Awan,
Cairan yang Mengambang
Tanya:
Apakah sebenarnya awan itu?
Jawab:
Awan adalah air yang mengambang di udara. Jika dalam jumlah yang banyak maka
akan terbentuk hujan lebat yang turun ke bumi menghasilkan air sumur, sungai,
telaga, dan mata air yang dapat kita minum, kita gunakan untuk menyiram
tanaman, dan diminum pula oleh hewan ternak kita.
Apakah kamu tidak
memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka
diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air
itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya. (Az-Zumar (39):21).
Tanya:
Bagaimana awan terbentuk?
Jawab:
Allah swt mengirimkan panas matahari untuk menguapkan air di permukaan laut.
Uap air laut yang telah menjadi tawar naik ke atas namun hanya sampai ke
ketinggian tertentu agar ia dapat menjadi rahmat bagi hamba-hamba Allah swt.
Demikianlah Allah swt menetapkan sunnah-Nya di alam semesta, Ia tetapkan air
laut yang asin berubah menjadi hujan yang tawar dan amat dibutuhkan oleh
manusia.
Tanya:
Bagaimana Sunnatullah dalam pembentukan awan ini?
Jawab:
Pertama, Allah swt menjadikan panas matahari serta angin sebagai penyebab
naiknya uap air laut ke ketinggian yang melebihi ketinggian gunung agar
kumpulan uap air itu tidak terhalang oleh gunung ketika ia bergerak dari atas
laut menuju tengah-tengah daratan. Allah swt menguapkan air laut tanpa disertai
unsur garamnya agar dapat diminum oleh manusia, hewan dan tumbuhan.
Maka Terangkanlah
kepadaKu tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah
yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka
mengapakah kamu tidak bersyukur? (Al-waqi'ah (56): 68-70).
Kedua, Allah swt Dialah yang telah menjadilkan angin dan panas matahari
sebagai sebab terangkatnya uap air dari laut melebihi tinggi rata-rata gunung
seperti firman-Nya:
Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita
gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah
membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus. (Al-A'raf (7): 57).
Makna أقَلَّّتْ pada ayat di atas adalah membawa dan
mengangkat.
Allah swt menjadikan suhu yang dingin
di udara semakin dingin sampai pada ketinggian 8 mil saja. Ini membuat air
tidak dapat melebihi ketinggian tersebut.
Tanya:
Mengapa semakin ke atas suhu semakin dingin?
Jawab:
Seharusnya semakin kita naik ke atas kita akan semakin merasakan panas karena
jarak dengan matahari relatif semakin dekat. Namun di bawah ketinggian 8 mil
keadaan justru sebaliknya. Ini dimaksudkan agar uap air tidak terus naik ke
atas sehingga tidak kering atau hilang.
Dan Kami
turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi, dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
(Al-Mu'minun (23): 18).
Tanya:
Bagaimana pengumpulan uap air dapat terjadi?
Jawab:
Uap air itu amat ringan dan tak dapat dilihat, karenanya ia naik ke atas. Lalu Allah
swt mengirim angin yang membawa zat-zat tertentu yang berfungsi mengumpulkan
uap-uap air itu di sekelilingnya sehingga terbentuk gumpalan besar uap air yang
kita lihat sebagai awan. Awan yang berat dengan uap air itu membantunya untuk
tidak terus naik ke atas.
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan
keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. (Ar-Rum
(30): 48).
Di samping kedua sunnatullah yang telah disebutkan (sunnah Allah
swt berupa naiknya uap air laut di atas ketinggian gunung dan sunnah Allah swt
berupa tertahannya gumpalan awan yang berisi uap air pada ketinggian 8 mil),
juga terdapat ni'mat lain bagi manusia (sunnatullah yang ketiga) berupa
bergeraknya awan yang telah berisi air itu menuju ke atas daratan yang dihuni
manusia, hewan dan tumbuhan.
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita
gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami
turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai
macam buah-buahan. seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah
mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (Al-a'raf (7): 57).
Renungkanlah bagaimana ukuran kecepatan angin yang amat
sesuai dengan berat dan kepekatan awan sehingga tidak membawa dampak
kehancuran. Allah swt telah memberikan beberapa pelajaran kepada kita dengan
angin yang menghancurkan yang kecepatannya 75 mil perjam. Dan bila kecepatannya
mencapai 200 mil perjam maka angin itu tidak akan menyisakan apapun. Dan agar Anda
ketahui betapa besar pengaruh rahmat Allah swt kepada kita ingatlah bahwa angin
dengan kecepatan tinggi itu ada pada ketinggian
5 mil saja di atas kepala kita di mana arus angin dengan kecepatan 200
mil perjam tersebut berada 5 mil di atas permukaan laut. Jika angin dengan
kecepatan 200 mil perjam ini turun beberapa mil saja pasti semua struktur
kehidupan akan rusak setelah ia merusak sistem pengaturan hujan. Perlu
diketahui bahwa daerah di atas angin penghancur ini adalah daerah yang tak
berangin. Jika urutan ini terbalik maka rusaklah semua sistem yang
telah ada. Anda lihat bagaimana perencanaan dan program yang amat sempurna di
atas permukaan bumi ini.
Keempat, adalah sunnatullah turunnya
hujan berupa butiran-butiran air yang kecil bukan air bah yang dapat
menghancurkan segala sesuatu.
Kelima, sunnatullah mengalirnya
sungai-sungai yang berpencar di permukaan bumi seperti pembuluh darah bagi
tubuh manusia.
Keenam, sunnatullah menyerapnya
sebagian besar air ke dalam bumi agar air tidak tercemar dan agar tanah laik
untuk ditelusuri tanpa gangguan air.
Ketujuh, sunnatullah tersimpannya air
di dalam bumi dengan jarak yang tidak jauh sehingga dapat dimanfaatkan oleh
manusia berupa mata air atau sumur. Air ini tertahan oleh bebatuan yang seperti
bejana penampung air sehingga tidak menembus ke kedalaman bumi yang tak
terjangkau manusia.
Firman Allah swt:
Katakanlah:
"Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; Maka siapakah
yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?" (Al-mulk (67): 30).
Jadi,
- Di bumi ini ada program sempurna yang bekerja di bawah perintah Penciptanya dengan amat rapi dan teratur.
- Ada juga di sana Sunnatullah yang tetap, berkadar, dan sangat rapi yang bekerja membentuk air hujan, mengangkat air dari laut ke ketinggian di atas gunung setelah dihilangkan unsur garamnya, kemudian air itu dikirim untuk semua makhluk yang membutuhkannya di tengah-tengah daratan luas dengan menurunkannya dalam bentuk tetesan lembut yang bermanfaat dan tidak membahayakan. Lalu ia menjadi sungai-sungai yang penuh manfaat atau diserap ke dalam bumi agar tidak menganggu kehidupan dan agar terjaga dari polusi serta menjadi cadangan air yang ditampung dengan jarak tidak jauh dari permukaan bumi oleh wadah dari bebatuan.
مُجِيْبُ الدُّعَاءِ
Yang Mengabulkan Doa
Tanyakan orang-orang bijak
tentang rahmat Tuhan-mu Yang Maha Mengabulkan doa, tanyakan tentang
pengabulan-Nya akan permohonan dan rintihan orang-orang yang terjepit dan
terhimpit.
Tanyakan betapa banyak tanah
tandus saat hujan tak jua turun, lalu kaum muslimin keluar seperti yang
diajarkan Rasulullah saw untuk menyeru Tuhan mereka sepenuh harapan. Ketika
suatu kaum jujur dan tulus dalam doanya Allah swt menjawab doa mereka dan
menurunkan hujan yang penuh rahmat. Hal ini disaksikan dan dialami oleh jutaan
kaum muslimin di segala penjuru bumi.
Itulah bukti nyata yang
dengannya kita mengetahui bahwa Pencipta hujan adalah Zat yang Mengabulkan doa.
Firman Allah swt:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran. (Al-Baqarah [2]: 186).
Untuk Direnungkan:
- Siapakah Pemilik program sempurna dan bijaksana dalam pengaturan bumi?
- Siapakah yang telah menetapkan hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan yang amat teratur, detil, dan sempurna?
- Siapakah yang telah mendengar doa para pemohon dan menjawabnya? Menciptakan awan dan menurunkan hujan?
- Berhala tidak mampu berbuat sesuatu dan memikirkan apapun.
- Alam yang buta, tuli dan bisu tidak memiliki kehendak dan pengaturan.
- Ataukah ketiadaan yang menciptakan, memrogram, mengadakan, membentuk, menentukan ukuran, menyempurnakan, mendengar, dan menjawab? Padahal ketiadaan - sesuai namanya – tidak memiliki wujud, lalu bagaimana mungkin keberadaan muncul dari suatu yang tidak ada?!
- Ataukah justru fenomena alam ini semua sedang berbicara kepada akal manusia bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, Maha Detil Pengetahuan-Nya, Maha Mendengar, Maha Menjawab, Maha Pemberi rizki, Maha Menentukan waktu, Maha Penolong bagi hamba-Nya? Hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan yang sempurna dan menentukan segalanya yang mengatur pembentukan hujan sedang berbicara kepada akal manusia tentang kekuasaan Tuhannya, sebagian sifat-sifat Penciptanya, keberadaan-Nya. Kalau bukan karena-Nya tidak ada satupun aturan, kesempurnaan, dan perencanaan yang dapat kita saksikan sama sekali.
Pandanglah dan perhatikan awan wahai
Saudara,
Bagaimana ia bak air yang terbang di
udara
Allah mengirimnya untuk kita sebagai
bukti rahmat-Nya
Hujan yang dibawanya, sudahkah engkau
mensyukuri-Nya?
Ia tundukkan mentari yang menyinari
lautan
Uap airnya naik melewati pegunungan
menuju langit dengan tepat ketinggian
Begitulah agar luput dari jangkauan
..
..
..
Kesimpulan
- Allah swt adalah Pencipta bumi dan semua pengaturan yang ada padanya.
- Allah swt Dialah yang menundukkan matahari dan sinarnya yang panas untuk mengangkat uap air laut melewati ketinggian gunung.
- Allah swt Dialah yang mengirim angin, menciptakan awan dan menurunkan hujan.
- Allah swt Dialah yang mengalirkan sungai-sungai, memancarkan mata air, menampung air dalam tanah dengan wadah bebatuan dan tidak membuatnya hilang di kedalaman bumi.
- Allah swt Dialah yang menciptakan manusia, hewan, dan tumbuhan kemudian menjamin makanan dan minuman mereka dengan menyediakan sepenuhnya sarana-sarana untuk memperolehnya.
- Allah swt Dialah yang Maha Mendengar, Menjawab doa, Menyingkap kesusahan, dan Menyelamatkan hamba-Nya yang terhimpit.
- Berhala-berhala yang lemah dan alam yang bodoh, tuli dan bisu tidak akan mampu membuat, merencanakan, mendengar dan menjawab.
0 komentar:
Posting Komentar