Agama Islam masuk ke Lombok sekitar abad ke 16 yang dibawa oleh Sunan
Giri dan Sunan Prapen. Salah satu bukti adalah masih berdirinya Masjid
Kuno di Bayan yang didirikan pada saat Sunan Prapen berdakwah ke daerah
tersebut.
Kini Agama Islam di Lombok sangat berkembang dan kebudayaan sejak beberapa abad yang lalu yang dibawa oleh para Wali masih tetap dilakukan hingga saat ini. Salah satunya adalah tradisi saat lebaran.
Lebaran di Lombok tidaklah berbeda dengan di daerah lain. Saat selesai melakukan Sholat Ied, sebagian Umat Muslim yang tidak mudik keluar daerah biasanya akan bersilaturrahmi atau berkunjung ke rumah kerabat, keluarga, sahabat dan teman-teman untuk melakukan halal bihalal atau maaf-maafan.
Selain bersilaturrahmi dan halal bihalal, biasanya mereka melakukan ziarah kubur untuk mendoakan kerabat dan keluarga yang telah mendahului mereka. Setelah itu mereka beramai-ramai akan berkunjung ke daerah-daerah wisata melakukan pesiar. Selain menuju obyek wisata, mereka biasanya melakukan wisata religi, dengan berkunjung ke makam kuno atau makam keramat untuk mendoakan sekaligus berwisata.
Tidak ketinggalan mereka akan membawa bekal, berupa makanan khas lebaran seperti ketupat, opor ayam, urap, pelecing kangkung dan lainnya.
Bagi orang Lombok, ada sebuah tradisi unik yag dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri, yaitu Lebaran Topat. Dinamakan Lebaran Topat karena tidak lain perayaan tersebut melibatkan ketupat, sama seperti lebaran Idul Fitri.
Lebaran Topat ini adalah sebuah tradisi Suku Sasak yang dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Setelah Lebaran ini orang-orang Sasak biasanya melakukan puasa sunnah selama 6 hari di bulan Syawal. Tetapi saat ini jarang yang melakukan puasa sunnah tersebut akan tetapi tradisi Lebaran Topat tetap dilakukan.
Tradisi Lebaran Topat dilakukan secara serentak dengan cara melakukan pesiar atau mengunjungi tempat-tempat wisata di Lombok beramai-ramai dengan membawa bekal makanan yang terdiri dari ketupat dan makanan lainnya seperti pelecing kangkung, opor ayam, ares dna masih banyak lagi.
Bagi para wisatawan baik lokal maupun asing, dapat berbaur dengan orang asli Lombok yang berekreasi menyambut Lebaran Topat ini di pantai-pantai seperti pantai Senggigi dan tempat rekreasi lainnya. Namun bagi yang tidak suka kemacetan, jangan sekali-kali untuk mencoba berekreasi saat Lebaran Topat. Karena dapat dipastikan akan terjadi kemacetan yang parah.
Kini Agama Islam di Lombok sangat berkembang dan kebudayaan sejak beberapa abad yang lalu yang dibawa oleh para Wali masih tetap dilakukan hingga saat ini. Salah satunya adalah tradisi saat lebaran.
Lebaran di Lombok tidaklah berbeda dengan di daerah lain. Saat selesai melakukan Sholat Ied, sebagian Umat Muslim yang tidak mudik keluar daerah biasanya akan bersilaturrahmi atau berkunjung ke rumah kerabat, keluarga, sahabat dan teman-teman untuk melakukan halal bihalal atau maaf-maafan.
Selain bersilaturrahmi dan halal bihalal, biasanya mereka melakukan ziarah kubur untuk mendoakan kerabat dan keluarga yang telah mendahului mereka. Setelah itu mereka beramai-ramai akan berkunjung ke daerah-daerah wisata melakukan pesiar. Selain menuju obyek wisata, mereka biasanya melakukan wisata religi, dengan berkunjung ke makam kuno atau makam keramat untuk mendoakan sekaligus berwisata.
Tidak ketinggalan mereka akan membawa bekal, berupa makanan khas lebaran seperti ketupat, opor ayam, urap, pelecing kangkung dan lainnya.
Bagi orang Lombok, ada sebuah tradisi unik yag dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri, yaitu Lebaran Topat. Dinamakan Lebaran Topat karena tidak lain perayaan tersebut melibatkan ketupat, sama seperti lebaran Idul Fitri.
Lebaran Topat ini adalah sebuah tradisi Suku Sasak yang dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Setelah Lebaran ini orang-orang Sasak biasanya melakukan puasa sunnah selama 6 hari di bulan Syawal. Tetapi saat ini jarang yang melakukan puasa sunnah tersebut akan tetapi tradisi Lebaran Topat tetap dilakukan.
Tradisi Lebaran Topat dilakukan secara serentak dengan cara melakukan pesiar atau mengunjungi tempat-tempat wisata di Lombok beramai-ramai dengan membawa bekal makanan yang terdiri dari ketupat dan makanan lainnya seperti pelecing kangkung, opor ayam, ares dna masih banyak lagi.
Bagi para wisatawan baik lokal maupun asing, dapat berbaur dengan orang asli Lombok yang berekreasi menyambut Lebaran Topat ini di pantai-pantai seperti pantai Senggigi dan tempat rekreasi lainnya. Namun bagi yang tidak suka kemacetan, jangan sekali-kali untuk mencoba berekreasi saat Lebaran Topat. Karena dapat dipastikan akan terjadi kemacetan yang parah.
0 komentar:
Posting Komentar