Rabu, 01 Oktober 2014

BERITA ALAM ISLAMI

Turki, Negara Paling Dermawan di Dunia



Kendati dituduh HT sebagai antek Barat dan budak Zionis, serta diserang pemerintah Mesir, Saudi, Emirates dan Kuwait sebagai pendukung teroris karena mendukung Ikhwanul Muslimin di Mesir. Turki menjawab semua tuduhan di atas dengan karya nyata, bukan sekedar koar-koar Toa, KTT, atau muktamar seperti yang dilakukan para pengkritiknya.

Berikut jawaban Turki:

1. Dalam 2 minggu menerima dengan tebuka 150.000 pengungsi Syiria. Sehingga total pengungsi Syiria di Tuki mencapai 1.25 juta jiwa. Setiap bulannya Turki mensuplai kebutuhan sembako, plus dengan energi dan kebutuhan air.

2. Data Statistik Internasional mencatat, bahwa Turki meraih rangking pertama sebagai negara donor dunia. Bahkan disebut sebagai negara "Paling Dermawan", dimana sumbangan donor dan donasi sosial Turki keluar negeri mencapai 0.21 % dari APBN Turki. Jumlah totalnya adalah 1.6 milyar dollar.

Data statistik Internasional ini menjadikan Turki berada di urutan pertama sebagai negara donatur dunia, setelah sebelumnya di tahun 2012 dan 2013 berada di urutan ketiga.

Dengan demikian, Turki demokratis-sekuler yang kini dipimpin Erdogan-Davutoglu (Presiden-PM), menjadi negara Islam non Arab yang paling perhatian tentang krisis kemanusiaan di negara-negara Arab dan menimpa bangsa Arab. Bahkan Turki menjadi negara Muslim pertama yang mampu mengirimkan bantuan ke seluruh dunia, atas persetujuan dan restu dari level tertinggi di negara tersebut. Tak jarang kita perhatikan, Erdogan-Davutoglu (Presiden-PM) Turki mengirimkan bantuan ke negara-negara krisis seperti di Myanmar, Palestina, Aceh, hingga negara di Afrika.

Pantaskah kita mendengar tuduhan HT dan tuduhan negara-negara Arab yang justru menjadi predator terhadap warga Palestina?
 Wallahu A'lam.

(by: Nandang Burhanudin)

Erdogan: PBB Jadi Sumber Masalah Dunia
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg17yEUPuRkiqyltIUt4DMGCqaqllncvhxM9HWkqo91saLohXHWJrZXnb3hdR-Y4gQF_vAZTpHMjAV2mN1a73X3VaO1ExVt2pnNZFyxnKppM-zRO0Sc3js2wSrTAauu6EOEFrA53VsrglfA/s1600/1411930130972.jpg

Presiden Turki Rajab Tayeb Erdogan mengatakan: "apakah tepat PBB dijadikan tempat berbicaranya para pelaku kudeta? Bukankah seharusnya PBB itu forumnya para pemimpin terpilih dunia yang dipilih oleh rakyatnya secara demokratis dan dengan suka rela? Atau PBB cuma forum khusus buat pidato-pidato murahan rezim-rezim diktator? Atau buat semua dan siapa saja boleh bicara dan berpidato di PBB? Jika demikian lain lagi pembahasannya. Saya sebagai Rajab Tayeb Erdogan dan sebagai orang yang mengimani demokrasi; maka berphoto bersama dengan orang-orang yang sampai kepada kekuasaan dengan cara yang tidak demokratis, saya tidak sudi!".

Pidato tersebut disampaikan saat pembukaan KTT World Economic Forum di Istanbul kemarin.

Erdogan menegaskan, bahwa dunia ini bukan hanya terdiri dari lima negara, "dan sangat tidak tepat jika kita menggantungkan nasib dunia ini hanya kepada lima negara tersebut (maksudnya adalah negara-negara yang menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB). Enggak mungkin banget kalau nasib saya diserahkan kepada sikap lima negara itu. Sekarang terjadi kezaliman di Suriah, di Irak. Saat mengambil keputusan terkait, muncul pertanyaan, bagaimana sikap Dewan Keamanan? bagaimana sikap lima negara tersebut, atau salah satu dari lima negara tersebut? bila satu negara saja mengatakan tidak maka selesai masalah, dan tidak ada satupun yang bisa mengubah keputusannya. Apakah nasib jagat raya ini bergantung pada sikap satu anggota saja?"

Erdogan juga menyinggung bahwa banyak negara masih saja melakukan politik kekerasan dan memperhamba rakyatnya sehingga menyebabkan berbagai kerusakan yang parah dan berakibat merebaknya teroris keseluruh dunia dan merambah ke berbagai wilayah geografis yang luas dan mengancam keamanan dunia.

Terkait aliansi yang dikomandoi oleh Amerika Serikat melawan ISIS, Presiden Turki mengatakan: "tentunya operasi yang sedang berjalan melawan ISIS di Suriah dan Irak yang dilakukan aliansi itu penting, itu pasti. Namun saya ingin mengingatkan bahwa itu belum cukup, dan seyogianya sudah merumuskan mekanisme baru yang menjadi solusi jangka panjang pada berbagai krisis yang ada, kalau cuma menjatuhkan bom sana-sini bukanlah solusi."

Selanjutnya Erdogan mengatakan: "wahai dunia, ketika organisasi teroris model ISIS muncul kalian pada berteriak, tapi kalian semua diam ketika berhadapan dengan organisasi teroris model PKK (Partiya KarkerĂȘn Kurdistan/ Kurdistan Workers' Party)? Kenapa tidak ada yang bersuara? Kenapa anda-anda semua tidak mengajak dunia untuk membuat aliansi untuk memerangi secara bersama-sama?". Seperti dilansir Anadolu, Minggu (28/09)-[Syaff]

http://www.aa.com.tr/ar/turkey/396585


Buntut Pidato Erdogan di PBB, Turki-Uni Emirat Saling "Serang"

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzhl_IaC4aN4Kg7HUXKp20s2QreYz_YBhKTuwptHsoEKy9NfqiwnNW84XO8PK-u79QRCvXpDSOx2IY2duwnjelO58SGQq6oKL162qa0ZUTerOG5snrkgSgEFdbDpnBxSPgjiKqbjbp4RBI/s1600/erdogan_UN.jpg

Kementrian Luar Negeri Turki mengecam keras pernyataan yang dikeluarkan oleh Emirate (Uni Emirate Arab) terkait pidato Presiden Turki Rajab Tayeb Erdogan di depan sidang PBB di New York pada Rabu lalu (24/9/2014). Erodgan saat itu kembali "menyerang" rezim kudeta militer Mesir. (Baca:
 Menyerang Kejutkan Para Pemimpin Dunia, Erdogan Angkat Simbol Rabiah di Forum PBB) 

Dalam pernyataannya pada kemarin Sabtu (27/09) Kemenlu Turki memandang bahwa "sikap Emirate tersebut menyalahi etika diplomatik, dan dengan alasan apapun tidak bisa diterima". Turki juga mengatakan bahwa: "dalam berpolitik, Turki selalu berpijak diatas prinsip-prinsip demokrasi, hukum internasional, nilai-nilai kemanusiaan, dan senantiasa mengutamakan hak-hak legitimasi rakyat, dan Turki senantiasa berpijak kepada konsep-konsep tersebut pada setiap parhelatan internasional dengan konsisten".

Turki menegaskan bahwa "menghormati pilihan rakyat yang berlangsung secara demokrasi, dan mengecam penggulingan pemerintahan terpilih dengan cara-cara yang tidak demokratis seperti kudeta; adalah hasil dari sikap Turki yang senantiasa berpegang kepada prinsip. Turki mengambil sikap politik ini atas dasar legitimasi demokrasi".

Kemenlu Turki menjelaskan bahwa bisa jadi sebahagian negara merasa tidak nyaman dengan sikap Turki ini, tapi bukan menjadi haknya untuk melancarkan tudingan yang tidak layak kepada Presiden Erdogan, karena sikap seperti itu sangat berlawanan dengan kemashlahatan hubungan persahabatan kedua negara.

Turki menyampaikan harapannya agar Emirate bisa menghormati nilai-nilai standar hubungan antar negara dan tidak sembarangan mengeluarkan pernyataan-pernyataan pada berbagai permasalahan yang bukan menjadi urusannya secara langsung.

Perlu disebutkan bahwa Kemenlu Emirate pada Kamis lalu memprotes berbagai kecaman yang dilancarkan Presiden Turki Rajab Tayeb Erdogan terkait berbagai permasalahan internal Mesir pada pidatonya di depan sidang PBB di New York. Dalam pernyataan yang dipulikasikan oleh berbagai kantor berita resmi Emirate, Kemenlu Emirate menilai hal itu sebagai tindakan intervensi terang-terangan terhadap internal Mesir. Seperti dilansir Anadolu, Sabtu (27/09)-[Syaff]

*sumber: http://www.aa.com.tr/ar/turkey/395968


Rezim As-Sisi Larang Adzan Subuh Pakai Pengeras Suara

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj8_1swxCjJIOovX7cS4QsVXZX1dct_k2fzb_RH98Z_L8Cu0OJHJox9KBGctxbbIro7K8cHaCRXKbNc1ZGQisxVQ1TequF9dffpH73bAws6x-fQGMOkA8AjMw-EGwLnfDbwqfPeIiN0U4s/s1600/islamist+protesters_mosque+in+cairo.jpg

Muhammad Mukhtar Jumat, Mentri Wakaf pemerintahan Rezim Kudeta As-Sisi mengumumkan bahwa Kementrian Wakaf tidak akan rujuk dari keputusannya terkait penghentian menggunakan pengeras suara saat shalat subuh, dan bagi siapa saja dari pegawai masjid yang melanggar keputusan tersebut maka akan dihukum dengan memotong sebulan gajinya dan akan dilakukan pemeriksaan terhadapnya.

Mukhtar juga menegaskan keharusan menutup masjid-masjid kecil yang selama ini senatiasa digunakan untuk shalat jumat, sehingga shalat jumat hanya boleh dilakukan di masjid-masjid besar saja. Hal itu dilakukan dalam rangka melarang para ustaz-ustaz -yang tidak berafiliasi ke Al-Azhar pendukung kudeta- untuk berkhotbah naik mimbar. Sebagaimana yang dilansir egyptwindow.net, Sabtu (20/09)-[Syaff].

*link: http://www.egyptwindow.net/news_Details.aspx?Kind=7&News_ID=57602


0 komentar:

Posting Komentar