Selasa, 26 Mei 2020

SURVIVE DI TENGAH WABAH




Durasi pandemi covid -19 diprediksi akan berlangsung dalam jangka hingga 1-2  tahun ke depan (sesuai prediksi dipasarkannya vaksin).

Business yang akan booming :
1.  Life Insurance,
2. E-commerce,
3. Networking Business
4. Remote working
5. Logistic
6. Online schooling
7. Webinar/online training
8. Netflix, Indihome
9. Telecommunication
10. Telemedicine
11. Cleaning services
12. Wellness
13. Medical equipments
14. Home entertainment
15. Online Transportation

Business yang akan terpuruk:
1. Hotel,
2. Travel,
3. Bioskop,
4. Mall,
5. Retail,
6. Entertainment,
7. Property
8. MICE (Meeting; Incentive, Convention & Exhibition),
9. Persewaan kantor,
10. Restoran (tidak ada Dine in).

Benefit
1. Work life balance - productivity meningkat
2. cost efisien & produktif
3. Karyawan bersedia dibayar lebih murah

Website harus jadi e-commerce.

Hotel akan food delivery juga.

Martha Tilaar dari kosmetik berubah menjadi hand sanitizer — survival modenya.

Es teler 77 saat ini akan masuk ke bisnis Frozen food.

Lippo mall/hotel difungsikan ke rumah sakit Karena memiliki RS Siloam yang sudak memiliki kompetensinya.

Dalam rangka peningkatan omzet ke Business yang lagi trending

Ruang guru & zoom semakin booming, cloud juga.

Makin banyak perusahaan akan mencari survival mode agar dapat cash flow. Ini akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.

Sejauh vaksin belum ditemukan kita akan ragu. Nanti pesawat akan adaptasi beri jarak 0.5 mtr, bioskop juga akan jadi separuh kursinya.

Perusahaan yang belum masuk digital harus bagaimana??

1. Arahnya ke cloud, IT as services. Masalah capability

2. Jualan lewat socmed

3. Model Direct Business  to Consument akan semakin ngetrend, seperti *"Life Insurance"* _yang selama sudah familiar dengan model bisnis direct business to consument_ .
Kalbe akan bangun Marketplace sendiri. Karena mengalami deepening & widening.
Produsen harus mengembangkan channelnya sendiri. Modal nyawa perusahaan di data nya. Mereka harus memiliki big data sendiri.

4. Marketplace seperti tokopedia, blibli, shopee, lazada etc akan semakin berkembang.

Dalam waktu 1 bulan dipaksa belanja online.

Strategi marketing di era covid & building branding u/ Business yang lagi bagus, mereka harus empatik. CSR harus kuat, giving, memberikan solusi. Jangan hard sell. Spiritnya membantu.

Bagi yang businessnya kurang bagus masuk ke survival mode atau pivot seperti Martha Tilaar. Lippo mall/hotel.

Semakin besar, semakin sulit berubah. Contoh :
Garuda 👉🏻 cargo;
Food 👉🏻 online delivery.

Toyota & Astra etc untuk survive tidaklah mudah, ada yang mati, ada yang survive.


UKM gampang pivot ke jualan nasi goreng dll.

Konsumen akan hold spending untuk jaga² kebutuhan yang essential seperti grocery, kesehatan & higienitas.

Segmentasi pemenuhan kebutuhan pasar. Walaupun big discount konsumen masih tahan spending. Termasuk perusahaan menunda bayar supplier. Kelangsungan hidup menjadi yang utama.

Sekolah sudah mulai online course termasuk konsumen.

Tips :
1. Jangan berpikir pandemi ini sementara, ini mirip katak yang di kuali yang airnya dipanaskan...  Karena ini bisa 1 -2 tahun menurut Jack Ma, Bill Gates, Paul Romer, Yuval Harari, etc.

2. Business yang terpuruk harus cari survival mode atau model bisnis baru.

3. Business yang booming harus branding & soft selling, jangan hard selling.

4. Makhluk yang bisa survive bukan yang paling besar/kuat/kaya tapi yang paling bisa beradaptasi ( Teori Darwin).

5. Hadapi & terima kenyataan.

6. Fokus pada hal yang mungkin dilakukan.

7. Up grade diri untuk bisa beralih dari offline selling ke online selling.

8. Bantu mereka yang harus dibantu, peduli dan berbagi.

9. Everything is changing; a new system is coming!

SUDAHKAH ANDA MEMPERSIAPKAN DIRI???

SEMOGA BERMANFAAT.
Dunia Pendidikan Tinggi harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk mempersiapkan peserta didik yg tangguh dan mampu beradaptasi dg perubahan.

Minggu, 24 Mei 2020

Selamat Idul Fitri






Taqobbalallahuminna wa minkum

Minal 'aidin Wal Faidzin ...

Raih kemenangan Haqiqi



Selasa, 19 Mei 2020

TATA CARA SHOLAT IED DI RUMAH





Tata cara shalat íed di rumah 
Firanda Andirja Abidin 

Sebelum shalat íed 

Pertama : Mandi terlebih dahulu. Disukai untuk mandi setelah terbit fajar karena hari íed dimulai sejak terbit fajar, namun sebagian ulama membolehkan untuk mandi sebelum fajar karena tujuannya adalah bersih-bersih, dan hal itu sudah tercapai meski mandi sebelum fajar(1) . Meskipun tidak ada dalil khusus yang shahih tentang hal ini akan tetapi para ulama mengqiaskan dengan shalat jum’at, padahal shalat ‘ied adalah perkumpulan yang lebih besar dan agung daripada shalat jum’at, demikian juga hari raya ‘ied lebih agung dari hari raya pekanan hari jum’at. Oleh karenanya para ahli fikih sepakat akan dianjurkannya mandi untuk shalat ‘ied. Dan telah datang dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu bahwasanya beliau mandi untuk shalat ‘ied(2) . 

Kedua : Memakan kurma dalam jumlah ganjil. Anas bin Malik berkata : “Adalah Rasulullah shallallahu álaihi wasallam tidaklah berangkat (dari rumah) pada hari íedul Fithr hingga beliau makan beberapa butir kurma…dan beliau memakannya dalam jumlah ganjil” (3) Disunnahkan untuk memakan kurma sebelum berangkat untuk menunjukan bahwa hari tersebut sudah tidak berpuasa lagi, dan dianjurkan untuk segera menunjukan ketaatan kepada Allah yang memerintahkan untuk berbuka pada hari itu. Selain itu disunnahkan makan kurma karena kebiasaan Nabi shallallahu álaihi wasallam berbuka puasa dengan kurma(4). Jika tidak ada kurma maka selain kurma juga tidak mengapa, dan sebagian ulama memandang makanan tersebut yang manis-manis(5) .


Berkaitan dengan shalat íed di rumah

Pertama : Jumhur úlama berpendapat disyariátkannya shalat íed bagi wanita, budak, orang sakit, dan musafir meskipun sendirian dan di rumah(6) . Al-Imam Al-Bukhari berkata :  : Jika seseorang terluput dari shalat íed maka ia shalat dua rakaát, demikian juga para wanita, dan orang-orang yang ada di rumah-rumah dan juga di kampung-kampung. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu álaihi wasallam, “Ini adalah adalah íed (hari raya) kita kaum muslimin” (7). Anas bin Malik memerintahkan budaknya Ibnu Abi Útbah di Az-Zawiyah(8), maka beliaupun mengumpulkan keluarganya dan anak-anaknya dan shalat seperti shalat orang-orang di kota dan sesuai dengan takbir mereka” (9). Íkrimah berkata, “Penduduk pelosok (demikian juga para petani) berkumpul tatkala íed, lalu mereka shalat dua rakaát sebagaimana yang dilakukan oleh penguasa (yang shalat íed di kota)”. Áthoo berkata, “Jika seseorang luput dari shalat íed maka ia shalat dua rakaát” (10) Atsar Anas bin Malik di atas, dan juga atsar-atsar para tabiín dijadikan dalil oleh Jumhur (mayoritas) ulama bahwasanya barang siapa yang terluput dari shalat íed, maka hendaknya ia mengqodho’nya. Yaitu ia mengqodho’ nya dengan shalat dua rakaát dan bertakbir sebagaimana shalat íed biasanya.

Kedua : Waktu pelaksanaan shalat íed adalah setelah hilang waktu terlarang shalat sunnah, yaitu kurang lebih 15 menit setelah sunrise (matahari terbit), yaitu awal waktu shalat dhuha ketika warna merah di langit telah hilang. Waktu shalat íed berakhir sebelum waktu terlarang shalat sunnah berikutnya yaitu menjelang waktu dzuhur. Ini adalah hal yang disepakati oleh para ulama(11) . 

Ketiga : Takbir 7 kali di rakaát pertama dan 5 takbir pada rakaát kedua menurut mayoritas ulama (kecuali madzhab Hanafi(12)). Hal ini berdasarkan hadits : “Bahwasanya Rasulullah shallallahu álaihi wasallam bertakbir ketika íed 12 kali takbir, 7 kali di rakaát pertama dan 5 kali di rakaát kedua” (13) 
Dan juga atsar dari Abu Hurairah. Naafi’ maula Ibnu Úmar berkata :“Aku menghadiri shalat íed al-Adhaa dan íed al-Fithr bersama Abu Hurairah, maka beliau bertakbir di rakaát pertama 7 takbir sebelum al-qiroah (sebelum membaca al-Fatihah) dan di rakaát kedua beliau bertakbir 5 takbir sebelum al-qiroáh” (14) 
Untuk takbir pada rakaát kedua maka para ulama sepakat bahwa takbiratul intiqool (takbir perpindahan dari rukun yang satu ke rukun berikutnya, seperti dari berdiri ke ruku, atau dari sujud ke berdiri) tidak masuk hitungan. Adapun untuk 7 takbir pada rakaát pertama maka para ulama berselisih apakah takbiratul ihram termasuk dalam 7 takbir tersebut atau tidak termasuk hitungan?. Madzhab Maliki dan Hanbali berpendapat bahwa takbir-takbir tersebut termasuk takbiratul ihram (15). Berbeda dengan madzhab syafií yang tidak memasukan takbiratul ihram dalam hitungan, sehingga menurut madzhab Syafi’i total takbir di raka’at pertama 8 takbir (1 takbiratul ihram ditambah 7 takbir zawaid(16)/tambahan) (17) . 

Keempat : Kapankah bertakbir dengan takbir zawaid? Jumhur ulama (madzhab Hanafi, Syafi’i dan Hanbali) (18) berpendapat bahwa takbir zawaid tersebut dibaca setelah doa istiftah. Adapun madzhab Imam Maliki berpendapat bahwa di awal shalat langsung bertakbir dengan 7 takbir, baru setelah itu membaca istiftah(19). Penulis lebih condong kepada pendapat Imam Malik, terlebih lagi Imam Malik (Imamnya kota Madinah) berdalil dengan atsar Abu Hurairah yang tinggal di Madinah sehingga Imam Malik berdalil praktik para penduduk Madinah tentang hal ini. Wallahu a’lam. 

Kelima : Hendaknya ketujuh takbir tersebut dikerjakan berurutan namun diberi jeda sedikit agar bisa diikuti oleh makmum(20). Namun para ulama berselisih apakah diantara takbir-takbir tersebut ada sesuatu yang dibaca? Madzhab Maliki(21) dan Hanafi(22) berpendapat tidak ada yang dibaca karena tidak ada dalil yang menunjukan akan hal tersebut dan inilah pendapat yang lebih kuat. Sementara madzhab Syafií(23) dan Hanbali(24) berpendapat ada yang dibaca yaitu tahlil, takbir, dan tahmid(25) 

Keenam : Mengangkat tangan setiap kali bertakbir, dan ini pendapat mayoritas ulama(26). Tidak ada hadits yang sharih (jelas) tentang hal ini, akan tetapi sebagian ulama berdalil dengan qias terhadap atsar Ibnu Umar yang ketika shalat janazah beliau mengangkat setiap kali takbir. Sisi pengqiasannya yaitu sama-sama takbir yang berulang dalam posisi berdiri. 

Ketujuh : Jika lupa takbir zawaid dan baru ingat ketika sedang membaca al-Fatihah? Jumhur ulama berpendapat bahwa tidak perlu sujud sahwi jika meninggalkan takbir zawaid, apakah dengan sengaja ataukah karena lupa(27). Jika ingatnya ketika sedang membaca al-Fatihah maka apa yang dilakukan?.Sebaiknya ia melanjutkan bacaannya dan tidak perlu mengulangi takbir zawaidnya, hal ini karena takbir tersebut hukumnya sunnah(28) 

 Kedelapan : Setelah membaca al-Fatihah maka disunnahkan membaca pada rakaat pertama surah al-A’la dan pada rakaát  kedua surah al-Ghosyiah(29), atau rakaát pertama membaca surah Qoof dan pada rakaát kedua surah al-Qomar(30)

Kesembilan : Tidak perlu khutbah setelah shalat. (31)




_________________________________________________________

(1) Lihat al-Mughni, Ibnu Qudamah 2/275 
(2) Lihat al-Majmu’, An-Nawawi 5/7. An-Nawawi menjelaskan telah datang hadits-hadits bahwa Nabi shallallahu álaihi wasallam mandi untuk shalat íed akan tetapi sanadnya lemah.
(3) HR al-Bukhari no 953 
(4) Lihat al-Mughni, Ibnu Qudamah 2/275 
(5) Lihat Hasyiah Ibni Ábidin al-Hanafi 2/168
(6) Madzhab Maliki tidak mengapa untuk shalat sendirian atau berjamaáh jika tidak hadir di lapangan untuk shalat íed. Dan wanita yang tidak menghadiri shalat íed maka dianjurkan untuk shalat íed di rumah (Lihat At-Taaj wal Ikliil, al-Mawwaaq 2/580) 
(7) Maksud al-Imam Al-Bukhari berdalil dengan hadits ini adalah bahwasanya íed adalah hari raya semua kaum muslimin, karenanya mereka semua berhak untuk beríed sehingga mereka semua (baik wanita, budak, dll) semuanya juga berhak untuk shalat íed (lihat Fathul Baari 2/475)
(8) Az-Zawiyah adalah nama lokasi dekat Bashroh, di situ dahulu ada qoshr (rumah) nya Anas bin Malik (lihat Fathul Baari 2/475) 
(9) Atsar ini disambung oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushonnaf (no 5803). Maksudnya yaitu Anas mengumpulkan keluarganya dan memerintahkan budaknya untuk menjadi imam, dan mereka shalat dua rakaát sebagaimana shalatnya imam kaum muslimin. 
(10) Shahih al-Bukhari 2/22-23
(11) Lihat al-Mughni, Ibnu Qudamah al-Hanbali 2/280, at-Taaj wa al-Ikliil, alMawwaaq al-Maliki 2/569, Hasyiah Ibni Ábidin al-Hanafi 2/171 
(12) Ada dua perbedaan mendasar Madzhab Hanafi dibandingkan madzhab jumhur ulama : Pertama : Madzhab Hanafi berpendapat baik rakaát pertama maupun rakaát kedua bertakbir 3 kali takbir zawaid (takbir tambahan, selain takbiratul ihram dan selain takbir al-intiqool), karena inilah yang dipraktikan oleh Ibnu Masúd. (Lihat Hasyiah Ibni Ábidin 2/172) Kedua : Pada rakaát kedua tidak bertakbir dulu, tapi takbil al-intiqol lalu membaca al-Fatihah dan surah, lalu baru bertakbir 3 kali (dengan takbir zawaid) lalu takbir yang ke 4 untuk ruku’. (Lihat Badaaí as-Shanaaí, al-Kasani 1/277) 
(13) HR Abu Daud no 1151, Ibnu Majah no 1278, Ahmad no 6688, dan dihasankan oleh Al-Albani di Shahih Ibnu Majah dan juga oleh Ahmad Syakir dan para pentahqiq al-Musnad (cetakan ar-Risalah)
(14) Atsar riwayat Malik di al-Muwattho’ no 619 dengan sanad yang shahih, yaitu dari Malik, dari Nafi’ (15) Madzhab Maliki : 7 takbir (termasuk di dalamnya takbiratul ihram) adapun 5 takbir tidak termasuk takbir al-intiqol (Lihat Syarh Mukhtashor Kholil, alKhurosyi 2/100 dan At-Taaj wal Ikliil, al-Mawwaaq 2/572)
Madzhab Hanbali : ada beberapa riwayat, ada yang mengatakan bahwa 7 takbir terlebih dahulu lalu baru membaca doa istiftah, ada juga yang mengatakan setelah istiftah baru bertakbir 6 kali, dan ada yang mengatakan setelah taáwwudz baru bertakbir 6 kali. Ada yang berpendapat 4 takbir setelah istiftah atau setelah taáwwudz. Dan diriwayatkan dari Imam Ahmad memilih diantara pendapat-pendapat tersebut. Dalam hal pendapat madzhab Hambali mirip dengan pendapat Madzhab Maliki yang menganggap takbiratul ihram termasuk dalam 7 takbir. (Lihat al-Inshoof, al-Mardawi 2/427) 
(16) Yang dimaksud dengan دُ ِ ائ َ زو ُت الَّ ا َ ِيرْ َّ ْكب الت” Takbir-takbir tambahan” adalah takbir-takbir selain takbiratul ihram dan selain takbir al-intiqool (takbir perpindahan dari rukun shalat ke rukun berikutnya) 
(17) Lihat penjelasan imam Asy-Syafi’i di al-Umm 1/270 Dalil keduanya adalah sama akan tetapi berbeda dalam memahami dalil. Imam Malik memahami atsar Abu Hurairah bahwa takbiratul ihram termasuk dari 7 takbir dengan amal (praktik) yang beliau dapatkan dari penduduk kota Madinah. (Lihat Bidayatul Mujtahid 1/228). Adapun menurut Asy-Syafi’i bahwa para perawi yang meriwayatkan tentang jumlah takbir shalat ‘ied mereka sedang menghikayatkan tentang takbir yang berbeda dari shalatshalat biasanya, sehingga tidak termasuk takbiratul ihram (karena ini ada pada semua shalat) sebagaimana tidak termasuk takbiratul intiqol pada raka’at kedua (karena ini ada pada semua shalat) (Lihat al-Umm, Asy-Syafi’i 1/272).
(18) Menurut imam Asy-Syafi’i setelah takbiratul ihram membaca terlebih dahulu doa istiftah lalu setelah itu baru bertakbir dengan 7 takbir zawaid, baru membaca ta’awwudz dan al-Fatihah (Lihat al-Umm, Asy-Syafi’i 1/270). Demikian pula pendapat madzhab Hanbali bahwa takbir zawaid dibaca setelah doa istiftah, dan sebagian mereka berpendapat setelah istiftah dan ta’awwudz. bahwasanya tidak langsung membaca takbir zawaid (Lihat alInshoof, al-Mardawi 2/427), dan inilah (takbir zawaid dibaca setelah istiftah dan ta’awwudz) yang dipilih oleh madzhab Hanafi (Badai’ as-Shonaai’, alKasani 1/277) 
(19) Lihat at-Taaj wal ikliil 2/570 
(20) Sebagaimana yang dijelaskan oleh madzhab Maliki (Lihat At-Taaj wal Ikliil, al-Mawwaaq al-Maliki 2/572). Adapun madzhab Hanafi berpendapat je(21) Lihat Syarh Mukhtashor Kholil, al-Khurosyi 2/100 (22) Lihat Badai’ as-Shonai’ 1/277 (23) Lihat al-Umm, asy-Syafií 1/270 dan al-Majmu’, An-Nawawi 5/21 (24) Lihat al-Mughni, Ibnu Qudamah 2/283 
(25) seperti membaca : Atau membaca dzikir-dzikir yang lainnya. (Lihat al-Mughni, Ibnu Qudamah 2/283) (26) Lihat : Badaí as-Shonaí, al-Kasani al-Hanafi 1/277, al-Majmu’, an-Nawawi asy-Syafií 5/21, al-Mughni, Ibnu Qudamah al-Hanbali 2/283. Adapun Imam Malik berpendapat tidak disunnahkan mengangkat kedua tangan ketika takbir zawaid, karena menurut beliau ini seperti takbir di tengah-tengah shalat seperti takbir hendak sujud.da tersebut seukuran membaca 3 tasbih (Lihat Badaai’ as-Shonaa’i, al-Kasani 1/277) 
(27) Ini adalah pendapat madzhab Asy-Syafií (Lihat al-Umm, Asy-Syafi’i 1/272) dan madzhab Hanbali (Lihat al-Inshoof, al-Mardawi 2/431). Adapun madzhab Maliki maka disyariátkan sujud sahwi dengan perincian berikut: Jika lupa bertakbir 7 kali, maka (1) Jika ingat setelah baca dan sebelum ruku’, maka kembali bertakbir lalu membaca dan sujud sahwi setelah salam, (2) jika ingat setelah ruku’ maka ia lanjutkan shalatnya dan sujud sahwi sebelum salam. Namun ini hanya berlaku bagi imam atau yang shalat sendirian, adapun makmum maka tidak perlu sujud sahwi jika lupa (Lihat Syarh Mukhtashor Kholil, Al-Khurosyi 2/101 dan At-Taaj wal Ikliil, al-Mawwaaq 2/572)
(28) Jika seseorang sudah terlanjur baca al-Fatihah lalu ingat bahwa ia belum bertakbir zawaid maka tidak mengapa jika ia memutuskan bacaannya lalu kembali bertakbir lagi lalu membaca ulang, namun tidak perlu sujud sahwi. Jika dia lanjutkan bacaannya dan tidak kembali bertakbir juga tidak mengapa dan tidak perlu sujud sahwi (Lihat al-Umm, Asy-Syafi’i 1/272).
(29) an-Nu’man bin Basyiir berkata : “Adalah Rasulullah shallallahu álaihi wasallam dalam shalat íed al-Fithr, íed al-Adha, dan juga shalat Jumát membaca
(30) Abu Waqid al-Laitsi berkata “Nabi shallallahu álaihi wasallam pada shalat íedul Fithr dan íedul Adha membaca surah Qof dan surah al-Qomar” (HR Muslim no 891) 
(31) Lihat Fataawa al-Lajnah ad-Daaimah 8/306, hal ini karena ketika Anas bin Malik shalat íed di rumah maka tanpa disertai khutbah. Namun sebagian ulama memandang jika memungkinkan maka boleh untuk berkhutbah. Ibnu Qosim (Maliki) berkata tentang penduduk pedalaman yang tidak wajib menghadiri shalat íed,  “Tidak mengapa mereka berkumpul dan shalat (íed) tanpa khutbah, dan jika khutbah maka bagus” (Lihat At-Taaj wal Ikliil, al-Mawwaaq 2/580) Demikian juga pendapat madzhab hambali bahwa penduduk pedalaman shalat 4 rakaát (jika tidak ikut shalat íed) kecuali ada seseorang yang berkhutbah maka mereka shalat 2 rakaát (Lihat al-Inshoof, al-Mardawi 2/428). 




  



  






Minggu, 10 Mei 2020

BAYAN DSP PKS TENTANG PELAKSANAAN ITIKAF DAN SHOLAT IED DI MASA WABAH



Berikut BAYAN DSP PKS TENTANG 
PELAKSANAAN ITIKAF DAN SHOLAT IED DI MASA WABAH







Matsurat







Do'a Al Ma'tsurat adalah kumpulan doa-doa yang dibaca setiap pagi dan sore sesuai dengan tuntunan  Nabi Muhammad SAW .  Do'a do'a ini mempunyai banyak keutamaan.   Silahkan Anda print dan hapalkan do'a ini untuk da pat dibaca setiap setelah Sholat Subuh dan Maghrib.  Mudah-mudahan kita semua mendapatkan semua keutamaan do'a - do'a tersebut dan hanya ridho Allah  lah tujuan kita semua.  A min ya Robbal 'Alamin
image
A'udzubillaahis samii'il 'aliimi minassyaithoonirrojiim  
"Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha  Mengetahui dari syaithan yang terkutuk."  
image
Bismillahirrohmaanirrohiim - Al hamdulillaahirobbil 'aalamiin - Ar rohmaanir  rohiim - Maaliki yaumid diin - Iyya ka na'budu wa iyya ka nasta 'iin -Iihdinash  shiroothol mustaqiim - Shirootol ladzina an'amta 'alaihim ghoiril magh dhuu  bi 'alaihim wa ladh dhool liin  
(1)Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha  Penyayang.  (2) Segala puji bagi A llah, Tuhan semesta alam, (3) Maha  Pemurah lagi Maha Penyayang,  (4) Yang menguasai hari pembalasan. (5)  Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah  kami mohon pertolongan (6) Tunjukilah kami jalan yang lurus, (7) (yaitu)  jalan orang-orang yang telah Engkau  anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi) dan bukan (pula jalan)  mereka yang sesat (Nasrani). (Al-Fatihah:1-7)  
10 Ayat dari Surat Al Baqarah  - 5 Ayat Pertama
image
Bismillaahirrohmaanirrohiim - Alif Laam Miim - Dza likal kitaabu laaroi  bafiihi hudal lilmuttaqiin - Al ladziina yu'minuna bil ghoibi wa  yuqiimunassholaata wa mimma rozaqnaahum yum fiquun - Walladziina yu'  minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila ming qoblika wa bil aakhiroti hum  yuu qinuun - Ulaa ika 'ala hudam mir  robbihim wa ulaa ika humul muflihuun
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  (1)Alif Laam Miim.(2) Kitab (Al Qur' an) ini tidak ada keraguan padanya;  petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,(3) (yaitu) mereka yang beriman  kepada yang gaib, yang mendirikan  shalat dan menafkahkan sebahagian  rezki yang Kami anugerahkan kepada  mereka,(4) dan mereka yang beriman  kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah  diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab  yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya  (kehidupan) akhirat.(5) Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari  Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Al-Baqarah:  1-5) 
- Ayat Kursi dan 2 Ayat setelahnya
image
image
Alloohu laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuumu laa ta'khuzuhuu sinatuw walaa  naumun lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardhi man dzalladzii yasyfa'u  'indahu illa bi idznihi ya'lamu maa ba ina aidiihim wa maa kholfahum wa laa  yuhiithuuna bisyai-in min  'ilmihi illaa bi maa syaa -a wasi'a kursiyyuhus-samawaati wal ardhi wa laa yauuduhu hi fzuhuma wahuwal 'ali yyul 'azhiim. La  ikroha fid-diini qot tabayyanar-rusydu minal ghoyyi famay yakfur bith-thooghuuti wa yu' minu billahi faqo dis tamsaka bil 'urwatil wutsqoo lan  fishooma laha wallohu samii'un aliim . Allohu waliyyul ladziina aamanuu  yukhrijuhum minazh-zhulumaati ilan-n uuri walladziina kafaruu awliyaa-u  humuth-thooghutu yukhri-juunahum minan-nuuri ilazh-zhulumaati ulaa-ika  ash-haabun-naarihum fiihaa khooliduun 
(255)Allah, tidak ada Tuhan (yang be rhak disembah) melainkan Dia Yang  Hidup kekal lagi terus menerus mengur us (makhluk-Nya); tidak mengantuk  dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang  dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak  mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.  Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat  memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (256) Tidak  ada paksaan untuk (memas uki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas  jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang  ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia  telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.  Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (257) Allah Pelindung  orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan  (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaithan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya  kepada kegelapan (kekafiran). Mereka  itu adalah penghuni neraka; mereka  kekal di dalamnya.  (Al-Baqarah: 255-257)
3 Ayat terakhir
image
image
Lillahi maa fis-samawaati wa maa fil ardhi wa in tubduu ma fii anfusikum aw  tukhfuuhu yuhaasibkum bi hillaahu fayaghfiru limay-yasyaa-u wa yu'adzibu  may-yasyaa-u wallohu 'alaa kulli syai-in  qodiir. Aamanar rosuulu bima unzila  ilaihi mir-robbihi wal mu'minuuna kullu n aamana billahi wa malaaikatihi wa  kutubihi wa rusulihi laa nufarriqu baina ahadim-mir-rusulihi waqoluu sami'na  wa atho'naa ghufronaka robbana wa ilaikal-mashiiru. Laa yukallifullohu  nafsan illa wus'ahaa lahaa maa kasaba t wa 'alaiha maktasabat, robbana laa  tuaakhidznaa in nasiina aw akhtho'naa, robbana walaa tahmil 'alainaa ishron  kama hamaltahu 'alal-ladziina min qobl inaa, robbana wa laa tuhammilnaa maa  laa thooqotalanaa bihi wa'fu 'annaa waghfirlanaa warhamnaa anta maulaanaa  fanshurnaa 'alal-qoumil-kaafiriin 
(284)Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada  di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau  kamu menyembunyikannya, niscaya  Allah akan membuat perhitungan  dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa  yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan  Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(285) Rasul telah beriman kepada Al  Qur'an yang diturunkan kepadanya da ri Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami  tidak membeda-bedakan antara seseoran g pun (dengan yang lain) dari rasul  rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat".  (Mereka berdoa):"Ampunilah kami ya  Tuhan kami dan kepada Engkaulah  tempat kembali".(286) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai  dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang  diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.  (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, ja nganlah Engkau hukum kami jika  kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan  kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada  orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau  pikulkan kepada kami apa yang ta k sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong  kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (Al-Baqarah: 284-286) 
image
Bismillaahir-rohmaanir-rohiim. Qul huwalloohu ahad. Alloohush-shomad.  Lam yalid walam yuulad. Walam ya kul-lahuu kufuwan ahad (3x) 
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah  lagi Maha Penyayang.  (1)Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, (2)Allah adalah Tuhan yang  bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3)Dia tiada beranak dan tiada  pula diperanakkan, (4)dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".  (Dibaca 3x) 
image
Bismillaahir-rohmaanir-rohiim. Qul a'uudzu birobbil-falaq. Min syarri maa  kholaq. Wamin syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wamin Syarrin-naffaatsaati fil-'uqod. Wamin syarri haas idin idzaa hasad (3x) 
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  (1)Katakanlah: "Aku berlindung kepa da Tuhan Yang Menguasai subuh, (2) dari kejahatan makhluk-Nya, (3)dan dari kejahatan malam apabila telah  gelap gulita,(4) dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang  menghembus pada buhul-buhul, (5)dan dari kejahatan orang yang dengki  apabila ia dengki" (Dibaca 3x) 
image
Bismillaahir-rohmaanir-rohiim. Qul a'uudzu birobbin-naas. Malikin-naas.  Ilaahin-naas. Minsyarril-waswaasil-k hon-naas. Alladzii yuwaswisu fii  shuduurin-naas. Minal-jinnati wan-naas (3x)
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  (1)Katakanlah: "Aku berlindung ke pada Tuhan (yang memelihara dan  menguasai) manusia. (2)Raja manusia. (3)Sembahan manusia. (4) dari  kejahatan (bisikan) syaithan yang bi asa bersembunyi,(5 )yang membisikkan  (kejahatan) ke dalam dada manusia.  (6)dari (golongan) jin dan manusia.  (Dibaca 3x)
image 


“Ashbahnaa wa ashbahal (Amsaina wa amsaa) mulku Lillahi walhamdu Lillahi Laa Syarii kalah Laa ilaaha illa huwa Wa illaihin nusyur” (3 kali ) 
“Kami berpagi hari dan berpagi hari pula kerajaan milik Allah, Segala puji bagi Allah, tiada sekutu bagi-Nya, tiada Tuhan melainkan Dia dan kepada-Nya tempat kembali”
image 
“Ashbahnaa (amsainaa) ‘ala fithrotil Islam wa kalimatil ikhlash wa ‘ala diini nabiyinaa Muhammadin shollawllahu ‘alaihi wasalam wa ‘ala millati abiinaa Ibroohima haniifan wa maa kana minal musyrikiin “ (3 kali )
“Kami berpagi/bersore hari di atas fitrah Islam, di atas kalimat ikhas, di atas agama nabi kami: Muhammad saw, dan di atas millah (agama) bapak kami : Ibrahim yang hanif. Dan ia bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.
  
image 
“Allahumma innii ashbahtu (amsaitu) minka , fii ni’matin wa‘aa fiyatin wa sitrin fa A timma ‘alaiya ni’mataka  wa‘aa  fiyataka wasitroka fiddunyaa wal aakhirah. (3 kali )
“Ya Allah, sesungguhnya aku berpagi/bersore hari dari-Mu dalam kenikmatan, kesehatan dan perlindungan. Maka sempurnakanlah bagiku kenikmatan, kesehatan dan perlindunga-Mu di dunia dan akhirat. “
image 
“Allahumma maa ashbaha (amsaa) bii min ni’matin awbiahadin min kholqika faminka wahdaka laa syarikalaka falakal hamdu walakasyukru” (3 kali ) 
“Ya Allah, segala kenikmatan yang berpagi/bersore hari (terjadi) bersamaku atau bersama salah seorang dari makhluk-Mu, adalah dari-Mu semata; tiada sekutu bagi-Mu. Maka bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu rasa syukur”
  
image 
Yaa robbi lakal hamdu kamaa yanbagii lijalaali wajhika wa’adhziimi sulthonik (3 kali ) 
Ya Robbi, bagi-Mu segala puji sebaimana seyogyanya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasan-Mu
image
Rodhii tu billahi robba wa bil islamidiina wa bi Muhammadin nabiyaw warosuula (3 kali )
“Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai Nabi dan Rasul”
image
Subhaanallahi wa bihamdihi ‘adada kholqihi wa ridhoo nafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midadaa kalimaatihi (3 kali ) 
Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya sejumlah makhluk-Nya, serela diri-Nya, seberat arsy-Nya dan sebanyak tinta (bagi) kalimah Nya. 
  
image
Bismillahil ladzii laa ya dhurru ma’asmihi syaiun fiil ar dhi walaa fisamaa I wa huwas samii’ul ‘aliim  (3 kali ) 
“Dengan nama Allah, yang bersama namaNya tidak akan membahayakan sesuatupun yang ada di bumi dan langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi maha Mengetahui
image
Allahumma inna na’uzdu bika min an nusyrika bika syai an na’lamuhu wa nastaqfiruka lima laa na’lamuh (3 kali ) 
“Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kamu mohon ampun kepada-Mu untuk sesuatu yang tidak kami ketahui”
image
A’udzu bika limaatil llahit tammaa ti min syarri maa kholaq (3 kali )
Aku berlindung dengan kalimat Allah yang maha sempurna dari kejahatan (makhluk) yang ia ciptakan.
image
Allahumma inni a’uudzu bika minal hammi wal hazan wa a’uzuu bika minal ‘ajzi wal kasal wa ‘auuzu bika minal jubni wal bukhl wa a’uzuu bika min gholabati daini wa kohrirrijal (3 kali ) 
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari beban hutang dan kesewenang-wenangan orang lain.
image
Allahumma ‘aafinii fii badanii, Allahumma ‘aafinii fii sam’ii, Allahumma ‘aa finii fii bashorii (3 kali )
Ya Allah, sehatkanlah badanku; ya Allah sehatkanlah pendengaranku; ya Allah sehatkalah pengelihatanku 
image
Allahumma innii ‘auudzu bika minal kufri wal faqr, Allahumma inni ‘auudzu bika min ‘adzabil qobri, laa ilaaha illa anta (3 kali )
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran ; ya Alah aku berlindung kepda-Mu dari azab kubur. Tiada Tuhan kecuali Engkau.
image
Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta kholaqtanii wa a naa ‘abduka wa a naa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika maastatho’tu a’udzubika min syarrimaa shona’tu abuu u laka bini’matika ‘alaiya wa a buu u bizanbii faagfirlii fainnahu laa yaghfiru dzunuuba illa anta (3 kali )
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janji-Mu, semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat-Mu (yang Engkau anugrahkan) kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni segala dosa-dosa kecuali Engkau. 
image
Astagfirullahal ladzii laa ilaaha illa huwal haiyul qoiyuum wa atuu bu ilaih (3 kali ) 
Aku mohon ampun kepada Allah, yang tiada Tuhan kecuali Dia, yang Maha Hidup Kekal dan senantiasa mengurus (mahluk-Nya) dan Kepada_nya aku bertaubat.
image
Alloohumma sholli 'alaa muhammadin wa 'alaa alii muhammad, kamaa  shollaita 'alaa ibroohiima wa 'alaa aali ibroohiim, wa baarik 'alaa  muhammadin wa 'alaa alii  muhammad, kamaa baarokta 'alaa ibroohiima wa  'alaa aali ibroohiim, fil 'aalamiina  innaka hamiidum majiid (10x) 
Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya , sebagimana Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarganya. Berikanlah barakah kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana telah Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarganya, di alam ini. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Terpuji lagi Maha mulia.
image
Subhaanallah wal hamdu lillahi wa laa ilaa ha illallahu waw llahu akbar (100 kali)
Maha suci Allah, segala puji pagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Mahabesar.
image
Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu  yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir (10x)
Tiada Tuhan melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.
image
Subhaanakalloohumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illaa anta  astaghfiruka wa atuubu ilaik (3 kali )
Mahasuci Engaku, ya Allah dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.
image
Alloohumma sholli 'alaa sayyidina muhammadin 'abdika wa nabiyyika wa  rosuulikan-nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa sallama tasliiman  'adada maa ahaatho bihi 'ilmuka wa kh oth tho bihi qolamuka wa ahshoohu  kitaabuk, wardholloohumma 'an saadaatinaa abii bakrin wa 'umaro wa  'utsmaana wa 'aliyy, wa 'anishshohaabat i ajma'iin, wa 'anit-taabi'iina wa  taabi'iihim bi ihsaanin ilaa yaumid-diin 
Ya Allah, Berikanlah shalawat kepada nabi Muhammad sebagai; hamba-Mu, nabi-Mu, dan rasul-Mu; nabi yang ummi. Juga kepada keluarga dan para sahabatnya serta berikanlah keselamatan sebanyak yang terjangkau oleh ilmu-Mu; yang tergores oleh pena-Mu; dan terangkum oleh kitab-Mu. Ridhailah ya Allah, para pemimpin kami: Abu bakar, Umar, Ustman dan Ali, semua sahabat, semua tabi’in dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka sampai hari pembalasan. Mahasuci Tuhan-Mu; Tuhan kemuliaan, dari apa-apa yang mereka sifatkan. Dan keselamatan semoga tercurah kepada para utusan dan segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.

Jumat, 08 Mei 2020

Kajian Ramadhan 1441 H


Kajian Ramadhan 1441 H 











Insyallah kajian live bersama KH. Zaenudin Sulaiman, LC

Akan dimulai pukul 09.00 WITA

Langsung di:

https://youtu.be/LkRbt383EjE

*Jangan lupa Subcribe, like, coment and share*

Dan juga di FB : 
https://www.facebook.com/ikadi.ntb.5

Fanspage Ikadi NTB:
https://www.facebook.com/1ikadintb/

Bantu sebarkan

Selasa, 05 Mei 2020

Pemimpin Kompeten & Sholeh


TGH Abdul Manan Lc (Calon Wk Walikota Kota Mataram) dan Akhmad Fadli ST (Wk Ketua DPD PKS Kota Mataram)


Setidaknya ada 3 hal yang harus dimiliki pemimpin ke depan utk meraih cita cita mensejahterakan rakyatnya yaitu :

1. Performa
Performa kebangkitan signifikan yang dihasilkan dari aura  pemimpin yang siap bertempur melawan kemiskinan dan keterpurukan. Siap menampilkan wajah  yang benar benar menjadi solusi sekaligus teduh dan menarik, setidaknya dapat membangkitkan asa masyarakat akan munculnya kesejahteraan.

2. Kompetensi
Tidak hanya bermodalkan performa, tapi selalu me refresh kompetensi dalam melayani ummat, menjawab tantangan kehidupan sekaligus memberdayakan segala potensi yg ada pada masyarakat
Output pelayanan pun harus berdasarkan pada standard quality control yang terukur, sehingga peningkatan kapasitas atau kompetensi harus dilakukan secara berkala bagi SDM pelayan rakyat yang tangguh.

3. Semangat
Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Selaras  bukan melulu konsep di atas kertas yang tak berkait dengan tindakan-tindakan real. Dia merupakan suatu kerja yang terarah dan untuk mengarahkannya, dilandasi konsep yang benar. Bersifat aktif dan kontinyu. Untuk itu kita butuh sejuta semangat sebagai bahan bakar kerja nyata, sejuta langkah tegap dalam memperjuangkan visi perubahan dan sejuta pengorbanan yg menjamin tercapainya kesejahteraan rakyat !!!