktur, tapi ia adalah milik seluruh kaum muslimin. Kita adalah bagian dari umat, sebagai mana elemen lain juga menjadi bagian dari umat. Sementara, mitra strategis adalah satu di antara elemen umat yang sudah menjalin pertemanan dengan kita, karena itu sangat pantas untuk menjadi pihak yang diprioritaskan dalam membangun kerjasama.
Melibatkan mitra strategis dan kader pengusaha untuk mendukung kegiatan ansyithoh ramadhan, dalam hal pendanaan dan lainnya. Kita menyadari bahwa sumber daya kader dan struktur memiliki keterbatasan. Karenanya, sumber daya yang perlu juga dikelola adalah tidak hanya yang berada di tengah-tengah kader namun juga yang berada pada para kader yang berstatus sebagai pengusaha dan mitra strategis yang memiliki cita-cita yang sejalan dengan kita.
Meningkatkan soliditas kader melalui gerakan penyadaran arti penting kebersamaan dalam perjuangan serta melakukan hal-hal positif yang memperkuat ukhuwah di antara kader seperti saling mendoakan, memberi maaf, memberi hadiah dan aktifitas lain yang sejalan dengan itu
Membantu Bakal Calon Anggota Dewan (Pusat/Propinsi/Kabupaten/Kota) meningkatkan popularitas mereka di masyarakat dengan memunculkan ketokohan dan menunjukkan peran yang lebih bermakna di masyarakat.

TAHAPAN KEGIATAN
Tahapan kegiatan terbagi menjadi 3 tahap, yakni:
Tahap Pra Ramadhan
Di tahap ini, kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan menyambut Ramadhan dengan format kegiatan yang bernuansa meriah, dihadiri oleh banyak masyarakat, gegap gempita dan suasana serupa itu. Beberapa contoh yang sudah biasa dilaksanakan adalah:
Pawai Ramadhan
Pengajian Umum/Ceramah Sambut Ramadhan,
Tasyakuran
Menghadiri nisfu sya’ban yang diselenggarakan di masjid-masjid oleh masyarakat.
Training mengelola berbagai jenis bisnis yang relevan dengan momentum ramadhan
Training manajemen masjid khususnya dalam mengelola anak-anak pada saat sholat taraweh
Pembuatan dan pemasangan spanduk, baliho, stiker dan alat peraga lainnya untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan
Kegiatan kerja bakti bersama masyarakat dalam membersihkan masjid dan musholla
Memberikan hadiah berupa rice cooker ke masjid-masjid untuk digunakan sebagai alat memasak nasi pada setiap hari Ramadhan
Training dan Penyediaan Bahan-bahan untuk ceramah bagi para kader khutoba dan muballigh
 Kajian tentang potensi, manajemen, dan fiqh zakat untuk masyarakat dan khususnya bagi para pengelola zakat, infaq, shodaqoh, dan ziswaf

Tahap Pengisian Ramadhan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan mengisi bulan Ramadhan. Bentuk kegiatan sangat beragam, seperti:
Ceramah-ceramah agama di waktu subuh, kuliah dhuha, ceramah dzuhur di perkantoran/kampus, taushiyah jelang buka puasa, ceramah tarawih
Ifthor/buka puasa bersama
Ta’jil on the road, memberika ta’jil untuk para pengguna jalan, pengendara mobil, motor, angkutan umum dan sebagainya
Peringatan Nuzulul Quran
Lomba MTQ
Lomba tahfidzul quran
Khatmul quran
Pesantren Ramadhan
Pemberian hadiah pada kader dan tokoh
Berbisnis di bulan penuh keberuntungan
Pemberian hadiah berharga untuk para karyawan/karyawati yang bekerja di kantor sekretariat partai
Safari ramadhan para qiyadah ke wilayah-wilayah dan daerah-daerah
Pembuatan dan pengedaran surat himbauan dalam rangka mendorong para muzakki untuk menunaikan pembayaran zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf pada saat bulan Ramadhan
Sehari Bersama Al-Quran
Gerakan menghidupkan sunnah pada 10 hari terakhir dari Ramadhan
Pembentukan posko pelayanan mudik
Menyelenggarakan Bazar Sembako dan Daging murah
Menyelenggarakan Rekrutmen Kader
 Memberikan hadiah kepada sesama kader dan sosialisasi penguatan soliditas kader melalui tulisan dan agenda aksi
Memberikan hadiah kepada masyarakat sembari memunculkan ketokohan kader
Mengunjungi para tetangga dan saling berbagi dan memberi dengan mereka sebagai jabaran program “P40TANG” (Peduli 40 Tetangga)
Mengirimkan kartu ucapan lebaran kepada para tokoh ormas, tokoh ulama, tokoh politisi muslim baik di pusat maupun di berbagai daerah
Memberikan bahan makanan berupa beras ke masjid-masjid untuk menjadi bahan makanan buka puasa selama Ramadhan
Bila memungkinkan, bekerjasama dengan hotel-hotel untuk memanfaatkan makanan lebih yang masih layak untuk diberikan sebagai makanan buka puasa
Bagi kader akhwat, melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga-lembaga ormas atau lainnya untuk mengunjungi rumah tahanan dan lapas perempuan dalam rangka bersilaturahim, da’wah, dan mendoakan penghuninya

Tahap Pasca Ramadhan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilaksanakan adalah program tindak lanjutnya, seperti:
Pelaksanaan Shalat Idul Fitri,
Halal bil halal,
Open house di rumah tokoh PKS, Ketua Majlis Syuro, Presiden Partai, dan lain sebagainya

Sabtu, 23 Mei 2015

Optimis Bagian dari Kemenangan



Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh As-shalatu was salamu ala Rasulillah saw.
Ikhwati fillah…
Dalam  kelelahan,  ketegangan  dan  kekalutan  kaum  muslimin  masih  memiliki  secercah  harapan
meraih kemenangan.  Itulah yang  terjadi pada  saat kaum muslimin dikepung oleh pasukan Ahzab.
Bahkan  dalam  situasi  yang  menegangkan  dan  jauh  dari  perhitungan  untuk  menang  itu  mereka
masih  berkata:  “Inilah  yang  dijanjikan Allah  dan Rasul-Nya. Maha  Benar Allah  dan Rasul-Nya.
Tidaklah bertambah dalam diri mereka kecuali keimanan dan kepasrahan pada Allah SWT.” Dalam
kesiapan  penuh, menghadapi  kepungan musuh  dan  kondisi medan  yang  begitu  berat, Rasulullah
SAW. Memompa semangat dengan menjanjikan bahwa mereka akan dapat menundukkan Romawi,
Persia,  Iskandariyah  dan  negeri-negeri  lainnya.  Akhirnya  kaum  muslimin  mendapatkan
kemenangan  pada  perang Ahzab  tersebut  tanpa  pecahnya  peperangan  lazimnya  dan Allah  SWT.
membuktikan  janji-Nya  menaklukkan  negeri-negeri  besar  pada  masa  pemerintahan  Umar  bin
Khathab RA.
Lihatlah pula nasihat yang teduh bagai air di padang pasir, taujih dan  janji Rasulullah SAW. yang
amat menyejukkan  hati  keluarga Ammar  bin Yasir.  ‘Sabarlah wahai  keluarga  Yasir  tempat  yang
dijanjikan  Allah  bagimu  adalah  syurga’.  Seuntai  kalimat  dari  seorang  murabbi  akan  mampu
meredam  sakitnya penderitaan, menahan gejolak kesakitan dan membangkitkan  semangat berbuat
meski tidak dapat merayakan kemenangan.  
Wahai saudaraku yang kucintai di jalan Allah.
Perjalanan hidup umat teladan hendaknya menginspirasi aktifitas yang kita lakukan saat ini. Betapa
banyak pengalaman mereka dapat kita jadikan cermin hidup agar rambu-rambu perjalanan menjadi
jelas  dan  terang.  Seperti  jelasnya  perjalanan  generasi  terbaik  dalam  sejarah  umat  ini  sehingga
mereka mendapatkan harapannya di dunia dan akhirat tanpa takut kerugian sedikit pun.  
Wahai saudaraku yang kucintai karena Allah.
Kemenangan  umat  terdahulu  banyak  kita  temukan  bermula  dari  optimisme  yang  tinggi  untuk
meraih  kemenangan.  Optimisme  yang  stabil  menghantarkan  mereka  cepat  atau  lambat  menuju
kegemilangan. Karena  optimisme  bagian  dari  kemenangan  itu  sendiri. Baik kemenangan  di  dunia
ataupun di akhirat.
Optimisme orang-orang beriman sangat melekat pada  jiwanya karena mereka yakin bahwa mereka
bersama  Allah  SWT.  Dengan  kebersamaannya    bersama  Allah  itulah  mereka  meyakini
perbuatannya,  proses  dan  prosedurnya  serta  keberhasilannya  mencapai  kesuksesannya.  Dengan
optimisme itu segala yang berat menjadi ringan, yang susah menjadi mudah dan yang rumit menjadi
sederhana.
Ketika  optimisme  sudah merasuk  ke  jiwa maka  dorongan besarlah  yang muncul,  dorongan  untuk
melakukan sebuah cita-cita agar meraih kejayaan. Ketika seorang sahabat bertanya pada Rasulullah
SAW.  ‘Bagaimana nasib saya bila maju ke medan peperangan yang sedang berkecamuk  itu’, beliau
menjawab:  ‘kamu  akan  mendapatkan  syurga’  maka  sahabat  itu  segera  maju  ke  depan  bahkan
membuang  kurma  yang  sedang  dikunyahnya  seraya  bergumam:  ‘ini  akan  memperlambat  saya
mendapatkan syurga’. Subhanallah begitulah sebagian dari kisah generasi teladan.   2
Saat  optimisme membumbung  tinggi  dalam  sanubari  seorang mukmin  ia  akan  bergerak,  bersikap,
berjalan dan berkorban meskipun ia belum tentu dapat merasakan nikmatnya kemenangan. Karena
sesungguhnya dengan jiwa optimis itu mereka sudah mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya.
Paling tidak ia terdorong untuk memberikan sumbangsih mulianya demi keyakinan yang ia imani.
Wahai saudaraku seiman.
Saat  ini  hal-hal  yang menghadang  perjalanan  kita menuju  kejayaan  amatlah  banyak. Rintangan,
gangguan  cobaan  datang  silih  berganti.  Baik  yang  datang  dari  luar  ataupun  yang  ada  dalam  diri
sendiri.  Sepertinya  mereka  tidak  pernah  lelah  dan  berhenti.  Mereka  tidak  menghendaki
kemenangan ada di tangan kita. Apabila kita pun lelah dan jenuh menghadapinya maka selamanya
kita tidak akan pernah mencicipi rasa kemenangan itu.  Tatkala kita  lelah  muncul bisikan-bisikan
nista sambil mengatakan untuk apa berkorban apakah pengorbanan yang kamu lakukan akan kamu
dapati  hasilnya. Apakah  pengorbanan  itu  akan  kita  rasakan.  Jangan-jangan  kita  yang  berkorban
malah  orang  lain  yang  menikmatinya.  Dan  sedihnya  lagi  apa  yang  sudah  kita  lakukan  akan
dipungkiri  dan  digugat.  Mereka  juga  akan  menutup  mata  pada  apa  yang  kita  perbuat.  Bisikan-
bisikan ini sering kali mampir di telinga kita. Seakan-akan mereka ingin menyetop lajunya langkah
kaki-kaki kita.
Wahai saudaraku yang kukasihi karena iman.
Gangguan yang menggelayuti kita mesti kita  lawan, karena kita mempunyai  iman, kita mempunyai
keyakinan dan kita bersama keberkahan Allah SWT. Dan  itu berangkat dari jiwa optimis yang ada
dalam diri kita. Marilah kita hayati dan yakini sabda Rasulullah SAW. Di saat menghantarkan para
sahabat dalam perang ahzab:
‘Fasiruu  bi  barakatillah wa  antum  fa’izuun, Berangkatlah  kalian  dengan  keberkahan Allah  dan
kalian akan menang’.
Allahu akbar… walillahilhamd. Amien. 

Kreativitas Perjuangan






Keamanan di wilayah Jazirah Arab telah pulih kembali. Negeri ini tampak tenang setelah lebih dari satu
tahun  dilanda  berbagai  peperangan  dan  ekspedisi.  Namun  orang-orang  Yahudi  yang  telah  merasakan
berbagai  kehinaan  sebagai  akibat  dari  pengkhianatan  dan  rencana-rencana  jahat mereka  belum  sadar  dari
penyimpangannya.
Mereka  mulai  menyusun  kembali  rencana  jahatnya  terhadap  kaum  Muslimin.  Mereka  pun  mulai
melakukan persiapan untuk melancarkan pukulan  telaknya  terhadap kaum muslimin. Karena mereka  tidak
berani melakukan perlawanan secara langsung terhadap kaum muslimin, maka mereka menempuh cara yang
licik  dan  jahat  untuk  mencapai  tujuan  tersebut. Orang-orang  Yahudi  bersekutu  dengan  kaum  musyrikin
Mekah. Kemudian berangkatlah mereka menuju ke Madinah.
Seandainya pasukan yang bersekutu itu mendatangi perbatasan Madinah secara mendadak, tentu hal itu
merupakan  bahaya  sangat  mengancam  eksistensi  kaum  muslimin,  Bahkan,  mereka  mungkin  saja  dapat
membinasakan  kaum  muslimin  sampai  ke  akar-akarnya.  Namun,  kepemimpinan  Madinah  adalah
kepemimpinan  yang  senantiasa  waspada  dan  tidak  pernah  lalai,  senantiasa  memantau  keadaan  dan
memperhitungkan  segala  kemungkinan  yang  akan  terjadi.  Sebelum  pasukan  itu  bergerak  dari  posisinya,
intelijen  Madinah  telah  menyampaikan  informasi  kepada  pemimpinnya  tentang  keberadaan  pasukan
tersebut.
Rasulullah  SAW  segera  mengadakan  musyawarah  untuk  membahas  strategi  pertahanan  terhadap
eksistensi  Madinah.  Setelah  berlangsung  diskusi  antara  pemimpin  dan  anggota  musyawarah,  mereka
bersepakat  untuk  menyetujui  usulan  yang  diajukan  oleh  sahabat  mulia,  Salman  al  Farisi  ra.  Salman
mengusulkan: Wahai Rasulullah, dahulu kami adalah orang yang hidup di negeri Parsi. Apabila kami dikepung oleh
musuh, kami membuat parit.
Strategi  ini  merupakan  strategi  kreatif  yang  belum  pernah  dikenal  oleh  bangsa  Arab  sebelum  ini.
Rasulullah SAW segera menerapkan strategi kreatif tersebut. Setiap sepuluh orang, beliau beri tugas untuk
menggali  parit  empat  puluh  hasta.  Kaum  Muslimin  pun  menggali  parit  dengan  penuh  kesungguhan,
sementara  Rasulullah  SAW  terus  memberikan  motivasi  kepada mereka  dan  turut  serta  dalam  pekerjaan
tersebut. Setelah melalui perjuangan yang sangat berat, akhirnya dengan  izin Allah, kaum muslimin mampu
mengalahkan kekuatan kaum kafir dan Yahudi.
(Sirah Nabawiyah hal 428 )

Wahai para mujahid, apakah yang dimaksud dengan kreatif itu?
·  Sebuah keluarga yang berpenghasilan rendah, tetapi mereka menyusun rencana untuk dapat
menyekolahkan anaknya ke universitas. Itu adalah berpikir kreatif.
·  Pengurus  sebuah masjid  ingin mengubah masjidnya yang kerap  sepi menjadi  sebuah masjid
yang diminati masyarakat sekelilingnya. Inilah berpikir kreatif.
·  Seorang  ulama  mengembangkan  suatu  rencana  untuk  melipatgandakan  jumlah  jamaah
majelis ta’limnya. Inilah berpikir kreatif.
·  Sebuah partai politik berpikir untuk membuat perolehan suaranya lebih besar dari perolehan
pada pemilu sebelumnya, inilah berpikir kreatif!
Jadi, berpikir kreatif berarti yakin dan terus berusaha untuk menemukan cara-cara baru yang  lebih baik
agar memperoleh hasil yang lebih baik.   2
Sekarang  marilah  kita  lihat  apa  yang  dapat  kita  lakukan  untuk  mengembangkan  dan  menguatkan
kemampuan kita untuk  lebih kreatif dalam  jalan dakwah  ini. Hal yang amat  penting di awal  proses kreatif
adalah  “percayalah  jika  Allah  menghendaki  maka  hal  tersebut  dapat  dilakukan”.  Inilah  prinsipnya:  Untuk
melakukan apapun, kita harus  lebih dahulu percaya bahwa hal  itu dapat dilakukan. Percaya bahwa sesuatu
itu  dapat  dilakukan  akan  membuat  pikiran  kita  bergerak  mencari  cara  untuk  melaksanakannya.  Maka
mohonlah selalu pada Allah lalu kuatkan ikhtiar diri ini. Jika kita percaya, pikiran kita akan mencari jalan untuk
melaksanakannya.
Pernyataan di atas mempunyai  satu maksud:  Jika kita percaya  sesuatu  itu  tidak mungkin, maka pikiran
kita akan bekerja bagi kita untuk membuktikan bahwa hal itu tidak mungkin. Akan tetapi jika kita percaya,
benar-benar  percaya  bahwa  dengan  pertolongan Allah,  sesuatu  dapat  dilakukan,  maka  pikiran  kita  akan
bekerja keras bagi kita dan membantu kita mencari jalan untuk melaksanakannya.
Percaya bahwa  sesuatu  itu dapat dilakukan akan melicinkan  jalan untuk  solusi yang kreatif . Sebaliknya
percaya  bahwa  sesuatu  tidak  dapat  dilakukan  adalah  cara  berpikir  yang  destruktif.  Hal  ini  berlaku  pada
semua  situasi, besar dan kecil. Kepercayaan menghasilkan kekuatan kreatif. Ketidakpercayaan menjadi rem
bagi berpikir kreatif. Percayalah dan kita pun  akan mulai berpikir secara konstruktif. Allah akan menolong
kita dan pikiran kita pun akan mencari jalan jika kita mengizinkannya..

Dimana ada kemauan di situ ada jalan.
Inilah dasar bagi berpikir kreatif. Di bawah ini adalah dua saran untuk membantu kita mengembangkan
kekuatan pikiran melalui kepercayaan:

1.  Hapuskan  kata  tidak  mungkin  baik  dari  pikiran  kita  maupun  dari  kosakata  kita.  Tidak  mungkin
adalah kata kegagalan. Pikiran “Ini  tidak mungkin  dilakukan … “  akan memulai  reaksi  berantai dari  jejeran
pikiran  yang  mendukung  bahwa  memang  itu  tidak  mungkin  dan  membenarkan  pikiran  kita.  Jika  Allah
menghendaki maka tak ada yang tak mungkin!

2.  Pikirkan sesuatu yang istimewa yang selama ini ingin kita lakukan dalam amal dakwah ini, tetapi kita
merasa kita  tidak dapat melakukannya. Sekarang berpikirlah bahwa: Kita bisa melakukannya!, dan buatlah
sebuah  daftar  alasan mengapa  kita  bisa melakukannya.  Banyak  dari  kita  mengalahkan  dan menaklukkan
keinginan kita  hanya karena kita  berkonsentrasi  pada mencari  alasan kenapa kita  tak  bisa melakukannya,
sementara satu-satunya hal yang kita layak untuk berkonsentrasi adalah mencari alasan bagaimana kita bisa melakukannya!

Berpikirlah ke depan lebih baik.
Pikiran pemikir  tradisional menjadi  lumpuh.  Ia bernalar, “Keadaannya  sudah begini  selama  ratusan  tahun,
jadi keadaan ini pasti baik dan harus tetap begini. Mengapa mengambil resiko dengan mengubahnya?”
“Rata-rata”  orang  selalu menolak  kemajuan.  Banyak  orang menentang mobil  yang  pertama  atas  dasar
pikiran Allah menciptakan kita untuk  berjalan di  atas kaki kita  atau dengan menggunakan kuda. Apalagi
saat  pesawat  terbang  pertama mengudara,  banyak  aturan kekangan  baru yang dibuat-buat misalnya  bahwa
manusia tidak berhak memasuki bidang wewenang yang dikhususkan untuk burung.
Jika  setiap  orang  berpikiran  bahwa hanya  ada  satu  cara  terbaik untuk melakukan  suatu  pekerjaan dan
setelah  itu  jangan  pernah menyimpang dari cara tersebut, maka dapat dibayangkan kejumudan yang segera
akan merajalela dan amat membosankan.
Sebenarnya,  tidak ada  satu cara  terbaik untuk mengerjakan  apapun. Tidak ada  satu cara  terbaik untuk
menarik minat murid akan pelajaran, atau untuk tetap menjaga motivasi murid, atau untuk mendidik anak
atau bahkan menata ruangan kerja kita.
 Ada banyak cara terbaik sebanyak adanya pikiran-pikiran yang kreatif!
Jika kita membiarkan tradisi membekukan pikiran kita, maka gagasan baru tidak dapat tumbuh. Cara
berpikir tradisional adalah musuh bagi mereka yang tertarik pada program pengembangan pribadi kreatif.
Cara berpikir tradisional akan membekukan pikiran Kita, menghambat kemajuan Kita dan mencegah
kekuatan kreatif Kita. Ingatlah tidak ada yang tumbuh di dalam es!  

Berikut ini adalah tiga cara untuk memeranginya:

1.  Jadilah orang yang bersedia menerima gagasan. Sambut baik gagasan. Hancurkan pikiran penghalang
seperti “Ini tidak akan berhasil”, “ Ini tidak dapat dikerjakan “.

2.  Jadilah orang yang mau mencoba. Dobraklah rutinitas yang tetap. Pergilah melalui rute yang berbeda
ke  tempat  kerja  Kita,  kunjungi  toko  buku  dan  bacalah  buku-buku  baru,  dapatkan  teman-teman  baru,
ambillah kursus keterampilan yang belum Kita kuasai.

3.  Berpikiranlah  ke  depan  bukan  berpikir  ke  belakang  dengan  membanggakan  masa  lalu.  Janganlah
berpikir  “Itulah  cara  kami  biasa melakukannya, maka  kami  harus mengerjakannya  dengan  cara  itu”, melainkan “Bagaimana kami dapat mengerjakannya lebih baik daripada cara kerja yang biasa kami lakukan?”

Bayangkan  apa  yang  akan  terjadi  pada  sebuah  perusahaan  produksi  mobil  jika  manajemennya
membiarkan diri  berpikir,  “Tahun  ini kita  sudah mengembangkan mobil  paling  sempurna. Perbaikan  lebih
lanjut tidak mungkin dilakukan. Oleh karena  itu, semua kegiatan rekayasa & desain eksperimental dengan
ini diakhiri secara permanen .“Tidak peduli betapapun besarnya, perusahaan tersebut akan susut dengan cepat jika
bersikap  demikian!”. Orang  yang  sukses  seperti  halnya  perusahaan  yang  sukses  selalu  bertanya:  “Bagaimana saya dapat meningkatkan kualitas prestasi saya? Bagaimana saya dapat bekerja lebih baik?”

Kesempurnaan  absolut  di  dalam  semua  pengembangan  riset manusia  belum  akan  tercapai.  Ini  berarti
tersedia begitu banyak peluang yang tak ada habisnya untuk perbaikan. Para pejuang mengetahui hal ini dan
mereka  selalu mencari  cara  yang  lebih  baik. Mereka  tidak  bertanya “Dapatkah  saya mengerjakannya  dengan
lebih  baik?”  Ia  tahu  bahwa  ia  dapat,  jadi  ia  menyusun  pertanyaannya,  “  Bagaimana  saya  dapat
mengerjakannya dengan lebih baik?”.

Merawat gagasan.
Gagasan  adalah  buah  dari  cara  berpikir  kita.  Dan  gagasan  harus  digunakan  dan  dipraktekkan  agar
memiliki nilai. Gagasan adalah seperti bayi yang baru kita lahirkan, masih amat lemah untuk dapat bertahan
hidup tanpa bantuan sekelilingnya. Gagasan memerlukan penanganan khusus sejak dilahirkan hingga diubah
menjadi cara-cara praktis mengerjakan sesuatu dengan lebih baik.

Gunakan tiga cara ini untuk memelihara dan mengembangkan gagasan kita:

1.  Jangan biarkan gagasan  lepas. Tuliskan gagasan  tersebut. Setiap hari banyak  sekali gagasan
yang dilahirkan hanya untuk mati dengan cepat karena tidak dituangkan ke atas kertas. Ingatan adalah
pesuruh  yang  lemah dalam melindungi dan memelihara  gagasan  yang masih  sangat  baru. Bawa  selalu
buku catatan atau beberapa kartu kecil bersama kita, dan tuliskanlah dengan segera setiap gagasan yang
timbul.

2.  Berikutnya,  tinjaulah  gagasan  kita.  Tempatkan  gagasan  di  dalam  arsip  aktif  dan  periksa
gudang  gagasan  kita  secara  teratur.  Sementara  kita memeriksa  gagasan  kita,  sebagian mungkin  tidak
mempunyai nilai  sama  sekali. Singkirkan  gagasan  tersebut,  akan  tetapi  selama  suatu  gagasan memiliki
harapan, simpanlah terus.

3.  Tanam  dan  pupuk  gagasan  kita.  Buatlah  gagasan  bertumbuh,  pikirkan  gagasan  tersebut,
kaitkan  dengan  gagasan  lain  yang  masih  berhubungan.  Carilah  informasi  sebanyak  mungkin  yang
berkaitan dengan gagasan kita, dan jika saatnya tiba, buat gagasan itu bekerja untuk diri kita, pekerjaan
kita dan masa depan kita. Maka jadilah Ibu yang baik untuk gagasan kita.
Catatan:  Jangan  biarkan  gagasan  hanya  berada  dalam  benak  atau  arsip  kita  saja. “Juallah”  gagasan  itu
kepada  orang  lain;  teman  kita,  karyawan,  bos  kita,  ataupun  investor.  Seseorang  harus “membeli”  gagasan
tersebut agar gagasan itu menjadi bernilai dan nyata. Dan sekali lagi, jadikan perbaikan terus menerus dan
kemajuan sebagai produk kita yang paling terdepan.
Bersiagalah menyongsong kemenangan!


Minggu, 17 Mei 2015

UTUSAN-UTUSAN RASULULLAH


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus:
  1. Amr bin Umayyah ad-Dhamri ke raja Najasyi bernama Ashamah yg berarti pemberian. Najasyi menerima surat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam & meletakkannya diantara kedua matanya lalu turun dari singgasananya & duduk di atas lantai. Ia pun masuk Islam dihadapan Ja’far bin Abi Thalib & para sahabatnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat gaib ketika ia wafat. Diriwayatkan bahwa kuburannya selalu memancarkan cahaya.
  2. Dihyah bin Khalifah diutus ke Kaisar Romawi Heraklius. Ia bertanya tentang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam & meyakini kebenaran risalahnya. Ia pun ingin memeluk Islam tapi orang-orang Romawi tdk menyetujuinya lalu ia mengurungkan niatnya karena takut kehilangan kekuasaannya.
  3. Abdullah bin Huzafah as-Sahmi diutus ke Kisra Raja Persia. Setelah menerima surat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia merobek-robek suart itu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berdoa; “Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menghancurkan kerajaannya.” Allah Subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa tersebut & menghancurkan kerjaannya & kaumnya.
  4. Hatib bin Abi Baltaah al-Lahkmi diutus ke Muqauqis Raja Alexandria & Mesir. Ia pun menerima & berkata baik tetapi tdk masuk Islam. Ia memberi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hadiah budak yaitu Maria al-Qibtiyah & saudarinya Sirin. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan Sirin kpd Hassan bin Tsabit & melahirkan anaknya yg bernama Abdurrahman bin Hassan.
  5. Amr bin al-Ash diutus ke Raja Oman Jaifar & Abd putera Julandi dari Azd. Keduanya pun beriman & memeluk Islam serta membiarkan Amr mengambil zakat & mengatur pemerintahan. Dan Amr menetap disana sampai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.
  6. Salith bin Amr bin al-Amiri diutus ke Yamamah menemui Haudzah bin Ali al-Hanafi. Ia pun memuliakannya & menulis kpd Nabi saw: “Alangkah mulia & indahnya ajaran yg kau serukan. Saya adl penyeru & penyair kaumku. Berikanlah aku sebagian kekuasaan“. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk mau mengabulkan keinginannya & ia pun tdk masuk Islam & wafat ketika fathu mekah.
  7. Syuja bin Wahb al-Asadi diutus ke Harits bin Abi Syamr al-Ghassani raja Balqa sesuatu daerah di Syam. Syuja berkata:“Setibanya aku disana ia sedang berada didataran renda Damaskus lalu membaca surat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam & membuangnya seraya berkata: Saya akan datang kepadanya. Tapi Kaisar mencegahnya.
  8. Abu Umayyah al-Makhzumi diutus ke al-Harits al-Himyari salah seorang pembesar Yaman.
  9. Al-Ala’ bin al-Hadromi diutus ke Munzir bin Sawa al-Abdi raja Bahrain & membawa surat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg menyerukan kpd agama Islam, ia pun masuk Islam.
  10. Abu Musa al-Asyari & Muadz bin Jabal al-Anshari diutus ke Yaman menyeru kpd Islam. Penduduk Yaman & para penguasanya pun masuk Islam tanpa pertempuran.
Al-Hafiz Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisy, Penerjemah : Team Indonesia