Jumat, 18 Mei 2018

Ramadhan Bulan Kemenangan



Akhi dan Ukhti fillah…
Setiap hari kaum Muslimin diwajibkan melakukan shalat lima kali. Waktu-waktu shalat itu merupakan terminal dimana seorang muslim menyiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan spriritual di setiap hari. Agar seharian itu seorang hamba bisa menjaga konsistensi ketaatannya kepada Allah.  Pada setiap pekan ada satu hari yang lebih mulai dari hari-hari lain. Karena di hari itu terdapat kewajiban shalat Jum'at. Dimana, kaum Muslimin berkumpul menunaikan ibadah tersebut. Di sana terdapat satu waktu kalau seseorang berdoa Allah mengabulkan doanya. Ada hari Senin dan Kamis di mana amal hamba diangkat ke langit.
Pada setiap tahun terdapat bulan paling istimewa, Ramadhan, yang merupakan karunia Allah bagi orang-orang beriman. Karena padanya terdapat berbagai keutamaan yang tidak ada di bulan lain. Keutamaan paling menonjol adalah diwajibkannya ibadah puasa dan diturunkannya Al-Qur'an. Pada bulan itu juga terjadi berbagai peristiwa penting dalam sejarah kaum Muslimin.
Seoalah-olah, waktu-waktu mulia yang Allah sediakan bagi orang-orang beriman untuk beribadah setiap harinya, pekan, bahkan tahun sebagai motivasi agar seorang mukmin mengerahkan segenap potensinya untuk meraih ridha Allah. Setelah pada waktu-waktu yang lain mungkin kurang optimal bahkan lalai untuk menunaikan hak-hak Allah pada dirinya karena berbagai tuntutan duniawai yang menyedot sebagian besar perhatiannya.
Merugilah orang yang menyia-nyiakan waktu-waktu mulia itu dan yang tidak memanfaatkannya serta menjadikannya sebagai sarana berbekal, apalagi pada waktu-waktu lain dimana seseorang disibukkan oleh berbagai urusan. Jika pada waktu dimana suasana spiritual terkondisikan sedemikian rupa, para hamba bahkan segenap alam semesta bergegap gempita menyambut seruan Allah, apalagi ketika segenap pikiran dan tenaga sedang dikerahkan untuk mengejar cita-cita dunia.
Terlebih lagi bulan Ramadhan. Bulan yang dirindu dan dinantikan salafus-shalih dahulu. Bagai kerinduan seorang pengantin kepada pasangannya. Mereka berdandan dan bersolek seindah mungkin untuk menyambut dan mengisi waktu-waktu bersamanya. Tak ada sedetik pun dari waktu itu yang berlalu tanpa nilai dan pengadian. Siang hari mereka berpuasa dan malam hari mereka berdiri untuk Tuhan mereka. Sehingga berbagai prestasi besar mereka raih di bulan suci ini.
Terdapat catatan sejarah seputar kejadian penting yang terjadi di bulan Ramadhan. Di antaranya:
Diangkatnya nabi Isa as ke langit. Hakim mengeluarkan hadits di Al-Mustadrak dari hadits Husaits bin Mukhsyi. Disebutkan bahwa Husain bin Ali ra. mengisahkan perikehidupan ayahnya setelah terbunuh, "Ia terbunuh di malam diturunkan Al-Qur'an dan di malam diangkatnya Isa as." Hakim menilainya shahih tetapi Az-Dzahabi diam.
Diturunkan wahyu kepada Rasulullah saw. melalui malaikat Jibril as. Itu berarti dakwah dimulai dan risalah sudah diembankan di pundak Nabi untuk disampaikan kepada ummatnya. Allah berfiraman di kitab-Nya,

"Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Al-Baqarah: 185)

Pada bulan ini tahun pertama Hijriyah Rasulullah mengirim sariyyah (operasi militer) dengan pimpinan Hamzah bin Abdul Muthallib. Demikian dijelaskan di Sirah Ibnu Hisyam.
Pada bulan Ramadhan taun kedua Hijriyah tanggal 17 terjadi perang yang fenomenal dalam sejarah ummat Islam. Yaitu peristiwa perang Badar melawan orang kafir Quraisy yang berjumlah lebih banyak daripada pasukan Muslimin.
Pada bulan ini dan pada peristiwa perang Badar itu para gembong Quraisy yang selama ini menentang dakwah Rasulullah saw. Di antara mereka adalah Abu Jahal, Amr bin Hisyam, Umayyah bin Khalaf,  Al-Ash bin Hisyam bin Al-Mughirah. Paman Amirul Mukminin Umar bin Khatthab dari jalur ibu. Lalu mereka dibenamkan di sumur Qalib dan tiada gunanya mereka mempunyai tuhan Latta dan Uzza yang tidak mampu menolong mereka.
Sepulangnya Rasulullah saw. dari perang Badar dan masih di bulan yang sama, sebuah sariyyah (operasi militer) kaum Muslimin berhasil membunuh 'Ashma' binti Marwan. Seorang wanita kafir dari keluarga Bani Umayyah yang selalu menyakiti Rasulullah saw dan menghujat Islam dengan syair-syairnya.
Ayat tentang terbebasnya Aisyah ra. dan ayahnya dari tuduhan negatif (haditsul ifki). Kejadian itu sendiri sebenarnya terjadi di bulan Sya'ban, yaitu ketika kaum Muslimin pulang dari perang melawan Bani Al-Musthaliq, yaitu perang Al-Muraisi'
Tahun 6 Hijriyah bulan Ramadhan sariyyah Zaid bin Haritsah dikirim untuk memerangi Bani Fuzarah.
Pengiriman sariyyah Ghalib bin Abdullah ke Al-Mufa'iyyah. Pada operasi ini Usamah bin Zaid ra. membunuh seseorang yang mengucapkan la ilaha illa Allah.
Pada tahun 8 Hijriyah bulan Ramadhan Rasulullah mengirim sariyyah ke Abu Qatadah ke Bani Khudhrah. Yaitu sebuah nama tempat di daerah Najed.
Pada tahun 8 Hijriyah juga terjadi Fathu Makkah. Dimana Rasulullah saw. keluar dari Madinah bersama para sahabat lalu sampai Mekah akhir bulan Ramadhan.
Pada kejadian ini pula beliau mengirim sariyyah Khalid bin Walid untuk menghancurkan Uzza. Sariyyah Saad bin Zaid Al-Asyhali untuk menghancurkan Manat, dan sariyyah Amr bin Al-Ash ke Suwa', yaitu patung Bani Hudzail untuk dihancurkan.
Akhi dan Ukhti fillah…
Tentu masih banyak peristiwa penting lainnya yang terjadi di bulan penuh berkah ini. Baik di zaman Nabi, para sahabat, tabi'in, maupun generasi sesudah mereka. Apapun aktifitas ibadah yang ada di bulan itu, tidak menghentikan mereka untuk melakukan kegiatan fisik demi menyebarkan agama Allah di muka bumi.
Perut lapar, badan lemah, pikiran lesu, tidak mempengaruhi kaum Muslimin melakukan aktifitas yang memerlukan tenaga fisik itu.
Setidaknya terdapat dua faktor yang menjadikan generasi terdahulu dapat menorehkan prestasi besar di bulan Ramadhan; Al-Qur'an dan ibadah puasa.
Al-Qur'an adalah kitabullah, diturunkan sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Membacanya adalah ibadah kepada Allah. Terlebih pada bulan suci itu, Allah melipat-gandakan pahala orang yang membaca Al-Qur'an. Lebih dari itu, Al-Qur'an sebagai energi yang memberikan stamina ruhiyah seorang muslim. Yang dengannya seseorang melakukan aktifitas berat secara fisik.
Ibadah puasa juga sebagai energi ruhiyah dan bekal spiritual yang dapat menutupi kelemahan fisik.
Allah menuturkan kisah kepahlawan Thalut dan sejumlah pengikutnya,
"Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama Dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan Kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 240).
Akhi dan Ukhti fillah…
Maka dengan energi dan kekuatan spiritual seperti itu wajar jika orang-orang beriman dapat menorehkan prestasi monumental dalam sejarah Islam. Hendaknya seseorang di bulan ini berinteraksi dengan Al-Qur'an dengan baik. Membacanya, mentadabburinya, menghapalnya, dan mengamalkannya. Berpuasa sesuai syariah dengan memperhatikan rukun dan adab-adabnya. Tidak hanya menahan diri dari lapar dan dahaga. Juga menahan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak baik dan tidak berguna.  Wallahu A'lam

0 komentar:

Posting Komentar