Selasa, 01 Oktober 2024

SYARAT-SYARAT KEMENANGAN DAKWAH

 




Oleh: Haji Patompo Adnan Lc,MH

Latar Belakang

Sudah pasti bahwa setiap orang melihat kemungkaran termasuk dai/kader, kapanpun dan dimanapun, baik dalam skala kecil atau besar, sehingga arus kemungkaran dan kebatilan ini tidak ada henti, eskalasinya semakin besar dan semakin kencang serta jenis ragamnya terus berubah, dan ironisnya kemungkaran ini juga menyerang internal para dai/kader, entah anaknya, isterinya atau dirinya jatuh pada kemungkaran yang selama ini ia ingatkan pada orang agar tidak terprosok didalamnya, atau dengan kata lain, terkena oleh gozwul fikri (perang pemikiran) yang terus berkembang dan semakin kuat.

Sehingga kemungkaran dan kebatilan saat ini menyeber disemua tingkatan kehidupan manusia, sementara jumlah yang melakukan hisbah (berdakwah dan mencegah) semakin hari semakin sedikit, banyak faktor, yang paling kronis adalah inhizamud dakhili (kerusakan dari dalam para dai/kader).

Karena itu diperlukan adanya yaqzah dakhiliyah (kebangkitan dari dalam) para dai untuk menyadari diri dan kondisi luarnya, susah membayangkannya, ibarat menyapu kotoran dengan sapu yang juga kotor. 

Kemenangan dakwah 

Kemenangan dakwah adalah kemampuan para dai/kader untuk memasukkan islam pada setiap lini kehidupan manusia, sehingga islam menjadi minhajul hayat (pedoman hidup) kaum muslimin, sehingga islamlah menjadi opini dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan mereka menjadi ummat terbaik dan berkualitas, yang memiliki karakter selalu mengajak pada kebaikan dan mencegah keburukan dengan segala bentuknya, dan pada akhirnya menjadi ummat yang diridhoi oleh Allah swt.

Terwujudnya kemenagan dakwah yang dimaksud, bertumpu pada kualitas dai/kader yang akan memenangkan dakwah dan kualitas agenda dakwah yang akan dibawakan, sehingga dakwah itu benar-benar telah menguasi kehidupan manusia.

Ada beberapa syarat kemenangan dakwah yang mesti dimiliki para dai/kader, dengan dipenuhnya syarat ini, maka kemenangan dakwah itu akan zahir dengan izin Allah swt tentunya, karena yang namanya syarat adalah adannya talazum (kemestian) antara syarat dengan yang disyaratkan yang diharapkan akan timbul dari adanya syarat. 


Syarat-syarat Kemenangan Dakwah.

Adapun syarat-syarat itu adalah : 

Pertama: seorang dai (kader) memiliki maknawiyah mutawazinah (ruhani yang seimbang), yaitu ruhani yang kuat dan dapat menyeimbangkan hati dan juga kelakuan pemiliknya, karena ruhani tersebut selalu di pupuk ibadah kepada Allah swt, baik itu ibadah mahdoh atau ibadah ghairu mahdoh. Dengan demikian seorang dai (kader) akan selau menjadikan Allah sebagi wala (memberikan kesetiaan dan keloyalannya) kepada Allah semata, sehingga pemenangan dakwah dilakukkannya semata karena Allah swt, bukan karena kepentingan dunia, dan ketika mendapatkan kemanfaatan dalam dakwah itu semua juga karena Allah, demikian juga ketika ada masalah atau tidak dapat manfaat, tetap semua itu diterima semata karena Allah swt. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh dai/kader yang ruhaninya seimbang, atau dengan kata lain yang mampu itu adalah orang yang kuat imannya. Tentu kader harus memiliki kreteria itu, jika ingin memenangkan dawkahnya.

Kedua: dai (kader) harus memiliki istimroriyatul harokah (kesinambungan gerakan), jika gerakan dakwah ini putus nyambung, tentu hasilnya dapat ditebak, yaitu kegagalan, namun terpenting terus bergerak dan terus berdakwah, mengikuti pada sunnah kauniyah, jika bumi berhenti berputar tentu bumi akan kiamat, demikian dengan matahari dan lainnya, jika tidak beredar pada porosnya akan hancur, namun kadang gerakan dakwah itu melambat, hal ini masih normal dan alamiyah, karena semangat iman itu kadang turun naik, naik karena taat dan turun karena maksiat, tapi yang penting juga sabda Nabi Muhammad saw: sebaik perkerjaan adalah sinambung meski sedikit.

Jadi yang perlu diperhatikan adalah gerakan dakwah itu, berpulang pada kedalaman iman para dai (kader), semakin kuat dan dalam iman dai, maka tantangan dan hambatan seberat apapun dapat dilalui dan berhasil, bahkan cara dicapainya dengan cara diluar logika, seperti perstasi Muhammad Al-Fatih menaklukkan konstantinopel, yaitu dengang menggiring kapal laut ke atas gunung untuk memasuki wilayah laut pertahanan konstantinopel, karena semua arah diblock dengan rantai raksasa sehingga tidak bisa dimasukan kapal laut, dan hasilnya Muahmmad al-fatih menang dan menguasi konstantinopel.

Ketiga: dai (kader) memiliki dan berada pada matanah tanzimiyah (struktur yang kuat) mesin kerja dakwah berupa struktur ini sangat penting, organisatorisnya harus kuat, baik itu secara moril dan materil, jika mesin penggeraknya tidak memadai atau lemah, maka kemenangan dakwah sulit untuk diwaujudkan, dan kekuatan organisasi ini ditentukan oleh iltizamul kamil (komitmen dai/kader) dalam perjuangan kemenangan dakwah, jika iltizam ini lemah, maka soliditas organisasi akan lemah dan bermasalah, sejarah mencatatkan bagaimana Rasul saw kalah diperang uhud, itu dikarenakan iltizam yang lemah dari pasukan pemanah diatas jabal rumat.

Karena itu iltizam yang kuat dan sempurna yang merupakan buah dari iman yang dalam, akan menjadikan dai/kader menjadi orang yang selalu simbang ruhaninya dan sosok inilah yang dibutuhkan dimasa kini dan akan datang untuk memenangkan dakwah.

Wallahu a’lamu bish-showab.



0 komentar:

Posting Komentar