Kamis, 18 Agustus 2022

BAHAGIA ITU SEDERHANA

 




1. Bahagia itu Berbagi Cerita Bersama Teman


Mempunyai teman yang mendukung dan akrab dengan kamu bisa jadi anugrah paling indah yang ada di hidupmu. Kamu bisa menangis, tertawa, bercanda, dan riang bersama. Momen-momen bersama mereka sering kali kamu abadikan dalam foto dan video.


Biar begitu, tak banyak yang menyangka bahwa punya kawan merupakan kebahagiaan tersendiri dalam hidup. Kamu bisa dekat dengan seseorang yang mengerti kamu dan memahami serta menerima kamu apa adanya. Rasanya, tak ada kebahagiaan lain yang bisa diungkapkan jika sudah bersama kawan-kawan. Travelling jadi hal yang mengasyikan dan membahagiakan ketika dilakukan dengan mereka.


2. Bahagia itu Berkumpul Bersama Keluarga


Siapa yang selalu ada ketika kamu susah dan senang, guys? Yup, jawabannya keluarga. Tak ada harta yang lebih berharga selain keluarga, Untuk itulah, waktu-waktu bersama keluarga jadi hal paling bahagia untuk kamu buat dalam hidup. Keluarga jadi semangat untuk kamu bertahan dalam masalah silih berganti. 


Untuk itu, buatlah hidupmu semakin berbahagia dengan membuat keluargamu semakin bahagia. Tawa canda mereka tentu tawa candamu juga. Jadi, jangan biarkan waktu bahagia bersama keluarga lewat begitu saja tanpa kamu menyadari bahwa merekalah yang sudah mendukungmu apa adanya. 


3. Bahagia Itu tetap Produktif 


Banyak orang mendapatkan kebahagian ketika berhasil menghasilkan sebuah produktifitas yang bisa dinikmati oleh orang lain, mungkin salah satunya kamu. Apalagi, ketika karya itu dipuji dan diapresiasi sebagai sebuah karya yang bagus. Wah, perasaannya luar biasa bahagia!


Untuk itu, kamu juga harus mendorong dirimu untuk membuat karya dan diingat orang sebagai salah satu pembuat karya terbaik. Apapun dan dimanapun bidangmu, kamu bisa mendapat bahagia dengan membuahkan karya yang bisa dinikmati oleh orang lain. 


4. Bahagia itu Dicintai dan Dihargai


Siapa yang tak suka dicintai dan dihargai? Semua orang, termasuk kamu, akan berbahagia ketika merasa dicintai dan dihargai kehadirannya di suatu tempat atau komunitas. Perasaan itu bisa jadi 2x lipat ketika kamu bisa memberikan kontribusi yang maksimal untuk orang-orang di sekitar kamu. 



Biar begitu, definisi bahagia ini tak bisa kamu dapatkan serta merta. Kamu harus berjuang sehingga orang lain akan dengan sepenuh hati mencintai dan menghargai kehadiranmu di sana. Jika kedua hal dan perasaan ini sudah kamu dapat, hidupmu tentu akan semakin indah dan bahagia dengan definisi bahagia yang tepat.


5. Bahagia itu Belajar Dari Kesalahan


Sebagai seorang manusia, semua orang tak pernah luput dari kesalahan. Hal itu sudah menjadi suatu hal yang biasa. Namun, hal yang luar biasa jika kamu bisa belajar dari kesalahan itu dan memberikan efek positif dari hidupmu ke depannya.


Hidupmu tentu akan lebih berbagia ketika kamu bisa melakukan hal yang lebih baik lagi yang berawal dari kesalahan. Yang lebih membahagiakan adalah ketika hasil pembelajaran kamu itu mendapat pujian dari banyak orang. Pasti seneng banget deh!


6. Bahagia itu Memberi


Jika kamu mencari arti dan definisi dari bahagia, mulailah dengan sering memberi. Kamu pasti akan merasakan sebuah perasaan dimana bangga dan senang bahwa kamu bisa berguna bagi orang lain, terutama mereka yang hidup dalam kekurangan. 


Kamu tak perlu punya banyak uang atau harta dulu untuk memberi. Hal-hal kecil seperti berbagi makanan atau berbagi ilmu juga baik untuk kamu lakukan. Kebahagiaanmu tentu akan berlipat ganda ketika kamu melihat ilmu yang kamu berikan membantu orang lain untuk merubah hidupnya. 

7. Bahagia itu Menjadi Diri Sendiri


Definisi lain dari bahagia adalah menjadi diri sendiri dan bebas menjadi apa yang kamu mau. Kamu merasa bahwa semua yang kamu lakukan itu baik untuk mencapat life goals kamu. Kamu tidak merasa bahwa untuk disenangi orang lain, kamu perlu merubah bagaimana adanya dirimu. 


Kamu bebas mengatur hidupmu dengan arah dan tujuan hidupmu tanpa ada orang lain yang mencoba mencampuri dan mempengaruhi dirimu. Eitsss... jangan lupa. Kebebasanmu juga tetap dalam lingkaran aturan dan norma yang berlaku.  


8. Bahagia itu Sehat 


Last but not least, semua pasti akan setuju bahwa kebahagiaan hakiki didapat ketika kamu merasa sehat walafiat dalam menjalani hidup. Kamu bebas melompat, berlari, berjalan, atau melakukan hal yang kamu senangi. Kamu menikmati semuanya dengan kesehatan kamu. 


Jika tubuh kamu terjaga kesehatannya, kamupun bebas melakukan apapun, termasuk melakukan hal yang berat seperti hiking ataupun diving. Dengan tubuh yang sehat, kamu bisa menikmati segala yang orang mungkin tak bisa lakukan.

Selasa, 16 Agustus 2022

Kalimat Terlarang Bagi Pengusaha,

 




Jangan pernah Katakan 5 Hal ini.


1. SAYA TIDAK BISA

Ketika Kata Ini Di Ucapkan Kerja Otak Kita Menutup Untuk Mencari Jalan Keluar, Namun Sebaliknya Jika SAYA BISA Maka Otak Akan otomatis Bekerja Keras Mencari Jalan Keluar.


2. TIDAK MUNGKIN

Ketika Kata Ini Di Ucapkan Maka Kita Sudah Tidak Percaya Lagi Dengan Muk'zizat Tuhan. Karena Semua Hal Yang Ada Di Dunia Ini Berasal Dari Sesuatu Yg Belum Ada. (Contoh : Lampu, Pesawat, Terbang Ke Bulan dll)


3. SAYA SUDAH TAHU

Ketika Kata Ini Di Ucapkan Maka Ego Kita Akan Meningkat Dan Hati Kita Langsung Menutup Diri Untuk Belajar. Padahal Sejatinya Ilmu Yang Baru Itu Harus Dipelajari.


4. NANTI SAJA

Ketika Kata Ini Di Ucapkan Maka Akan Memicu Rasa Malas Dan Akhirnya Terjadilah Penundaan. Mereka Yang Menunda Akan Melemahkan Antusias Dan Akan Tersadar Ketika Baru Mendapat Musibah.


5. TAKUT RUGI

ketika kata ini diucapkan maka ini sama seperti tombak runcing menancap di dada anda. Anda akan selamanya dihantui oleh rasa takut untuk tidak berhasil. Anda tidak mampu memaksimalkan potensi yang ada pada diri anda. Maka selamanya hidup anda akan selalu berjalan di tempat

Kamis, 11 Agustus 2022

Ummat dan Kepemimpinan Global

 





Imam Shamsi Ali* 


Umat ini memang ditakdirkan untuk hadir dengan misi kepemimpinan. Dengan kata lain kepemimpinan adalah bagian tak terpisahkan dari tanggung jawab keumatan. Sehingga dengan sendirinya umat harus mampu menampilkan diri sebagai pemimpin. 


Ada beberapa dasar keagamaan (religious basis) kenapa Umat ini hadir dengan tanggung jawab kepemimpinan itu. 


Pertama, karena Umat ini adalah “ummatan wasathan” atau Umat pertengahan. Kata wasathiyah tidak sekedar “imbang” di posisi pertengahan. Tapi minimal mencakup tiga karakter dasar: 


a. bahwa Umat ini adalah Ummah with excellence. Umat yang memiliki kelebihan dan keistimewaan. Tentu dalam arti positif. Bukan keangkuhan seperti keangkuhan rasial sebagian orang putih. 


b. bahwa Umat ini memiliki tunas yang kuat. “wisthus syajarah” juga bermakna tunas dari sebuah pohon. Umat ini tunasnya adalah iman yang tumbuh bagaikan pohon yang sehat dan kokoh. 


c. bahwa Umat ini adalah Umat dengan ketauladanan. Dan ketauladanan merupakan esensi kepemimpinan. Sebagimana Rasulullah sebagai “uswah” (juga dimaknai pemimpin) bagi Umat ini. 


Kedua, karena Umat ini adalah “Khaer Ummah” atau Umat terbaik. Kata “KhaerIyah” atau terbaik pada ayat ini sama dengan kata excellent pada ayat di atas. Bahwa Umat ini punya keistimewaan, kapasitas, potensi dan integritas untuk kepemimpinan itu.


Keadaan Umat di masa kini 


Melihat keadaan Umat masa kini tentu kita harus jujur bahwa posisi kepemimpinan itu telah lama hilang dari mereka. Realitanya Umat menjadi terpimpin (makmum) bagi orang lain, hampir dalam segala aspek kehidupan. 


Umat Muslim di negara-negara mayoritas Muslim pada umumnya bermental minoritas dan diperlakukan bagaikan minoritas. Seringkali justeru mereka yang di posisi minoritas mengontrol hampir semua lini kekuasaan. 


Umat Muslim di negara-negara minoritas Muslim masih menjadi bulan-bulanan mispersepsi bahkan phobia dari banyak pihak. Seringkali kesalah pahaman dan phobia itu menjadikan mereka menjadi target kekerasan, baik secara fisik maupun secara psikis.


Belum lagi tentang Umat yang memang jadi korban berbagai kezholiman di berbagai belahan dunia. Dari Afghanistan, Irak, Suriah, Yaman, hingga ke Myanmar dan Xingjian (Uighur) China, Kashmir dan India. Bahkan yang klasik dan semakin suram adalah Saudara-Saudara kita Palestina yang hingga detik ini masih menjadi target kezholiman penjajah Israel.


Secara umum Umat tidak saja menjadi makmum bagi Umat lain. Tapi menjadi korban dan mangsa bagi orang lain yang punya kepentingan. 


Faktor hilangnya kepemimpinan 


Tentu tidak mudah merincikan penyebab kenapa Umat ini kehilangan posisi kepemimpinan itu. Salah satunya karena Umat ini tidak monolith (bersifat tunggal). Umat ini sangat ragam dan memiliki kapasitas yang berbeda dan ragam pula. 


Namun secara ringkas dapat disebutkan beberapa faktor itu. 


Pertama, melemahnya akidah dan iman Umat ini. Sebuah pernyataan klasik dan umum. Tapi sesungguhnya memilki makna yang dalam. Dengan lemahnya akidah dan iman Umat, terporosot pula “izzah dzatiyah” atau self confidence (rasa bangga dan percaya diri) Umat. Akibatnya Umat merasa lemah dan terkalahkan sebelum dilemahkan dan dikalahkan oleh siapapun. 


Tragisnya hal itu terjadi dengan segala potensi Umat yang dahsyat. Baik itu potensi SDM (Umat beragama terbesar dunia), potensi SDA (potensi kekayaan alam dunia Islam) yang luar biasa, dan lain-lainnya. 


Kedua, kebekuan pemikiran Umat. Umat ini harusnya Umat yang berkarakter IQRA’. Yaitu Umat yang memiliki wawasan atau mindset yang luas (broaden). Sayangnya ciri keumatan yang mendasar ini melemah. Akibatnya Umat seringkali didominasi oleh tendensi sentimen atau emosi yang tidak terkontrol. Hal ini kerap melahirkan keadaan pahit Umat yang gampang menjadi mainan kepentingan orang lain. 


Ketiga, melemahnya karakter Umat yang bercirikan akhlakul karimah. Hal ini membawa kepada, tidak saja bahwa ketauladanan Umat melemah. Lebih buruk lagi Umat seringkali justeru menjadi hijab keindahan Islam di mata dunia.


Keempat, gagalnya Umat membangun shaf dalam kehidupan sosialnya. Membangun shaf bagi Umat ini  mendasar, baik pada sisi ritualnya maupun pada sisi kehidupan sosialnya. Secara ritual Umat hebat dalam membangun shaf. Masjid-masjid pun ramai. Haji antrian. Tapi secara sosial Umat ini tercabik-cabik bahkan saling merobek. 


Kelima, melemahnya semangat Dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar. Dakwah, amar ma’ruf dan nahi mungkar, menjadi salah satu “non official” pilar Islam. Sehingga kalau saja ada rukun Islam keenam, hal inilah yang menempatinya. Sekuat apapun Umat ini jika dakwah, amar ma’ruf dan nahi mungkin diabaikan pada akhirnya akan bertekuk lutut pada musuh-musuhnya. 


Tentu banyak faktor lainnya. Sebagai misal saja wawasan keagamaan yang terpenjara oleh aspek ritual. Saya menyebutnya dengan “ritual centric” dalam beragama. Juga ada kecenderungan “jalan pintas” masuk syurga. Banyak yang ingin mati di jalan Allah. Tapi tidak ingin hidup di jalanNya. 


Dua sisi kepemimpinan


Dan karenanya untuk Umat ini dapat meraih kembali kepemimpinan itu, baik kepemimpinan internal (imaman lil-muttaqin) maupun kepemimpinan global (imaaman linnas) Umat perlu mengembalikan semua Karakter utama Umat di atas.


Jika tidak maka Umat ini hanya akan mampu bahkan pintar bernostalgia dengan kegemilangan masa lalu. Sejarah pun menjadi kebanggaan. Tapi gagal mengembalikan kegemilangan sejarah itu. 


Wallahu Al-Musta’an wa ilahi at-tuklaan! 


Manhattan City, 10 Agustus 2022 


*Presiden Nusantara Foundation / NYCHHC Chaplain

Minggu, 07 Agustus 2022

AL-QUR'AN MEMBERIKAN SOLUSI TERILMIAH

 




BAYI TERTUKAR, AL-QUR'AN MEMBERIKAN SOLUSI TERILMIAH


Dua orang ibu di Amerika sama-sama melahirkan di waktu yang sama, yang satu melahirkan anak laki laki dan yang lain melahirkan anak perempuan.


Disebabkan kesalahan para perawat, mereka tidak tahu siapa yang melahirkan bayi laki laki, dan siapa yang melahirkan bayi perempuan.


Maka dilakukanlah cek darah untuk menentukan DNA, ternyata hasilnya begitu mirip (antara kedua ibu tadi). Hal ini membuat para dokter semakin bingung, sedang kedua ibu tadi terus ngotot masing-masing mengaku dialah yang melahirkan bayi laki laki, yang jelas para dokter memberi tahukan hal ini ke pihak yang bertanggung jawab di rumah sakit itu.


Sesampainya kabar itu pada pihak yang bertanggung jawab di RS itu, mereka langsung mengatakan: "Tidak ada yang bisa memecahkan masalah ini kecuali hanya orang-orang Islam", akhirnya mereka menghubungi salah satu ikhwah (saudara muslim) di Saudi yang mereka kenal dalam sebuah seminar, maka terjadilah dialog seperti ini:


Orang Amerika  "Bukankah Anda mengatakan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya (di dalam Al-Qur'an)?"

Dokter Muslim : "Benar"

Maka dikisahkanlah kepada dokter Muslim tersebut tentang apa yang terjadi. Kemudian Dokter Muslim tadi berkata, "Jalan keluarnya sangat mudah...."


Ada yang tahu apa kira-kira solusi dari Al-Qur'an untuk masalah seperti ini???


Muslim : "Jalan keluarnya mudah, ambilah beberapa tetes air susu dari masing-masing ibu tersebut. Maka susu yang paling banyak mengandung nutrisi, itulah ibu yang melahirkan bayi laki-laki. Sedang susu yang mengandung lebih sedikit nutrisi, maka dialah ibu yg melahirkan bayi perempuan"


Maka para dokter pun mengambil sampel susu dari kedua ibu tersebut, mereka pun melakukan pengecekan. Dan benarlah ternyata mereka dapatkan perbedaan, dan akhirnya tahulah mereka siapakah ibu yang melahirkan bayi laki-laki, dan yang melahirkan bayi perempuan.


Hal ini sesuai dengan firman Allah:

"....Bagi seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan...."* 

(QS An-Nisaa: 11)


Masya Allah

Peristiwa ini juga memastikan bahwa sejak dlm kandungan laki2 dan perempuan itu berbeda dlm substansi nutrisinya, karena jumlahnya didalam air susu ibu saja jumlahnya 1 banding 2. Inilah bukti kebenaran Al-Qur'an. Selama ini pengertian dan pengetahuan kita hanya soal Warisan, ternyata lebih dari sekedar warisan. Maha benar Allah dengan segala FirmanNya.


Semoga bermanfaat.

Sabtu, 06 Agustus 2022

Motto perang di Jepang

 







Saat peperangan yang memanjang di Jepang, anak ini membawa adiknya yang telah mati di atas pundaknya untuk dimakamkan. Seorang tentara yang melihat keadaan ini seraya berkata: "Buang saja! Supaya kamu tidak capek". Si kecil menjawab: _*Dia tidak berat, dia adikku*_ 😭

Tentara mulai paham, lalu pecah tangisan. 

Sejak saat itu, gambar di atas menjadi simbol persatuan di Jepang. 

Alangkah indahnya itu bila menjadi motto kita semua:

*“Dia tidak berat, dia saudaraku”*

Jika dia jatuh, aku angkat...

Jika ia capek, aku tolong...

Jika ia lemah, aku kuatkan...

Jika dia salah, aku maafkan...

Jika seandainya saja semua meninggalkannya, akan aku bawa dia di atas pundakku, sungguh, dia tidak berat, ia saudaraku...

Jumat, 05 Agustus 2022

Memahami Generasi Z

 




Berdasarkan beberapa survei dan kajian, yang dirilis Kompas.com 17 agustus 2018, generasi yang lahir setelah tahun 1990 memiliki karakteristik sebagai berikut: 


1. Kecanduan Internet 


Pada perilaku ini, ARC (Alvara Research Center) membagi menjadi 2 kategori kecanduan internet yakni penetrasi pengguna internet di Indonesia dan pola penggunaan fitur-fitur smartphone. 


Di kategori penetrasi pengguna internet di Indonesia menunjukkan grafik paling tinggi sebesar 85,4 persen ada pada generasi milenial berumur 17-25 tahun. 


Sebaliknya responden berusia 46-65 tahun cenderung hanya menggunakan fitur telepon, wa dan SMS saja dalam smartphone nya. 


Sementara, responden berusia 17-25 tahun lebih memprioritaskan menggunakan fitur games, browsing, sosial media, dan messaging. 


Generasi milenial mengonsumsi internet rata-rata di atas 7 jam sehari. 


2. Mudah Berpaling ke Lain Hati 


Dalam perilaku ini,  tingkat loyalitas milenial kepada merek/perusahaan/institusi lebih rendah dibanding generasi lebih tua, mereka akan dengan mudah pindah ke merek lain. 


Dalam beberapa obrolan memang generasi ini tidak terlalu suka dengan keterikatan dan formalitas organisasi bahkan dalam batas tertentu mereka juga tidak suka terikat dengan agama formal, meskipun mereka tidak anti agama atau anti Tuhan. 


3. Dompet Tipis 


ARC juga melakukan survei mengenai perilaku pembayaran yang paling disukai oleh generasi milenial. 


Hasilnya, sebanyak 76,8 persen generasi milenial lebih menyukai transaksi secara nontunai yakni menggunakan kartu debit, internet banking atau yang sejenisnya. 


Jadi dompet milenial tidak tebal dipenuhi dengan uang cash karena semuanya bisa dilakukan melalui gawai. 


4. Kerja Cerdas dan Cepat 


menunjukkan generasi milenial tidak cocok pada pekerjaan yang mengutamakan kehadiran secara kuantitas. 


Generasi milenial lebih cocok dengan pekerjaan yang dominan dengan kecanggihan teknologi yang dikerjakan atau diselesaikan dimana saja selama ada jaringan internet. 


milenial bukan generasi pemalas, mereka pintar beradaptasi dan bisa bekerja lebih efektif dibanding generasi sebelumnya. 


5. Bisa Apa Saja 


Survei ARC juga menggali informasi seputar perilaku ini dengan melakukan riset tentang konsumsi media milenial di Indonesia. 


Diperoleh sebanyak 97,1 persen generasi milenial mengonsumsi televisi dan diikuti 83,4 persen memilih internet. 


Milenial bisa melakukan 2-3 aktivitas sekaligus, tercermin dari media yang diakses antara internet dan televisi, sama-sama tinggi.

Bahkan disaat bersamaan generasi milenial bisa menonton televisi sambil berselancar di internet.

Generasi ini bahkan bisa belajar dan mahir berenang melalui internet. 


6. Liburan? Kapan Saja dan Dimana Saja!


Dari survei juga diketahui, 1 dari 3 milenial Indonesia pasti melakukan liburan minimal sekali dalam setahun. 


ARC mengatakan, aku liburan maka aku ada. Itulah kredo generasi milenial, travelling seolah olah menjadi kebutuhan primer untuk menunjukkan jatidiri. 


7. Cuek dengan Politik 


ARC juga menemukan bahwa generasi milenial dan Gen Z menganggap politik adalah dunianya generasi yang lebih tua. Sehingga mereka acuh terhadap berbagai proses politik. 


Hal ini tergambar pada segmentasi pemilih di Indonesia yang terbagi menjadi empat, yakni rasional, konservatif, swing (belum menentukan pilihan), dan apatis. 


Diantara keempat segmen tadi, pemilih milenial paling banyak ada di pemilih apatis dan swing. 


Begitu juga dalam hal perbincangan yang dilakukan sehari-hari. Generasi milenial dan Gen Z cenderung lebih asyik mengobrol tentang musik/film, olahraga, dan teknologi informasi. 


Dalam hal ini, politik lebih digagas oleh generasi sebelumnya yakni responden yang berusia 35-49 tahun. 


8. Suka Berbagi 


Generasi milenial juga memiliki kemurahan hati untuk berbagi pada aktivitas sosial dan sharing, baik konten offline maupun online. 


ARC mengkategorikan perilaku ini menjadi 3 jenis: 


A. Two Faces of Solidarity

Mengindikasikan milenial dan Gen Z peduli dengan masalah-masalah sosial. Namun, sikap tersebut masih sebatas euforia dan belum masif. 


B. Sharing is Better 

Artinya milenial saat ini senang berbagi pengetahuan, ketrampilan, dan wawasan lainnya. 


C. Followers is Family 

Milenial dan Gen Z memiliki solidaritas yang tinggi, terutama pada pengikutnya. 


Nah, dengan memahami karakteristik diatas kita bisa menilai, apakah program yang kita buat sudah cocok dan menjawab kebutuhan mereka atau belum? Bagaimana juga approach nya? 


Apakah cara-cara lama yang dulu sukses merekrut generasi muda (Periode 1980 s/d 2010) masih akan sukses bila digunakan merekrut generasi milenial?


Juga pertanyaan, apakah nderek selling yang sukses tahun 2004 masih akan ampuh bila digunakan tahun 2024? 


Wallahua'lam bi shawab