Senin, 12 Januari 2015

BERITA ALAM ISLAMI


Salju Turun di Palestina, Warga Ingat Nakhbah



10721

0

Salju di Palestina © worldbulletin.net
Pemandangan berbeda terlihat di sejumlah wilayah Palestina, beberapa hari terakhir ini. Salju turun memutihkan bumi jihad itu.
Kendati sebagian wilayah Palestina khususnya di dataran tinggi hampir setiap tahun turun salju, namun salju yang besar hingga ke daerah lain di tahun ini mengingatkan golongan tua Palestina akan peristiwa Nakhbah pada tahun 1950.
Seperti dilansir InfoPalestina, para orang tua Palestina menceritakan, ketika terjadinya peristiwa Nakbah (penjajahan Zionis Israel) pada tahun 1950, Palestina saat itu diguyur salju sangat lebat. Turunnya salju terbesar itu membuat tahun nakhbah dikenal juga sebagai tahun salju. Seluruh Palestina ditutupi dengan salju, di tengah prahara yang menimpa bangsa Palestina berupa pengusiran pasca penjajahan Zionis tahun 1948.
Tepatnya pada 2 – 7 April 1950 salju besar turun menyelimuti wilayah Palestina, menjadi salju terbesar selama abad dua puluh.
Sebelumnya, pada tahun 1934 juga turun salju lebat, namun tak selebat tahun 1950. Pada tahun 1992 juga turun salju cukup lebat, namun tak bisa mengalahkan besarnya salju tahun 1950.
Karena itulah, para orang tua Palestina kembali teringat masa-masa penderitaan mereka ketika diusir dari rumah dan tanah airnya di bawah dinginnya guyuran salju pada tahun itu. [Ibnu K/bersamadakwah]


Israel Terus Menahan Uang Pajak Palestina

mahmoud-abbas-10
JERUSALEM – Pemerintah Palestina tidak mampu membayar gaji pegawai negeri sebagai akibat dari Israel terus menahan pendapatan pajak Palestina, juru bicara kementerian keuangan Palestina Abdul Rahman Bayatneh mengatakan pada hari Minggu.
Israel mengumpulkan pajak atas barang dan komoditas yang masuk atau keluar dari Palestina melintasi perbatasan internasional, yang mencapai hampir $ 175.000.000 per bulan.
Bayatneh mengatakan dalam panggilan telepon kantor berita Anadolu bahwa pemerintah Palestina tidak memiliki dana untuk menutupi gaji PNS sebesar $ 170 juta.
Sebelumnya menurut koran Israel Haaretz melaporkan bahwa Israel ingin memberikan tekanan pada Palestina dalam menanggapi permintaan Presiden Mahmoud Abbas untuk bergabung ICC awal bulan ini.
Perdana menteri Palestina, Rami Hamdallah, mengatakan awal bulan ini bahwa Israel tidak mentransfer pendapatan pajak Palestina sesuai jadwal, yang berarti bahwa gaji bulan Desember akan tertunda.
Orang-orang Palestina takut mata pencaharian dan perekonomian mereka akan dipengaruhi oleh keterlambatan dan berharap bahwa pemerintah Hamdallah akan menemukan solusi yang cepat untuk masalah ini.
Ragheb Dweikat, seorang guru sekolah umum, mengatakan kepada wartawan Anadolu bahwa ia  menggunakan cek bulanan untuk menutupi utang-utangnya dan jika ia tidak menerima gaji bulanan, ia bisa menghadapi hukuman penjara.
Pedagang Palestina, Khalil Mikdadi, juga mengatakan bahwa tidak membayar gaji karyawan sektor publik dapat mempengaruhi kondisi bisnis di pasar. Mikdadi menunjukkan bahwa pasar domestik Palestina lemah, karena hal ini bergantung pada gaji pegawai publik. (mk/knrp)
Editor: Mashan Khoiriyah
Sumber: Middle East Monitor





0 komentar:

Posting Komentar