Rabu, 04 Juni 2014

MAKANAN KITA




̍ÝàZuù=sù ß`»|¡RM}$# 4n<Î) ÿ¾ÏmÏB$yèsÛ
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (80:24).

A.                  Dalam Perut Ibu

Tanya: Bagaimana janin mengkonsumsi makanan dalam perut ibunya?
Jawab: Apabila zigot telah terbentuk dalam rahim, Allah swt, Maha Pemberi rizki, mengarahkannya ke tempat rizkinya yang telah disiapkan. Zigot ini menempel pada dinding rahim di tempat yang tepat baginya untuk menempel. Setelah menempel, batas antara zigot dengan dinding rahim seperti lebur dengan rancangan amat sempurna sehingga zigot ini mendapatkan hubungan langsung dengan darah ibu dan mendapatkan makanan dari makanan ibu. Hal ini berlangsung sampai janin keluar dari perut ibunya. Pada saat lahir pun bayi masih terhubung dengan tali pusat untuk kemudian dipotong dan rizki lain telah menanti sang bayi.

B.                  Air Susu Ibu

Tanya: Dari mana sang bayi mendapatkan makanan setelah terputus dari tali pusat?
Jawab: Pencipta manusia benar-benar Maha Bijaksana dan Maha Tahu dimana Dia tidak menetapkan kapan janin harus keluar kecuali setelah Dia siapkan segala kebutuhannya. Diantara persiapan itu adalah alat-alat pencernaan makanan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, pankreas, usus halus, hati, dan seterusnya. Dia juga telah menyiapkan sumber makanan baru bagi bayi sejak ia keluar dari rahim, yaitu air susu ibu yang sebelum itu tidak ada.

Tanya: Cukupkah ASI saja bagi bayi yang baru lahir?
Jawab: Ya, ASI mengandung zat-zat makanan yang bergizi seperti anti bodi, lemak, protein, beragam vitamin, dan zat-zat lain yang dibutuhkan bayi. Dengan tadbir (perencanaan) yang amat detil Allah swt menjadikan ASI amat sesuai dengan lambung bayi, dimana ASI semakin padat seiring dengan semakin kuatnya lambung bayi dalam menghancurkan zat makanan.  



C.                  Dari Tanah

Tanya: Dari mana manusia makan setelah ia disapih oleh ibunya?
Jawab: Dengan sifat-Nya yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui, Allah swt menggantikan posisi ASI dengan makanan yang Dia tumbuhkan dari dalam bumi secara langsung atau tidak langsung berupa biji-bijian, buah, dan daging. Semuanya Allah ciptakan dengan jumlah yang cukup bagi kebutuhan manusia. Allah swt berfirman:

Ÿ@yèy_ur $pkŽÏù zÓźuru `ÏB $ygÏ%öqsù x8t»t/ur $pkŽÏù u£s%ur !$pkŽÏù $pksEºuqø%r& þÎû Ïpyèt/ör& 5Q$­ƒr& [ä!#uqy tû,Î#ͬ!$¡¡=Ïj9 ÇÊÉÈ
Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (Fushilat (41):10).

Maksudnya bahwa Allah swt telah menetapkan ukuran makanan yang dibutuhkan seluruh makhluk-Nya di bumi. Disamping menyiapkan makanan dari tanah, Dia mempersiapkan pula alat pencernaan makanan yang dibutuhkan mulai dari beragam gigi sampai saluran pembuangan makanan.

D.                  Penyiapan Makanan Manusia

Tanya: Bagaimana proses pernyiapan makanan manusia?
Jawab: Kita telah merenungkan bagaimana Allah swt menyediakan makanan manusia pada fase rahim dan menyusui. Sekarang penyiapan makanan pada fase ini dilakukan dengan melibatkan banyak makhluk.

1.   Tanah
Allah swt telah menyiapkan tanah dengan amat matang, strukturnya amat sesuai bagi pertumbuhan tanaman di mana transportasi zat-zat penting menjadi mudah dilakukan dari tanah ke tubuh tanaman. Jutaan bakteri dan mikro organisme lain terlibat dalam menyiapkan dan menentukan struktur tanah tersebut.
Allah swt berfirman:
uÚöF{$#ur $yg»tR÷ŠytB $uZøŠs)ø9r&ur $ygŠÏù zÓźuru $uZ÷Fu;/Rr&ur $pkŽÏù `ÏB Èe@ä. &äóÓx« 5brãöq¨B ÇÊÒÈ $uZù=yèy_ur ö/ä3s9 $pkŽÏù |·ÍŠ»yètB `tBur ÷Läêó¡©9 ¼çms9 tûüÏ%κtÎ/ ÇËÉÈ
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya. (Al-Hijr (15): 19-20).
           
2.  Benih
Benih-benih ini telah Allah siapkan untuk mengubahnya menjadi tumbuhan setelah diletakkan dalam tanah. Benih ini berasal dari pohon dan tumbuhan sedangkan pohon-pohon ini berasal dari benih-benih yang lalu. Demikianlah kehendak ilahi yang penuh ketepatan mengatur semua itu, kehendak Maha Pemberi rizki yang telah menciptakan kita dengan kebutuhan terhadap makanan, sehingga Dia menyediakan semuanya dan menciptakan faktor sebab akibat dalam semua prosesnya agar kita dapat merenungkan dan mengenal keagungan-Nya.
Benih yang kita tanam itu kemudian merekah dan menembus tanah yang menyelimutinya dari dua arah berlawanan: ke atas untuk membentuk tunas dan batangnya, dan ke bawah untuk pembentukan akar yang akan menyerap makanan dari tanah.
             
3.  Laut, Angin dan Awan
Namun benih-benih tadi tidak dapat tumbuh dalam lingkungan tanah yang kering kerontang tak berair. Allah swt telah menyiapkan lautan sebagai sumber air, lalu ia mengirimkan angin yang berfungsi menggiring awan. Awan itu sendiri dengan kehendak-Nya terbentuk dari uapan air laut yang yang naik ke atas. Awan yang berisi uap air ini kemudian dengan proses pendinginannya menurunkan air tawarnya berupa hujan. Dengan rahmat-Nya Allah swt menurunkan air hujan ini dalam bentuk butiran air atau salju, bukan berupa air bah, atau bongkahan besar salju. Dengan air ini, Allah mengalirkan sungai-sungai, ada pula yang masuk ke dalam tanah lalu tertahan di kedalaman tertentu oleh lapisan batu di dalam tanah sehingga dapat bermanfaat bagi tanaman dan manusia.
Dia berfirman:
uqèdur Ï%©!$# ã@Åöãƒ yx»tƒÌh9$# #MŽô³ç0 šú÷üt/ ôytƒ ¾ÏmÏGuH÷qu ( #Ó¨Lym !#sŒÎ) ôM¯=s%r& $\/$ysy Zw$s)ÏO çm»oYø)ß 7$s#t6Ï9 ;MÍh¨B $uZø9tRr'sù ÏmÎ/ uä!$yJø9$# $oYô_t÷zr'sù ¾ÏmÎ/ `ÏB Èe@ä. ÏNºtyJ¨V9$# 4 šÏ9ºxx. ßl̍øƒéU 4tAöqyJø9$# öNä3ª=yès9 šcr㍞2xs? ÇÎÐÈ
Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu Telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah kami membangkitkan orang-orang yang Telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (Al-a'raf (7): 57).
           
4.   Udara, Malam dan Siang
Tanpa udara dan panas matahari, kita tak kan melihat benih, buah atau pohon. Bila matahari bersinar terus menerus tanpa henti pada satu permukaan bumi tanpa ada malam, semua makhluk hidup akan terbakar. Akan tetapi Allah swt menggilirkan siang dan malam secara teratur untuk kemaslahatan makhluk-Nya salah satunya agar pembentukan makanan dapat berlangsung dengan baik.
Dia berfirman:
ß,Ï9$sù Çy$t6ô¹M}$# Ÿ@yèy_ur Ÿ@øŠ©9$# $YZs3y }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur $ZR$t7ó¡ãm 4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÒÏÈ  
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Al-an'am (6):96).
           
5.    Zat Hijau Daun
Tanaman memiliki chlorophyl yang amat berperan bagi pembentukan makanan yang dibutuhkan tanaman. Garam, mineral, air, dan bahan baku lainnya dari tanah, CO2 dari udara, sinar matahari, semuanya diolah sehingga terbentuk sejenis gula lalu diubah menjadi makanan yang dibutuhkan oleh manusia dan hewan.
uqèdur üÏ%©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr'sù çm÷YÏB #ZŽÅØyz ßl̍øƒU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#uŽtIB z`ÏBur È@÷¨Z9$# `ÏB $ygÏèù=sÛ ×b#uq÷ZÏ% ×puŠÏR#yŠ ;M»¨Yy_ur ô`ÏiB 5>$oYôãr& tbqçG÷ƒ¨9$#ur tb$¨B9$#ur $YgÎ6oKô±ãB uŽöxîur >mÎ7»t±tFãB 3 (#ÿrãÝàR$# 4n<Î) ÿ¾Ín̍yJrO !#sŒÎ) tyJøOr& ÿ¾ÏmÏè÷Ztƒur 4 ¨bÎ) Îû öNä3Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sムÇÒÒÈ   
Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (Al-an'am (6): 99).

Renungkan:
Zat yang telah mengarahkan zigot menuju tempat yang tepat dan menempel dengan dinding rahim dan dapat  berhubungan dengan darah sang ibu… Zat yang telah menciptakan tali pusat dan menyampaikan makanan yang mengalir di darah ibu kepada janin dalam kegelapan rahim… Tidakkah Zat yang melakukan semua itu benar-benar Maha Bijaksana, Maha Mengetahui, Maha Pemberi rizki dan Maha Penyayang?
Zat yang telah membentuk gigi yang pas dengan jenis makanan.. yang telah menciptakan tanah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan mikro organisme di dalam tanah yang membantu kesuburan tanaman.. yang telah menciptakan benih.. menciptakan lauatan.. mengangkat uap air… mengirim angin.. membentuk awan dan mengarahkannya ke atas bumi yang kita injak… menurunkan butiran hujan… mengalirkan sungai… memecah sungai menjadi anak-anak sungai yang menjadi sumber air bagi kita… menahan air agar tidak tembus ke kedalaman yang tak terjangkau… Zat yang telah menciptakan matahari, mempergilirkan malam dan siang, dan menciptakan zat hijau daun yang menakjubkan… Tidakkah Zat yang melakukan semua itu adalah Maha Pencipta, Maha Agung, Maha Berkuasa, Maha Pemberi rizki, Maha Kuat, Maha Mengetahui, dan Maha Bijaksana??
̍ÝàZuù=sù ß`»|¡RM}$# 4n<Î) ÿ¾ÏmÏB$yèsÛ ÇËÍÈ $¯Rr& $uZö;t7|¹ uä!$yJø9$# ${7|¹ ÇËÎÈ §NèO $uZø)s)x© uÚöF{$# $y)x© ÇËÏÈ $uZ÷Kt7/Rr'sù $pkŽÏù ${7ym ÇËÐÈ $Y6uZÏãur $Y7ôÒs%ur ÇËÑÈ $ZRqçG÷ƒyur WxøƒwUur ÇËÒÈ t,ͬ!#ytnur $Y6ù=äñ ÇÌÉÈ ZpygÅ3»sùur $|/r&ur ÇÌÊÈ $Yè»tG¨B ö/ä3©9 ö/ä3ÏJ»yè÷RL{ur ÇÌËÈ
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. ('Abasa (80): 24-32).




0 komentar:

Posting Komentar