Sabtu, 16 November 2024

HAKIKAT MAKNA DO’A

 







Do’a merupakan keniscayaan bagi setiap muslim yang berkebutuhan rahmat Allah. Selain sebagai taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah, do’a juga merupakan bentuk ketundukan dan pengakuan diri atas keberadaan Allah sebagai sesembahan/ tuhan sang maha pemelihara, pengatur semesta dan penjaga kelangsungan hidup.

Jika ditinjau dari Bahasa, kata “do’a” merupakan serapan dari Bahasa Arab  "دعاء" yang berarti “menuntut” sebagaimana keterangan dalam Kitab Fathu al-Bari berikut ;

وقال "ابن رجب" في "فتح الباري" (1/ 20) : " اعلم أن أصل الدعاء في اللغة: الطلب، فهو استدعاء لما يطلبه الداعي ويؤثر حصوله، فتارة يكون الدعاء بالسؤال من الله عز وجل والابتهال إليه، كقول الداعي: اللهم اغفر لي، اللهم ارحمني، وتارة يكون بالإتيان بالأسباب التي تقتضي حصول المطالب، وهو الاشتغال بطاعة الله وذكره، وما يحب من عبده أن يفعله، وهذا هو حقيقة الإيمان.

“Ibnu Rojab dalam Kitab Fathu al-Bari (1/20) menyampaikan : “ Ketahuilah bahwa asal makna kata “al-Du’a” di dalam Bahasa adalah: “menuntut”, yaitu tuntutan/ permintaan dari seorang pemohon terhadap sesuatu yang ia cari agar berhasil terwujud.” Do’a sendiri terkadang bisa berarti meminta kepada Allah dan memohon dengan sepenuh hati kepada-Nya, seperti ucapan seseorang yang berdo’a (meminta) : Ya Allah! Ampunilan aku, ya Allah! Kasihilah aku. Terkadang do’a juga berarti melakukan sebab-sebab/ aktifitas yang bisa menyebabkan keberhasilan sesuatu yang dicari, dalam arti sibuk dengan ketaatan kepada Allah, selalu mengingat-nya dan hal-hal yang disukai Allah untuk dilakukan oleh hamba’Nya. Dan inilah hakikat iman.”

Secara Bahasa kata “Du’a” dalam beberapa turunannya juga bisa berati“ undangan”, padanan makna kata kerjanya adalah “ menyapa/ mengundang”,  Dengan demikian, Ketika seseorang tengah berdo’a maka sesungguhnya ia sedang mengundang/ menyapa Allah dengan penuh harapan.

Allah berfirman;

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ

“Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina."

Pada ayat ini, Allah memerintahkan agar kita berdoa kepada-Nya. Jika kita berdoa niscaya Dia akan memperkenankan doa kita.

Do’a juga bisa bermakna “beribadah (menyembah)”, sebagaimana kata “du’a” dalam bentuk fi’il mudhori’ (kata kerja menunjukkan peristiwa yang sedang berslangsung atau akan terjadi) yang ada pada Qur’an Surat al-Nisa’ ayat 117

اِنْ يَّدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلَّآ اِنَاثًاۚ وَاِنْ يَّدْعُوْنَ اِلَّا شَيْطٰنًا مَّرِيْدًاۙ

“Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah (berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka.”

Ayat ini memberikan penjelasan bahwa do’a juga merupakan ibadah, jika seseorang tidak pernah berdo’a maka sebenarnya ia telah meninggalkan sebagian bentuk ibadahnya kepada Allah.

Dalam hadis, Nabi bersabda:

عن النعمان بن بشير، رضي الله عنه ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال:  إن الدعاء هو العبادة  ، ثم قرأ: " ادعوني أستجب لكم، إن الذين يستكبرون عن عبادتي [غافر: 60] " ، رواه "أحمد" في "المسند" (18352)، و"البخاري" في "الأدب المفرد" (714).

Dari an-Nu'man bin Basyir RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : Sesungguhnya Do’a itu adalah ibadah, kemudian beliau membaca ayat “ud'uuniii astajib lakum; innal laziina yastakbiruuna an 'ibaadatii…. (Ghofir:60)”, hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam “al-Musnad (hadis ke 18352) dab Imam Bukhori di dalam “al-Adab al-Mufrad (hadis ke 714).

Berdasarkan hadis di atas, maka do’a dalam ayat ini dapat diartikan dengan ibadah. Hal ini dikuatkan oleh lanjutan ayat yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk ke dalam neraka yang hina."

Ayat ini merupakan peringatan keras kepada orang-orang yang enggan beribadah kepada Allah. Ayat ini juga merupakan pernyataan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka memperoleh kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Seakan-akan Allah mengatakan, "Wahai hamba-hamba-Ku, menghambalah kepada-Ku, selalulah beribadah dan berdoa kepada-Ku. Aku akan menerima ibadah dan doa yang kamu lakukan dengan ikhlas, memperkenankan permohonanmu, dan mengampuni dosa-dosamu".

Di dalam Tafsir al-Baghowi dijelaskan bahwa Allah murka terhadap orang yang tidak berdo;a kepada-Nya sebagaimana tertulis dalam hadis:

عن أبي هريرة قال : قال النبي - صلى الله عليه وسلم - : " من لم يدع الله غضب الله عليه " .

Dari Abi Hurairah dia berkata : Nabi pernah bersabda : “ Siapa yang tidak pernah berdo’a maka Allah akan memurkainya.”

Di dalam Tafsir Ibnu Katsir juga dijelaskan bahwa Allah akan memurkai orang yang tidak pernah meminta kepada-Nya.

عن أبي هريرة قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : " من لا يسأل الله يغضب عليه

Dari Abi Hurairah dia berkata : Nabi pernah bersabda : “ Siapa yang tidak pernah meminta kepada Allah maka Allah akan memurkainya.”

0 komentar:

Posting Komentar