Pasukan
Israel Tangkap 19 Warga Palestina
Ramallah – Pasukan Israel menangkap dan
menahan 19 warga Palestina di Tepi Barat dalam sebuah operasi yang dilakukan
pada Selasa (24/10) dini hari waktu setempat. Otoritas Israel tidak memberi
keterangan terperinci terkait alasan penangkapan tersebut. Palestinian
Prisoner’s Society (PPS) mengonfirmasi penangkapan warga Palestina di Tepi
Barat tersebut. Setidaknya mereka telah mengidentifikasi 16 warga Palestina
yang digelandang oleh pasukan keamanan Israel.
“Pasukan Israel menahan lima warga Palestina
di Qabatiya, dekat Jenin, lima lainnya di Betlehem, dua warga masing-masing
dari Hebron dab Qalqilia, dab satu lagi berasal dari Ramallah,” ungkap PPS
seperti dikutip kantor berita Palestina WAFA. Berdasarkan keterangan
penduduk Palestina di desa Hebron, Beit Awwa, Tepi Barat, pasukan keamanan
Israel tidak hanya menangkap warga Palestina di sana. Mereka juga menyita uang
senilai 80 ribu shekel atau sekitar 23 ribu dolar AS dari salah satu rumah
warga yang menjadi target operasi penangkapan.
Adapun alasan penyitaan karena pasukan
keamanan Israel meyakini uang tersebut akan digunakan untuk mendukung kelompok
Palestina yang ilegal. Tidak dijelaskan siapa dan apa yang dimaksud kelompok
ilegal itu. Seorang juru bicara militer Israel telah mengonfirmasi adanya penangkapan
terhadap 19 warga Palestina. Namun dia tidak memberi penjelasan lebih detail
perihal motif dan alasan penangkapan tersebut.
Penggerebekan dan penangkapan warga Palestina
oleh otoritas keamanan Israel rutin terjadi di Tepi Barat. Menurut dokumentasi
PBB, antara 26 September hingga 9 Oktober 2017, pasukan Israel telah melakukan
operasi pemburuan dan penangkapan di Tepi Barat. Dalam operasi itu, 205 warga
Palestina telah ditahan, termasuk di dalamnya sembilan anak-anak. (yp/knrp)
Sumber: Republika
Rabu 01 November 2017,
09:11 WIB
Izin Disetop,
Seluruh Plang Hotel Alexis Dicopot Pagi ini
Plang Hotel Alexis Dicopot (Foto: Indra
Komara/detikcom)
Jakarta - Seluruh plang Hotel Alexis dicopot
pagi ini. Ini adalah imbas dari tidak diperpanjangnya izin hotel dan griya
pijat Alexis.
Suasana di Hotel Alexis, Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, Rabu (1/11/2017) pukul 08.48 WIB, terlihat sepi. Namun ada 3 orang pekerja yang terlihat di lokasi.
Para pekerja ini nampak mencopot plang Hotel Alexis menggunakan alat seperti obeng dan tang. Kemarin, plang hotel ini hanya ditutup kain hitam tebal.
Suasana di Hotel Alexis, Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, Rabu (1/11/2017) pukul 08.48 WIB, terlihat sepi. Namun ada 3 orang pekerja yang terlihat di lokasi.
Para pekerja ini nampak mencopot plang Hotel Alexis menggunakan alat seperti obeng dan tang. Kemarin, plang hotel ini hanya ditutup kain hitam tebal.
Salah seorang pekerja
bernama Sumarno (43) mengatakan, pencopotan plang hotel ini adalah perintah
dari pihak hotel.
|
"Ini lagi dicopot atas perintah atasan langsung, manager house keeping and engineering Pak Wawan," ujar Sumarno. Dia menyebut, dua plang lainnya di sisi atas gedung nantinya juga akan dicopot.
Suasana hotel ini juga sudah sepi. Tidak ada aktivitas karyawan karena per 31 Oktober 2017 kemarin seluruhnya sudah dirumahkan karena izin hotel dan griya pijat tidak diperpanjang.
Pihak Hotel Alexis sebelumnya telah menggelar jumpa pers. Mereka mengaku akan bersikap kooperatif dengan Pemprov DKI Jakarta. Meski begitu, mereka dalam waktu dekat akan beraudiensi meminta agar izin hotel dan griya pijat mereka bisa diperpanjang.
(hri/hri)
Pemberian
Gelar Pahlawan Tinggal Tunggu Presiden
on: In: Headline, Metropolis
MATARAM-Setelah Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Nasional (TP2GN)
datang meninjau. Kini tinggal menunggu keputusan presiden, yang akan meneken pemberian
gelar pahlawan nasional kepada almagfurlah TGKH M Zainuddin
Abdul Madjid. Rencananya, pengumuman akan akan dilakukan 9 November mendatang,
sebelum peringatan hari pahlawan.
Anggota TP2GN Dr
Sudarnoto Abdul Hakim kepada Lombok Post mengatakan, dalam
kunjungannya sejak Senin lalu, ia bertemu dengan gubernur, kemudian mengunjungi
keluarga Maulanasyeikh di Lombok Timur. Setelah itu meninjau Yayasan NW dan
berziarah ke makam Maulanasyeikh.
Baca Juga :
- Posts not found
”Saya ke sini atas nama tim
memang ingin melihat antusiasme masyarakat,” kata Dosen UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta itu, kemarin (31/10).
Ia menilai, spirit dan doa
masyarakat NTB sangat luar biasa, mendoakan agar Maulanasyeikh diberi gelar
pahlawan. Hal itu terlihat dari spanduk, baliho, pemberitaan di media massa dan
diskusi dengan tokoh-tokoh yang ditemui NTB.
Ia menyimpulkan, sangat
beralasan masyarakat NTB mengharapkan Maulanasyeikh menjadi pahlawan nasional.
”Sangat dipahami, apalagi belum ada pahlawan nasional di NTB ini,” ujar Ketua
Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI itu.
Meski demikian, Ia belum
berani memastikan gelar tersebut diberikan. Karena secara resmi akan diputuskan
Presiden Joko Widodo, dan diumumkan 9 November. Artinya tahapan masih ada, hasil
kajian TP2GN akan diserahkan ke dewan nasional, nanti proses akhirnya di tangan
presiden. ”Kita tungggu dan berdoa bersama,” imbuhnya.
Ia mengaku telah membaca
seluruh naskah yang diserahkan Pemprov ke TP2GN. Menurutnya, dokumen yang
dikumpulkan, dari sisi akademis dan historis sudah bisa dipertanggungjawabkan.
Tapi masih ada beberapa kekurangan. Misalnya, Maulanasyeikh pernah berkirim
surat ke Mesir. Menurutnya itu dokumen penting yang perlu dimasukkan.
Sudarnoto mengusulkan, agar
ke depan dibentuk Maulana Center diintergariskan dengan museum, dan pusat studi
yang bisa dikembangkan menjadi pusat wisata religius. Sehingga selain
dipelajari para peneliti, dinikmati masyarakat. Dengan adanya Maulanasyeikh
Center itu, kajian-kajian tentang pemikirannya akan berkembang. Artinya secara
akademik maupun secara sosial agama akan memberikan manfaat. ”Juga wisata,”
saran Dosen Sejarah Asia Tenggara UIN Syarif Hidayatullah itu.
Salah satu usulan yang
menarik menurutnya adalah penggunaan nama Maulanasyeikh menjadi nama Bandara
Lombok. Penggunaan nama pahlawan sebagai nama bandara bertujuan agar
putra-putri NTB, dan masyarakat secara luas tahu jasanya. Hal serupa juga sudah
dilakukan di tempat lain. ”Usulan itu bagus, saya sangat setuju,” katanya.
Penggunaan nama Bandara
Internasional Tuan Guru Zainuddin menurutnya sangat bagus. Kata “Tuan Guru”
mencerminkan identitas masyarakat Lombok. Karena hanya di NTB menggunakan
istilah Tuan Guru.
Selain itu, penggunaan nama
pahlawan menjadi nama bandara akan memberikan gambaran, bahwa NTB sudah menjadi
bagian dari anggota masyarakat internasional. ”Tamu-tamu dari luar juga akan
tahu,” ujar peneliti Malaysia itu.
Bahkan menurutnya, tidak
hanya nama bandara, nama jalan utama juga bisa menggunakan nama pahlawan.
Baginya hal itu bukan sesuatu yang tidak mungkin, bahkan lumrah di daerah
lain. ”Ini akan memerikan kekuatan yang sangat penting,” katanya.
Sementara itu, Ketua TP2GD
Provinsi NTB H Rosiady Sayuti mengatakan, saat ini pemprov terus berdoa agar
hasilnya positif, presiden memutuskan gelar pahlawan nasional bagi
Maulanasyeikh. Hasil kunjungan TP2GN ke NTB menurutnya cukup positif, sehingga
ia optimis gelar itu bisa didapatkan.
”Tentu (keputusan) di
presiden, dari sembilan atau 10 yang diusulkan, berapa yang akan di-SK-kan
presiden,” kata Rosiady.
Terkait adanya usulan
pergantian nama bandara, dari LIA menjadi Bandara Internasional Tuan Guru
Muhammad Zainuddin pemprov menyambut positif. Tapi saat ini tidak bisa dibahas,
karena harus menuggu pengumuman resmi dari pemerintah. ”Karena dimana-mana nama
bandara menggunakan nama pahlawan mereka,” tandasnya.
Bahkan Wakil Ketua DPRD NTB
TGH Mahalli Fikri mengusulkan, nama bandara menjadi Zainuddin Abdul Madjid
International Airport (ZAMIA). Menurutnya, nama itu cukup bagus, baik dari singkatan
maupun penyebutannya lebih mudah. Nama itu juga sudah beredar di tengah
masyarakat. ”Penggunaan nama beliau menjadi nama bandara sangat pantas,”
tegasnya.(ili/r5)
0 komentar:
Posting Komentar