MAKNA INVASI
PEMIKIRAN
( مَعْنىَ اْلغَزْوُ اْلفِكْرِيْ )
Invasi/serangan pemikiran atau dalam bahasa Arab dinamakan غَزْوُاْلفِكْرِيْ dan dalam basaha Inggris disebut
sebagai brain-washing, thought-control, menticide adalah istilah yang menunjuk kepada suatu program yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis oleh musuh2 Islam untuk melakukan pendangkalan
pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin, dengan tujuan agar kaum muslimin
tunduk dan mengikuti cara hidup mereka sehingga melanggengkan kepentingan
mereka untuk menjajah (baca : mengeksploitasi) sumberdaya milik kaum muslimin.
Invasi pemikiran (atau غَزْوُاْلفِكْرِيْ selanjutnya
disingkat GF) dilakukan oleh para musuh Islam melalui berbagai iklan, teori,
slogan, serta propaganda yang tidak benar dengan pertimbangan bahwa ia jauh
lebih efektif dibandingkan dengan melakukan peperangan militer/fisik,
kelebihan2 GF diantaranya adalah sbb :
ASPEK
|
PERANG FISIK
|
INVASI PEMIKIRAN
|
Ø Biaya
Ø Jangkauan
Ø Obyek
Ø Dampak
Ø Persenjataan
|
Sangat mahal
Terbatas di front
Obyek merasakan
Mengadakan perlawanan
Senjata berat
|
Murah dan dikembalikan
Sampai ke rumah2
Sama sekali tidak merasa
Menjadikan idola
Slogan, teori, iklan
|
Sejarah GF sudah ada setua
umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah Iblis la’natullah ketika berkata kepada Adam
as : “Sesungguhnya Allah melarang kalian
memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat
hidup abadi” (QS 7/20). Dalam perkataannya ini Iblis tidak menyatakan bahwa
Allah tidak melarang kalian … karena
itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as, tetapi
Iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT sesuai dengan
keinginannya, yaitu dengan menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuatnya
sendiri melalui logikanya dimana ia tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan
tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid2 Iblis dimasa kini selalu
berusaha melakukan GF dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai
dengan maksud jahatnya, dan itu terjadi pada berbagai bidang seperti
Pendidikan, Sejarah, Ilmu Pengetahuan, Media Massa, dsb. Tetapi serangan tsb
dilakukan dengan cara yang sangat halus, sehingga hanya orang2 yang dirahmati
Allah SWT yang mampu mengetahuinya. Adapun akar penyebab sehingga terjadinya
penguasaan pemikiran terhadap ummat Islam tsb, diantaranya adalah sbb ;
PERSOALAN INTERNAL/KEJIWAAN KEBODOHAN TERHADAP ISLAM
قَضِيَّةُ
الَّنفْسُ اْلبَشَرِيَّةِ – اَلْجَهْلُ بِاْلإِسْلاَمِ
1. Kecenderungan (مُيُوْلٌ). Yaitu kecendrungan manusia
baik terhadap hal yg positif atau sebaliknya pada hal2 yg negatif, dan yg kedua
ini yg berbahaya (QS 7/172).
2. Watak (طَبِيْعَةٌ). Yaitu karakteristik
dasar/bawaan seperti mudah tersinggung, pemarah, senang bercanda, yg berbeda
untuk setiap suku & bangsa.
3. Syahwat (شَهْوَاتٌ). Yaitu menuruti hawa nafsu
yg senantiasa mengajak kepada kejahatan & kerendahan (QS 12/53).
4. Instink (غَرَاإِزٌ). Yaitu naluri manusia,
seperti kesenangan pd lawan jenis, pakaian bagus, makanan enak, dsb (QS 3/14).
PROBLEMATIKA POLITIK KONTEMPORER
قَضِيَّةُاْلمُعَاصِرَةِ
1. Penyimpangan Dari Masa ke Masa Yg Menyebabkan Lemahnya
Pemahaman Keislaman ( إِنْحِرَافُ اْلعُصُوْرِ –
اَلْجَهْلُ بِاْلإِسْلاَمِ)
a. Pemerintahan Tirani (مُلْكًا
عَضُوْضًا). Dari generasi ke generasi pemerintahan yg tdk Islami
cenderung menjadi tiran dan berbuat kerusakan (QS 27/34).
b. Kebaikan Ditengah Kerusakan (خَيْرٌفِيْهِ
دَخَنْ), artinya ada pembangunan & perbaikan, tetapi kerusakan yg
ditimbulkan jauh lebih besar (QS 30/41).
c. Para Propagandis ke Neraka (دُعَاةٌ
عَلىَ أَبْوَابِ جَهَنَّمْ), para penyeru amoral, hedonis, dan berbagai
kerusakan & kesesatan (QS 71/23).
d. Pengabaian Terhadap Ikatan Islam نَقْضُ
عُرَىاْلإِسْلاَمِ : اَلْحُكْمُ - اَلصَّلاَةُ)). Ditinggalkannya ikatan
Islam, yg paling pertama lepas adalah hukum & yg paling terakhir adalah
shalat.
2. Penyimpangan Dampak Dari Penjajahan Yg Menyebabkan
Penguasaan oleh Musuh Islam ( أَمْرَاضُ
اْلإِحْتِلاَلِ - تَسَلُّطُ اْلأَعْدَاءِ )
a. Tumbuhnya Sarana2 & Lembaga Kekufuran dan
Kemaksiatan (اَلْمُأَسَّسَاتُ اْلكَافِرَةِ), baik dibangun oleh kaum
kafirin, maupun oleh para pengikutnya di negeri ini (QS 2/11-12).
b. Ketertinggalan IPTEK (اَلتَّخَلُّفُ
اْلمَادِيْ), demikianlah barangsiapa yg meninggalkan ilmu &
bermalas2an maka akan dikalahkan oleh bangsa yg rajin (QS 8/60).
c. Paradigma Berfikir Yg Salah (اَلتَّرْكِيْبُ
اْلفِكْرِي اْلخَطَإِيْ), fikrah yg dikuasai oleh ghazwul fikri,
sehingga memahami Islam secara parsial tdk komprehensif (QS 2/208).
d. Kejiwaan Yg Menyimpang (اَلتَّرْكِيْبُ
النَّفْسِ اْلخَطَإِيْ), baik dlm keinginan, cita2, hobbi yg jauh dari
nilai Islam (QS 3/14).
3. Kekuatan Yg Menghadang Yg Menyebabkan Penguasaan
Yg Terorganisir (اَلْقُوَّى اْلُمَعَادِيَّةُ –
اَلْجَهِلِيَّةُ الُمُنَظَّمَةِ)
a. Dominasi Sistem Non Islam dg Perencanaan Yg Matang
(أَلتَّخْطِيْطُ), lembaga kekafiran &
kemunafikan didukung dg SDM yg hebat & terdidik (QS 20/85, 87-88, 95-96).
b. Dg dukungan Struktural Yg Rapih (أَلتَّنْظِيْمُ), lembaga2 tsb tersusun
& terorganisir secara baik didukung dg aliran dana internasional (QS 8/36).
c. Dg fasilitas dan peralatan yg Canggih (اَلْوَسَاإِلُ), dilengkapi dg sarana2
canggih, seperti media massa ,
majalah, buku2, dsb (QS 8/73)
Ketiga hal ini menyebabkan kondisi ummat Islam yg
seperti buih/اَلْغُثَاإِيَّةُ (tidak memiliki nilai dan
mudah dibawa arus).
Diantara solusinya secara Islami adalah :
v
Peningkatan pemahaman keislaman yg benar (اَلإِمَانُ
اْلأَمِيْقُ), artinya memahamai Islam secara komprehensif
tidak parsial & tambal-sulam. Hal ini membutuhkan sistem pengkajian materi
keislaman secara utuh (كَافَّةٌ) & intensif (إِسْتِمْرَارِيَّةٌ) (QS 62/2).
v
Penguasaan IPTEK (اَلْعِلْمُ الدَّقِيْقِ), yaitu agar Islam tdk hanya
difahami sebatas ruanglingkup sempit seperti mesjid, pesantren, majlis ta’lim,
dsb melainkan secara luas bahwa semua ilmu yg dipelajari asal berniat ikhlas
dan sesuai dg tuntunan syari’at akan bernilai ibadah disisi Allah SWT (QS
47/19).
v
Melaksanakan Dakwah & Jihad secara berkelanjutan (اَلْعَمَلُ
اْلمُتَوَاصِلُ), artinya bahwa perbaikan Islam tdk cukup sekedar
baiknya pribadi2 (اَلشَّخْصِيَّةُ\اَلْفَرْدُاْلإِسْلاَمِيْ) tetapi juga harus terus dlm
bentuk keluarga yg Islami (اَلأُسْرَةُ اْلإِسْلاَمِيَُّ), kemudian masyarakat (اَلْمُجْتَمَعُ
الإِسْلاَمِيْ) sampai pada pemerintahan/politik yg islami pula (اَلْحُكُمَةُالإِسْلاَمِيُّ), bahkan sampai pada tingkat
dunia yg Islami (أُسْتَا ذِيَّةُ اْلعَالَمِ) (QS 21/107, 34/28).
Allahumma a’izzal
Islama wal muslimin, wakh dzul man khadzalal muslimin …
0 komentar:
Posting Komentar