Minggu, 19 Februari 2023

HIKMAH ISRA MI'RAJ





 **


Oleh: K.H. Iman Santoso, Lc., MEI.


Allah swt. berfirman:


سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ 


"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS Al-Isra:1)


Peristiwa Isra Mi'raj yang terjadi dalam satu malam, menggegerkan masyarakat Mekah. Betapa tidak,  perjalanan dari Masjid Al-Haram di Mekah menuju Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis Palestina saja saat itu tidak mungkin dilakukan dalam beberapa jam dalam satu malam, dengan segala kendaraan tercepat saat itu. Apalagi dilanjutkan dengan terbang menuju langit tujuh bertemu dengan Allah di Sidratul Muntaha. Tetapi bagi orang yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya, peristiwa itu tidak mustahil, karena itu adalah mu'jizat yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya. 


Dalam peristiwa Isra' Mi'raj setidaknya ada 5 hikmah yang dapat diambil: 


1. UJIAN KEIMANAN

Peristiwa Isra' Mi'raj menjadi sarana orang-orang kafir Quraisy semakin mengingkari Rasul saw dan ajarannya. Bahkan mereka menghina dan mencaci maki nabi Muhammad saw.


Sementara bagi orang beriman, peristiwa itu semakin menguatkan keimanan mereka. Apapun yang terjadi, maka  Allah  Maha Perkasa dan Maha Kuasa untuk menghadirkan mu'jizat kepada nabi Muhammad saw. Termasuk mu'jizat kepada para nabi yang semuanya tidak dapat dicerna akal dan ilmu pengetahuan saat itu. Kemu'jizatan  para nabi dan rasul itu sejatinya bukan kehebatan para nabi dan rasul, tetapi karunia Allah yang diberikan kepada mereka sehingga melampaui kemampuan manusia pada zamannya. 


Kisah banjir air bah di masa nabi Nuh as yang menenggelamkan seluruh manusia yang tidak beriman, dan menyelamatkan bahtera nabi Nuh as dan orang-orang yang beriman. Kisah nabi Ibrahim as yang tidak terbakar api. Kisah nabi Sulaiman as yang mampu berdialog dan memimpin  jin, binatang dan angin. Kisah tongkat nabi Musa as yang dapat membelah lautan dll. Kisah nabi Isa as yang lahir tanpa ayah, berbicara saat bayi, menghidupan orang mati dll. Dan kisah isra mi'raj Rasulullah saw. Semuanya adalah mu'jizat dan karunia Allah yang diberikan kepada para nabi dan rasul pilihan Allah. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Keimanan itulah yang dimiliki oleh Abu Bakar ra dan sahabat lainnya. 


2. KEAGUNGAN RASULULLAH SAW

Allah Ta'ala memilih mahluk-Nya yang terbaik. Allah memilih manusia menjadi mahluk terbaik yang memimpin bumi diantara mahluk lain, seperti jin, hewan dan tumbuhan. Kemudian Allah memilih dari manusia, orang-orang beriman. Selanjutnya Allah memilih dari orang beriman, para nabi dan rasul. Kemudian Allah memilih mereka, 25 nabi dan rasul terbaik. Lalu Allah memilih dari 25 nabi dan rasul 5 nabi agung Ulul 'Azmi. Seterusnya Allah pilih lagi, 2 menjadi kholilullah nabi Ibrahim as dan nabi Muhammad saw. Terakhir, Allah memilih nabi Muhammad saw sebagai sayyidul anbiya wal mursalin (pemimpin para nabi dan rasul). Pilihan terbaik tentu memiliki kemuliaan yang paling agung. Allah Ta'ala berfirman: 


{ وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ }


"Dan sesungguhnya engkau (nabi Muhammad saw) benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (QS Al-Qalam: 4)


Kita sebagai orang beriman tinggal beriman pada Allah dan pilihan Allah Ta'ala. 


3. KEMULIAAN MASJID AL-HARAM DI MEKAH DAN MASJID AL-AQSHA DI PALESTINA

Kemuliaan masjid Al-Haram dan masjid Al-Aqsa diabadikan Al-Qur'an dalam surat Al-Isra ayat 1. Masjidil Haram disana ada Ka'bah sebagai baitullah pertama dan pusat ibadah seluruh manusia, sedangkan masjidil Aqso sebagai qiblat pertama dan pusat jihad umat Islam. 


Rasulullah saw juga telah menetapkan 3 masjid yang paling mulia. Beliau saw bersabda: 


وَلاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ، إِلَّا إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الأَقْصَى وَمَسْجِدِي


“Dan engkau jangan menyiapkan untuk melakukan perjalanan jauh kecuali untuk mengunjungi tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, dan Masjidku (Masjid Nabawi)." (HR Bukhari).


4. KEUTAMAAN IBADAH SHALAT 5 WAKTU

Keutamaan sholat lima waktu dilihat dari banyak sisi, pertama dari penerimaan kewajiban sholat tersebut. Rasul saw menerima sholat 5 waktu bertemu langsung dengan Allah melalui peristiwa Isra Mi'raj, awalnya 50 waktu dengan proses tawar menawar, akhirnya di tetapkan 5 waktu. 


Dari aspek bobot kewajibannya, sholat lima waktu termasuk rukun Islam kedua yang sangat prinsip dalam Islam, bahkan bagi muslim yang tidak menegakannya bisa dianggap kufur. 


Dari aspek ajaran Islam, dia merupakan tiang ajaran Islam, dimana bangunan Islam tidak akan ada tanpa tiang. Dari aspek bobot pahala, maka sholat lima waktu adalah standar atau tolok ukur untuk menimbang kebaikan seseorang. 


5. TANTANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MODERN

Peristiwa Isra Mi'raj yang merupakan mu'jizat dan banyak memperlihatkan kekuasaan Allah, menjadi tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.


Salah satunya kecepatan perjalanan Rasul saw yang berkendaraan  bernama buraq. Sampai sekarang kendaran paling modern belum ada yang menandingi kecepatan buraq bahkan tidak akan ada yang menandingi kecepatan buraq. 


Buraq yang berarti cahaya, sedangkan kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik. Namun demikian perjalanan Rasul saw seolah tidak membutuhkan ruang dan waktu yang  belum bisa dicerna oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern, dimana Rasulullah saw melewati masjidil Aqso dan terus terbang ke langit ke tujuh sampai Sidratul Muntaha.


Akhirnya, hanya keimanan kepada Allah lah yang bisa meyakinkan peristiwa Isra Mi'raj Rasulullah saw yang berkendaraan buraq dan ditemani malaikat Jibril. Sebagaimana pernyataan Abu Bakar As-Shiddiq ra ketika ditanya oleh Abu Jahal dkk terkait peristiwa Isra Mi'raj: 


قال: لئن قال ذلك لقد صدق، قالوا: وتصدِّقه! قال: نعم، إِني لأصدِّقه بما هو أبعد من ذلك، أصدِّقه بخبر السماء في غدوة أو روحة. فلذلك سُمِّي الصدِّيق) رواه الحاكم وصححه الألباني


Berkata Abu Bakar, " Jika Rasul saw mengatakan itu, maka beliau benar". Mereka bertanya, " Engkau membenarkannya ? " Abu Bakar menjawab," Ya, saya membenarkan yang lebih jauh dari itu. Membenarkan berita dari langit saat pagi dan petang. Oleh karena itu disebut As-Shiddiq" (HR Al-Hakim).

Wallahu a'lam bis shawab.


***