Kamis, 29 Agustus 2019

SIFAT & KARAKTERISTIK PEBISNIS SUKSES








Berikut adalah daftar sifat dan karakteristik yang akan membantu untuk menjalankan bisnis dengan sukses:

✓Kemampuan untuk mengumpulkan fakta-fakta dan membuat keputusan penting.
✓Kemampuan untuk tetap termotivasi, bahkan ketika bisnis mulai pasang surut.

✓Kemampuan organisasi yang baik.
✓Keterampilan komunikasi yang baik.
✓Mobilitas tinggi terhadap pekerjaan.

✓Menjaga stamina fisik dengan baik, kurang tidur yang mungkin bagian dari pekerjaan terutama pada tahap awal perintisan bisnis.

✓Kemampuan bisa beradaptasi dengan berbagai jenis kepribadian manusia.

✓Mampu mengelola emosi pada saat frustrasi.
Keyakinan dalam keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan untuk menjalankan bisnis.

✓Keyakinan pada kemampuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum tahu.

✓Kemampuan untuk menjadi pebisnis yang fleksibel, sesuai kebutuhan, sehingga dapat membuat penyesuaian atau perubahan rencana.

✓Kemampuan menyeimbangkan kehidupan bisnis dan kehidupan pribadi.
✓Kemampuan menyeimbangkan kebutuhan duniawi dan rohani.

Dua karakter terakhir dalam daftar di atas adalah mungkin terberat bagi sebagian orang di mana terlalu sibuknya berbisnis sehingga rela mengabaikan ibadah, keluarga, kehidupan sosial, dan waktu luang.

_Ada dua 24 jam dalam sehari. Kita perlu tahu dari awal bahwa kita tidak bisa selalu menyertai keluarga karena inilah resiko berbisnis: memerlukan banyak waktu dan dedikasi tinggi._

Namun demikian, jika kita mengorbankan semuanya dalam hidup kita, pada akhirnya akan memiliki penyesalan dan bahkan membahayakan kesejahteraan diri dan keluarga, serta bisnis itu sendiri.

Sebuah bisnis tidak layak berkembang jika kita tidak dapat mengatur waktu untuknya. Kita perlu mengetahui setiap aspek bisnis tersebut, bukan hanya melibatkan kepentingan-kepentingan tertentu.

Yang terpenting, jujurlah dengan diri sendiri dan tentukan berapa banyak keterampilan dan bakat yang kita miliki. Berapa banyak kita untuk belajar? Berapa banyak perlunya mitra untuk mendukung bisnis kita?

Jika sudah yakin, maka kita mungkin sudah siap untuk terjun ke dunia bisnis.


Rabu, 21 Agustus 2019

HUT KOTA MATARAM YANG KE 26











 SELAMAT HUT KOTA MATARAM YANG KE 26

MARI BERBENAH UNTUK MENCIPTAKAN PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS 



DIRGAHAYU KOTA MATARAM
31 Agustus 1993 -  31 Agustus 2019

 

Selasa, 20 Agustus 2019

MANAJEMEN KONSTRUKSI





Konsep Dasar Manajemen Konstruksi

Tahukah Anda bahwa dalam suatu proyek, manajemen konstruksi memiliki fungsi dan peranan yang sangat krusial. Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari manajemen dalam mengelola berbagai sumber dayanya. Dalam industri konstruksi, manajemen konstruksi harus dapat memberikan layanan yang sangat baik bagi setiap divisi dalam menyelesaikan proyek. Mari simak ulasan berikut untuk mengenal manajemen konstruksi lebih jauh.

Tahukah Anda bahwa dalam suatu proyek, manajemen konstruksi memiliki fungsi dan peranan yang sangat krusial. Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari manajemen dalam mengelola berbagai sumber dayanya. Dalam industri konstruksi, manajemen konstruksi harus dapat memberikan layanan yang sangat baik bagi setiap divisi dalam menyelesaikan proyek. Mari simak ulasan berikut untuk mengenal manajemen konstruksi lebih jauh.
Pengertian Manajemen Konstruksi
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengontrolan (controlling) untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan konstruksi adalah susunan, model atau tata letak suatu bangunan, baik rumah, jembatan, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat diartikan bahwa manajemen konstruksi adalah ilmu dan seni yang merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengontrol proses penyusunan suatu bangunan dengan pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang didasari oleh waktu (time) dan sumber daya. Sehingga, manajemen proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (Planning, OrganizingActuating, dan Controlling) secara sistematis dan terukur dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya yang yang ada secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan.
Peran Manajemen Konstruksi
Dalam ruang lingkup tanggung jawabnya, manajemen konstruksi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu proyek. Dalam mencapai tujuannya, manajemen konstruksi memiliki 4 peran, yaitu:
  1. Agency Construction Management(ACM)
Tahap awal peran manajemen konstruksi adalah sebagai koordinator penghubung antara rancangan konstruksi dengan pelaksana hingga seluruh kontraktor. Dengan kata lain, manajemen konstruksi berperan sebagai sarana penghubung antara pemilik (perancang) proyek dengan para kontraktor untuk mencapai tujuan pemilik.
  1. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Dalam hal ini, manajemen konstruksi bertindak berdasarkan permintaan dari pihak kontraktor atau disebut pula Extended Service Construction Manajemen (ESCM). Peran ini dilakukan untuk menghindari konflik antara kontraktor dengan perencana proyek.
  1. Owner Construction Management(OCM)
Dalam tahap ini, manajemen konstruksi juga bertanggung jawab atas kelangsungan proyek yang dilaksanakan berdasarkan kepentingan pemilik proyek.
  1. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Peran manajemen konstruksi yang terakhir adalah bertanggung jawab kepada pemilik atas waktu, biaya, hingga mutu proyek. Peran manajemen konstruksi sebagai Guaranted Maximum Price Construction Management memungkinkan manajemen konstruksi bertindak sebagai pemberi kerja kepada kontraktor atau pun sub kontraktor.
Fungsi Manajemen Konstruksi
Dilihat dari pengertiannya, manajemen konstruksi menerapkan fungsi-fungsi manajemen pada suatu proyek dengan memanfaatkan sumber daya dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan proyek. Fungsi-fungsi tersebut, seperti ditulis di atas adalah:
  1. Perencanaan (Planning)
Sebagai perencana, manajemen konstruksi berfungsi untuk menentukan apa yang harus dikerjakan, kapan harus mengerjakannya, dan bagaimana cara mengerjakan proyek tersebut. Manajemen konstruksi berkewajiban untuk pengambilan keputusan atas proses pembuatan konstruksi.
  1. Pengorganisasian (Organizing)
Setelah melakukan perencanaan, manajemen kosntruksi berfungsi untuk membentuk organisasi dalam pembuatan proyek. Manajemen konstruksi mengorganisir beberapa divisi untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam proses pembuatan proyek serta berhak untuk memberikan pengembangan serta penempatan beberapa tenaga kerja dalam suatu divisi.
  1. Pengarahan (Actuating)
Dalam hal ini, manajemen konstruksi dapat melakukan pembinaan motivasi, memberikan pelatihan, bimbingan, dan arahan lainnya kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang telah direncanakan.
  1. Pengontrolan (Controlling)
Pengontrolan manajemen konstruksi adalah untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan proyek diseluruh divisi serta mengevaluasi deviasi (penyimpangan) yang terjadi selama proyek berlangsung hingga menentukan pencegahan dini untuk menghindari kegagalan.
Selain keempat fungsi utama di atas, Manajemen Konstruksi juga berfungsi sebagai:
  1. Cost Control, yaitu mengatur pembiayaan yang menyangkut seluruh kegiatan proyek agar tercapai tujuan yang telah disepakati bersama pemilik proyek dan para kontraktor.
  2. Quality Control, yaitu untuk menjaga dan mengawasi kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan proyek.
  3. Time Control, yaitu mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan diluar prediksi sehingga berdampak pada waktu pelaksanaan proyek.
Tujuan Manajemen Konstruksi
Adapun sasaran utama manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen dengan efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil yang optimal sesuai kesepakatan dengan pemilik proyek. Dalam mencapai sasaran utamanya, manajemen konstruksi berorientasi pada pelaksanaan pengawasan biaya (Cost Control), pengawasan mutu (Quality Control), dan pengawasan waktu (Time Control).
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, manajemen konstruksi dapat dimulai dari tahap perencanaan. Namun pada kondisi tertentu, manajemen konstruksi dapat dimulai dari tahap-tahap lainnya sesuai dengan kesepakatan, tujuan dan kondisi proyek yang bersangkutan.
Agar tidak terjadi kesenjangan atau kesalahpahaman antara kontraktor dengan pemilik proyek, manajer konstruksi bertanggungjawab untuk mengelola teknis operasional proyek, menerima masukan-masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi baik dari pemilik proyek maupun para kontraktor yang mencakup seluruh tahapan proyek mulai dari persiapan hingga penyerahan proyek.

Jumat, 16 Agustus 2019

Genteng Metal RAINBOW