Kota Yatsrib, kemudian menjadi kota Madinah, adalah wilayah yang menjadi tujuan nabi Saw saat hijrah dari kota Mekah. Letak kota ini 435 km disebelah Utara kota Mekah.
Tetapi saat nabi berangkat hijrah beliau memulai perjalanan nya dengan menuju ke arah Selatan dan berhenti di gua Tsur yang jaraknya hanya sekitar 7 km dari Ka'bah.
Mengapa Rasulullah Saw pergi ke arah Selatan dan tidak langsung bergegas kearah Utara.
Tentu ini adalah strategi agar perjalanan hijrah dapat berjalan lancar.
Juga berdiamnya Nabi selama 3 hari di gua Tsur, yang masih masuk wilayah kota Mekah, juga adalah bagian dari strategi.
Karena ada ungkapan bahwa persembunyian yang paling aman adalah ditempat yang paling berbahaya.
Dalam Sirah Nabawiyah kita mengetahui bahwa hijrah nabi penuh strategi dan taktik.
Mengingat nabi merupakan target yang sudah disepakat para penguasa Mekah, untuk dibunuh.
Maka saat diketahui bahwa nabi lolos dari pengepungan dan upaya pembunuhan, diadakanlah sayembara bagi siapa yang bisa menangkap nabi akan diberi hadiah 100 ekor unta, sekarung koin emas serta 4 orang budak perempuan Romawi berkulit putih.
Persembunyian atau perlindungan yang paling aman adalah tempat yang paling berbahaya ada dikisahkan dalam Alquran yang terkait dengan nabi Musa seperti dalam surat al Qashash:
"Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; ‘Susuilah dia. Dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (Qs Al-Qashash [28]: 7)
Kemudian ayat 8 dan 9 nya bayi Musa kemudian dipungut oleh istana dan diangkat menjadi salah satu anak kesayangan istana.
Padahal sebelumnya istana baru mengeluarkan dekrit untuk membunuh semua bayi laki-laki Bani Israil yang lahir pada tahun itu.
Saat Rasulullah saat akan menaklukkan kota Mekah (futuh Mekah), Rasulullah Saw mempersiapkan nya secara rahasia dan berdoa:
"Ya Allah buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar hingga aku tiba disana (Mekah) secara tiba-tiba."
Namun begitu, kerahasiaan yang dijaga dan dipesankan Rasulullah kepada para sahabat nyaris bocor. Yakni ketika seorang sahabat yang bernama Hathib bin Abi Balta'ah menulis surat untuk keluarganya di Mekah dengan maksud untuk melindungi, karena nabi dan pasukan yang besar sedang menuju Mekah.
Tetapi kemudian langit memberi tahu nabi saw tentang hal tersebut, sehingga kebocoran strategi bisa dicegah.
Dalam dunia politik, bisnis, pergerakan dakwah dan bahkan dalam dunia olahraga strategi dan taktik adalah sesuatu yang harus ada dan sangat dirahasiakan.
Strategi yang dipublikasikan atau dibocorkan bukanlah strategi. Kecuali strategi palsu sebagai pengecoh.
Karenanya strategi, termasuk data dan informasi informasi penting tentang pihaknya maupun pihak lawan adalah sesuatu yang dirahasiakan.
Biasanya hanya para pimpinan pengambil kebijakan yang mengetahuinya.
Bahkan komandan lapangan pun hanya mengetahui sebatas ruang lingkupnya, tidak secara keseluruhan.
Yang lain termasuk para anggota tidak harus tahu. Cukup mengetahui taktik yang terkait mengamankan dan memenangkan strategi tersebut.
Karena terlaku banyak yang tahu, maka akan semakin banyak lobang untuk bocor.
Begitupun dalam dunia pergerakan, termasuk pergerakan dakwah.
Munir al Ghadban dalam buku Manhaj Haraki, menyinggung pentingnya kaidah jahriyatud dakwah wa siriyatut tandzim sebagai salah satu prinsip dalam pergerakan dakwah.
Hal ini karena dalam sejarahnya, dahwah tidak pernah sepi dari tantangan dan hambatan.
Dalam ungkapan ulama adalah pewaris nabi, sesungguhnya maknanya bukan hanya mewarisi risalah dan kemuliaannya tetapi juga mewarisi musuhnya nabi.
Karenanya amniyah dalam dakwah tidak hanya berlaku dimasa lalu tetapi juga di setiap masa.
Amniyyah adalah memberikan jaminan keselamatan terhadap gerakan Islam dari segala hal yang membahayakan, baik yang timbul dari individu, kelompok atau dari pemerintahan yang dzolim.
Mengetahui banyak hal yang katanya informasi A1, bukan kebanggaan apalagi kemuliaan. Tetapi beban yang harus terus dijaga kerahasiaannya, meski kukunya dilolosi sekalipun.
Namun satu hal yang paling penting dan krusial seksli adalah jangan sampai strategi yang dirancang justru menciptakan skandal.
Skandal selamanya buruk dan mendatangkan sikap dusta, tidak jujur, pengkhinatan dan menstigma hal yang sudah baik menjadi bumerang yang terbang untuk memukul balik pemegangnya.
Strategi tidak bisa dijadikan dasar dan acuan melakukan silent operation dan skandal, apalagi atas nama dakwah, keluarga dan harta banda.
Karena itulah mengapa jalur langit turun tangan memberitahukan Nabi saw soal seorang Habib bin Abi Balta'ah itu.
Rupanya Allah menghendaki agar dakwahNya bersih dari aroma skandal dan pengkhinatan dalam menyongsong kemenangan yang sudah di depan mata. Wallahua'lam bi shawab. []
0 komentar:
Posting Komentar