Dr. Ra'fat al-Misri
Dalam melakukan amal, kita perlu mengetahui bahwa amal yang ikhlas akan terus berkelanjutan sedangkan yang tidak ikhlas mudah terputus dan terhenti..
Jika suatu amal tidak karena Allah semata maka dalam waktu dekat akan segera surut dan berkurang keberkahan dan pengaruhnya.
Diantara hal yang bisa merusak dan mengurangi kejernihan niat adalah:
Nafsu.
Nafsu merasa berat jika tidak mendapatkan bagiannya dalam suatu amal, lalu berusaha keras untuk mendapatkan apa yang bisa membuatnya ridha.
Kadang seseorang tidak merasakan "infiltrasi nafsu" untuk mengambil bagiannya yang besar, karena tabiat nafsu selalu tamak (rakus/ambisius).
Keadaan ini jika terus menguat akan menjadikan seseorang keras kepala. Diantara tandanya:
A- Tidak mau melakukan amal yang tidak mengantarnya menjadi pemimpin yang menonjol dan bintang yang mendapat tepuk tangan dan sanjungan dari banyak orang, besar dan kecil.
B- Meremehkan amal dan perjuangan orang lain, atau menganggapnya tidak penting. Sikap ini dilakukannya secara sengaja atau tidak sengaja.
C- Sibuk membela atau mengunggulkan diri dan menyerang orang lain. Sekiranya usaha yang dikerahkannya untuk sesuatu yang bermanfaat pasti hasilnya sangat besar, tetapi dia merugi. Semoga Allah menyelamatkan kita dari sifat ini.
D- Kering spiritual, lemah hubungannya dengan Allah, dan melepaskan diri dari hukum-hukum syariah. Hal ini bisa mendorongnya mencela orang-orang yang taat beragama dan melecehkan hukum-hukum agama. (ars)