Lho, memangnya gimana sih kok disuruh bermimpi? Bukankah
mimpi itu kembangnya tidur? Bukankah kita harus realistis? Atau istilah
Arab-nya waqi’iyyin, kenapa kok malah disuruh bermimpi? Bukankah mimpi
itu ahlam (bentuk jama’ dari hulm, yang artinya mimpi di siang
bolong)? Dan bukankah mimpi itu terjadi karena kebanyakan tidur?
Tentunya yang saya maksud dengan mimpi itu bukan sekedar
sesuatu yang kita lihat karena kebanyakan tidur. Bukan pula...



Selasa, 31 Maret 2015
DULU PION, KARENA CINTA JADI STER

Dalam dunia catur,
rakyat jelata atau wong cilik digambarkan sebagai pion. Namun, jika ia mau
berjihad, dengan resiko yaqtuluuna auw yuqtaluuna, menghadapi dan
berhadapan dengan siapapun yang dia temui, tanpa mempedulikan, apakah yang
dihadapinya itu pion, atau kuda, atau menteri ataupun beteng, bahkan ster dan
raja sekalipun, dan ia terus berjihad dan berusaha untuk mencapai titik terjauh
di daerah lawan, maka naiklah pangkatnya, bisa jadi...
Selasa, 24 Maret 2015
Bi’ah Da’wiyah Shalihah

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Upaya mewujudkan dan memelihara bi’ah
da’wiyah shalihah harus ditopang oleh adanya unsur bi’ah ruhiyah
ta’abudiyah, bi’ah ilmiyah fikriyah dan bi’ah harakiyah da’wiyah. Bila bi’ah
da’wiyah shalihah dengan ketiga unsur penopangnya bisa selalu kita
pelihara, insya Allah dengan pertolongan-Nya dapat menjadikan setiap pertemuan ini sebagai wadah dan sarana untuk meningkatkan...
Minggu, 22 Maret 2015
FAT-HU MAKKAH

Fat-hu Makkah ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah. Sebabnya
adalah karena orang-orang dari Banu Bakar meminta bantuan personil dan senjata
kepada para pemimpin Quraisy guna menyerang orang-orang Khuza‘ah. (Khuza‘ah
telah menyatakan diri berpihak kepada kaum Muslimin sesuai perjanjian
Hudaibiyah). Permintaan bantuan ini disambut oleh Quraisy dengan mengirim
sejumlah militer Quraisy kepada mereka dengan cara menyamar. Di antara...
Selasa, 17 Maret 2015
MEMIMPIN UMAT ADALAH PUNCAK PRESTASI RABBANI MANUSIA DI DUNIA
Oleh : Al-Ustadz Musyaffa Ahmad Rahim, Lc.
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab,
hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu
menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (Dia
berkata) : "Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (Q.S. Âli
`Imrân [3]: 79)
Ikhwati...
Langganan:
Postingan (Atom)