Rabu, 01 November 2017

BERITA DUNIA ISLAM

Pasukan Israel Tangkap 19 Warga Palestina


Ramallah – Pasukan Israel menangkap dan menahan 19 warga Palestina di Tepi Barat dalam sebuah operasi yang dilakukan pada Selasa (24/10) dini hari waktu setempat. Otoritas Israel tidak memberi keterangan terperinci terkait alasan penangkapan tersebut. Palestinian Prisoner’s Society (PPS) mengonfirmasi penangkapan warga Palestina di Tepi Barat tersebut. Setidaknya mereka telah mengidentifikasi 16 warga Palestina yang digelandang oleh pasukan keamanan Israel.

“Pasukan Israel menahan lima warga Palestina di Qabatiya, dekat Jenin, lima lainnya di Betlehem, dua warga masing-masing dari Hebron dab Qalqilia, dab satu lagi berasal dari Ramallah,” ungkap PPS seperti dikutip kantor berita Palestina WAFA. Berdasarkan keterangan penduduk Palestina di desa Hebron, Beit Awwa, Tepi Barat, pasukan keamanan Israel tidak hanya menangkap warga Palestina di sana. Mereka juga menyita uang senilai 80 ribu shekel atau sekitar 23 ribu dolar AS dari salah satu rumah warga yang menjadi target operasi penangkapan.

Adapun alasan penyitaan karena pasukan keamanan Israel meyakini uang tersebut akan digunakan untuk mendukung kelompok Palestina yang ilegal. Tidak dijelaskan siapa dan apa yang dimaksud kelompok ilegal itu. Seorang juru bicara militer Israel telah mengonfirmasi adanya penangkapan terhadap 19 warga Palestina. Namun dia tidak memberi penjelasan lebih detail perihal motif dan alasan penangkapan tersebut.

Penggerebekan dan penangkapan warga Palestina oleh otoritas keamanan Israel rutin terjadi di Tepi Barat. Menurut dokumentasi PBB, antara 26 September hingga 9 Oktober 2017, pasukan Israel telah melakukan operasi pemburuan dan penangkapan di Tepi Barat. Dalam operasi itu, 205 warga Palestina telah ditahan, termasuk di dalamnya sembilan anak-anak. (yp/knrp)

Sumber: Republika


Rabu 01 November 2017, 09:11 WIB
Izin Disetop, Seluruh Plang Hotel Alexis Dicopot Pagi ini
Plang Hotel Alexis Dicopot (Foto: Indra Komara/detikcom)
Jakarta - Seluruh plang Hotel Alexis dicopot pagi ini. Ini adalah imbas dari tidak diperpanjangnya izin hotel dan griya pijat Alexis.

Suasana di Hotel Alexis, Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, Rabu (1/11/2017) pukul 08.48 WIB, terlihat sepi. Namun ada 3 orang pekerja yang terlihat di lokasi.

Para pekerja ini nampak mencopot plang Hotel Alexis menggunakan alat seperti obeng dan tang. Kemarin, plang hotel ini hanya ditutup kain hitam tebal.

Salah seorang pekerja bernama Sumarno (43) mengatakan, pencopotan plang hotel ini adalah perintah dari pihak hotel.


"Ini lagi dicopot atas perintah atasan langsung, manager house keeping and engineering Pak Wawan," ujar Sumarno. Dia menyebut, dua plang lainnya di sisi atas gedung nantinya juga akan dicopot.

Suasana hotel ini juga sudah sepi. Tidak ada aktivitas karyawan karena per 31 Oktober 2017 kemarin seluruhnya sudah dirumahkan karena izin hotel dan griya pijat tidak diperpanjang.

Pihak Hotel Alexis sebelumnya telah menggelar jumpa pers. Mereka mengaku akan bersikap kooperatif dengan Pemprov DKI Jakarta. Meski begitu, mereka dalam waktu dekat akan beraudiensi meminta agar izin hotel dan griya pijat mereka bisa diperpanjang.
(hri/hri)


Pemberian Gelar Pahlawan Tinggal Tunggu Presiden

Redaksi Lombok Poston: In: HeadlineMetropolis

MATARAM-Setelah Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Nasional (TP2GN) datang meninjau. Kini tinggal menunggu keputusan presiden, yang akan meneken pemberian gelar pahlawan nasional kepada almagfurlah TGKH M Zainuddin Abdul Madjid. Rencananya, pengumuman akan akan dilakukan 9 November mendatang, sebelum peringatan hari pahlawan.
Anggota TP2GN  Dr Sudarnoto Abdul Hakim kepada Lombok Post mengatakan, dalam kunjungannya sejak Senin lalu, ia bertemu dengan gubernur, kemudian mengunjungi keluarga Maulanasyeikh di Lombok Timur. Setelah itu meninjau Yayasan NW dan berziarah ke makam Maulanasyeikh.
Baca Juga :
  • Posts not found
”Saya ke sini atas nama tim memang ingin melihat antusiasme masyarakat,” kata Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, kemarin (31/10).
Ia menilai, spirit dan doa masyarakat NTB sangat luar biasa, mendoakan agar Maulanasyeikh diberi gelar pahlawan. Hal itu terlihat dari spanduk, baliho, pemberitaan di media massa dan diskusi dengan tokoh-tokoh yang ditemui NTB.
Ia menyimpulkan, sangat beralasan masyarakat NTB mengharapkan Maulanasyeikh menjadi pahlawan nasional. ”Sangat dipahami, apalagi belum ada pahlawan nasional di NTB ini,” ujar Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI itu.
Meski demikian, Ia belum berani memastikan gelar tersebut diberikan. Karena secara resmi akan diputuskan Presiden Joko Widodo, dan diumumkan 9 November. Artinya tahapan masih ada, hasil kajian TP2GN akan diserahkan ke dewan nasional, nanti proses akhirnya di tangan presiden. ”Kita tungggu dan berdoa bersama,” imbuhnya.
Ia mengaku telah membaca seluruh naskah yang diserahkan Pemprov ke TP2GN. Menurutnya, dokumen yang dikumpulkan, dari sisi akademis dan historis sudah bisa dipertanggungjawabkan. Tapi masih ada beberapa kekurangan. Misalnya, Maulanasyeikh pernah berkirim surat ke Mesir. Menurutnya itu dokumen penting yang perlu dimasukkan.
Sudarnoto mengusulkan, agar ke depan dibentuk Maulana Center diintergariskan dengan museum, dan pusat studi yang bisa dikembangkan menjadi pusat wisata religius. Sehingga selain dipelajari para peneliti, dinikmati masyarakat. Dengan adanya Maulanasyeikh Center itu, kajian-kajian tentang pemikirannya akan berkembang. Artinya secara akademik maupun secara sosial agama akan memberikan manfaat. ”Juga wisata,” saran Dosen Sejarah Asia Tenggara UIN Syarif Hidayatullah itu.
Salah satu usulan yang menarik menurutnya adalah penggunaan nama Maulanasyeikh menjadi nama Bandara Lombok. Penggunaan nama pahlawan sebagai nama bandara bertujuan agar putra-putri NTB, dan masyarakat secara luas tahu jasanya. Hal serupa juga sudah dilakukan di tempat lain. ”Usulan itu bagus, saya sangat setuju,” katanya.
Penggunaan nama Bandara Internasional Tuan Guru Zainuddin menurutnya sangat bagus. Kata “Tuan Guru” mencerminkan identitas masyarakat Lombok. Karena hanya di NTB menggunakan istilah Tuan Guru.
Selain itu, penggunaan nama pahlawan menjadi nama bandara akan memberikan gambaran, bahwa NTB sudah menjadi bagian dari anggota masyarakat internasional. ”Tamu-tamu dari luar juga akan tahu,” ujar peneliti Malaysia itu.
Bahkan menurutnya, tidak hanya nama bandara, nama jalan utama juga bisa menggunakan nama pahlawan. Baginya hal itu bukan sesuatu yang tidak mungkin, bahkan lumrah di daerah lain.  ”Ini akan memerikan kekuatan yang sangat penting,” katanya.
Sementara itu, Ketua TP2GD Provinsi NTB H Rosiady Sayuti mengatakan, saat ini pemprov terus berdoa agar hasilnya positif, presiden memutuskan gelar pahlawan nasional bagi Maulanasyeikh. Hasil kunjungan TP2GN ke NTB menurutnya cukup positif, sehingga ia optimis gelar itu bisa didapatkan.
”Tentu (keputusan) di presiden, dari sembilan atau 10 yang diusulkan, berapa yang akan di-SK-kan presiden,” kata Rosiady.
Terkait adanya usulan pergantian nama bandara, dari LIA menjadi Bandara Internasional Tuan Guru Muhammad Zainuddin pemprov menyambut positif. Tapi saat ini tidak bisa dibahas, karena harus menuggu pengumuman resmi dari pemerintah. ”Karena dimana-mana nama bandara menggunakan nama pahlawan mereka,” tandasnya.
Bahkan Wakil Ketua DPRD NTB TGH Mahalli Fikri mengusulkan, nama bandara menjadi Zainuddin Abdul Madjid International Airport (ZAMIA). Menurutnya, nama itu cukup bagus, baik dari singkatan maupun penyebutannya lebih mudah. Nama itu juga sudah beredar di tengah masyarakat. ”Penggunaan nama  beliau menjadi nama bandara sangat pantas,” tegasnya.(ili/r5)



0 komentar:

Posting Komentar