Rabu, 10 Desember 2014

BERITA ALAM ISLAMI

Masuk Daftar Buron Interpol, Ini Tanggapan Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi



Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, hari Senin kemarin (8/12/2014) mengatakan bahwa ia tidak pernah membunuh siapa pun dan tidak pernah menghasut orang untuk membunuh. Dan ia tidak terima menjadi buron lembaga kepolisian internasional Interpol.

Pernyataan itu muncul dalam menanggapi keputusan Interpol untuk mengeluarkan “red alert” untuk Al-Qaradhawi atas perintah pemerintah Mesir. (Baca:
 Melawan Rezim As-Sisi, Syaikh Yusuf Qaradhawi Jadi Buronan Interpol)

Interpol juga telah mengeluarkan “red alert” sebelumnya untuk sejumlah pemimpin Ikhwanul Muslimin atas permintaan pemerintah Mesir.

“Ada orang yang membunuh ribuan orang tak berdosa di markas Garda Republik Kairo dan di lapangan Rabaa serta An-Nahda Giza yang menewaskan ratusan demonstran oposisi tahun lalu namun mereka tidak mendapat tuntutan hukum,” Al-Qaradhawi menegaskan.

Ulama kelahiran Mesir ini merupakan kritikus vokal terkait penggulingan Muhammad Mursi – presiden pertama Mesir yang dipilih secara bebas – oleh militer pada tahun lalu.[fq/islampos/anadolu]


Erdogan Bangun Istana Kepresidenan Turki 30 Kali Lebih Besar Gedung Putih



ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Sabtu (6/12/2014), mengoreksi pemberitaan media terkait istana kepresidenan baru di ibu kota Ankara.

"Anda tak perlu menyembunyikan fakta bila menyangkut prestise. Istana kepresidenan memiliki sedikitnya 1.150 kamar, bukan 1.000 kamar seperti yang dikatakan media," kata Erdogan.

Istana kepresidenan Turki yang baru dibangun di pinggiran ibu kota Ankara itu dengan biaya sekitar 615 juta dolar AS atau setara dengan Rp 7,6 triliun.

Bangunan megah itu memiliki luas 200.000 meter persegi, atau 30 kali lebih besar dibanding Gedung Putih dan bahkan lebih besar dibanding Istana Versailles Perancis.

Erdogan yang menjadi presiden pada Agustus lalu setelah menjabat perdana menteri selama lebih dari satu dekade mengatakan  akan membangun lebih banyak bangunan-bangunan megah.

"Generasi mendatang nanti akan mengatakan dari gedung-gedung itulah Turki baru dipimpin," kata Erdogan.

Kelompok oposisi Turki mengecam pembangunan istana kepresidenan itu sebagai sebuah kemewahan yang absurd yang semakin membuktikan Erdogan sudah semakin menjadi pemimpin otoriter.

"Ini bukan istana saya, istana ini bukan properti pribadi. Istana ini milik rakyat," tambah Erdogan di hadapan para pebisnis di Istanbul.

Pengunjung pertama istana baru itu adalah Paus Fransiskus pada bulan lalu yang diikuti Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyambangi Turki pekan lalu.

sumber: KOMPAS




0 komentar:

Posting Komentar