Belajar Kekuasaan dari Liverpool
(Ust Ahmad Saikhu)
Liverpool kembali takluk dini hari tadi. Kali ini dari Chelsea. Lagi-lagi di Anfield, kandang mereka yang musim lalu sangat menakutkan. Sudah empat kali beruntun The Reds kalah di stadion kebanggaan mereka.
Tak ada yang menduga penampilan anak asuhan Jurgen Klopp akan seburuk ini. Betapa tidak, musim lalu mereka berjaya dengan memenangkan titel Liga Inggris. Selisih poin dari peringkat kedua Manchester City lebih dari dua digit. Mohamed Salah dan kawan-kawan bahkan sudah memastikan gelar juara beberapa pekan sebelum musim berakhir.
Rentang dua tahun terakhir, Liverpool panen gelar juara. Musim 2018-2019, mereka juara Liga Champions, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antar Klub. Prestasi yang membuat iri klub lain. Namun kini, semuanya seperti tak berbekas.
Posisi Liverpool saat ini di Klasemen Liga Inggris menyedihkan. Ada di peringkat ke-7. Di bawah Everton yang jadi rival sekota mereka. The Reds terancam tidak dapat ikut Liga Champions, bahkan Liga Europa musim depan.
Dari situasi ini, kita patut belajar. Bahwa kekuasaan itu sejatinya sementara. Tidak abadi. Dia akan dipergilirkan. Saat ini berjaya, besok terpuruk. Hari ini berkuasa, nanti akan kehilangan kekuasaan.
Kekuasaan, sekuat apapun dia, pasti selalu ada jalan untuk berakhir atau tumbang. Siapa yang tak kenal ketangguhan Liverpool. Tapi dalam sekejap, mereka terperosok. Badai cedera pemain andalan diduga jadi penyebabnya.
Karena itu, saat kita berkuasa, jangan pernah jumawa. Berlakon adigang adigung. Kita menganggap remeh mereka yang ada di bawah kuasa kita. Kita berlaku semena-mena. Menghalalkan segala cara.
Dari Liverpool, kita akhirnya teringat dengan pesan Allah SWT dalam QS. Ali 'Imran: 26:
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki......"
0 komentar:
Posting Komentar