Dimana dikatakan bahwa adalah:
(1) Da’wah Salafiyah دعوة سـلـفية karena mereka berda’wah untuk mengajak kembali (bersama Islam) kepada sumbernya yang jernih dari kitab Allah dan Sunnah RasulNya.
(2) Thariqah Sunniyyah طريقة سنية karena mereka membawa jiwa untuk beramal dengan sunnah yang suci –khususnya dalam masalah aqidah dan ibadah- semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan mereka
(3) Hakikat Shufiyah حقيقة صوفية karena mereka memahami asas kebaikan adalah kesucian jiwa, kejernihan hati, kontinuitas ‘amal, berpaling dari ketergantungan kepada makhluk, mahabbah fillah dan keterikatan kepada kebaikan.
(4) Hai’ah Siasiyah هيئة سياسية karena mereka menuntut perbaikan dari dalam terhadap hukum pemerintahan, meluruskan persepsi yang terkait dengan hubungan ummat Islam terhadap bangsa-bangsa lain di luar negeri, men-tarbiyah bangsa agar memiliki ‘izzah dan menjaga identitasnya.
(5) Jama’ah Riyadhiyah جماعة رياضية karena mereka sangat memperhatikan masalah fisik dan memahami benar bahwa seorang mukmin yang kuat itu lebih baik daripada seorang mukmin yang lemah.
(6) Rabithah ‘Ilmiyah Tsaqofiyah رابطة علمية ثـقـافـيـة karena Islam menjadikan tholabul ‘ilm sebagai kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Majelis-majelis ikhwan pada dasarnya adalah madrasah-madrasah ta’lim dan peningkatan wawasan. Ma’had-ma’had yang ada adalah untuk men-tarbiyah fisik, akal dan ruh.
(7) Syirkah Iqtishodiyah شركة إقتصادية karena Islam sangat memperhatikan perolehan harta dan pendistribusiannya. Inilah yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ
“Sebaik-baik harta yang baik adalah yang dimiliki orang yang shalih.” (HR. Ahmad di dalam Al-Musnad IV/202, no. 17835 dengan sanad yang hasan).
مَنْ اَمْسَى كَالًّا مِنْ عَمَلِ يَدَيْهِ اَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ
“Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya.” (HR. Thabrani)
(8) Fikrah Ijtima’iyah فكرة إجتماعية karena mereka sangat menaruh perhatian pada segala ‘penyakit’ yang ada dalam masyarakat Islam dan berusaha menterapi atau mengobatinya
“Demikianlah, kita bisa melihat bahwa integralitas makna kandungan Islam telah menyatu dengan fikrah kami. Integralitas yang menyentuh semua sisi pembaharuan, dan aktivitas mengarah kepada pemenuhan semua sisi ini.
Pada saat orang-orang selain mereka hanya menggarap satu sisi dengan mengabaikan sisi-sisi yang lainnya, maka berusaha menuju kepada sisi-sisi itu semuanya. memahami bahwa Islam memang menuntut mereka untuk memberikan perhatian kepada semua sisi itu.”
syamil-kamil-mutakamil
(menyeluruh-sempurna-saling menyempurnakan).
Dan seluruh pemikiran di atas bila secara konsisten terpelihara dan dilaksanakan maka dengan sendirinya akan sanggup menghasilkan seluruh sasaran ishlahun nafs:
1. Da’wah Salafiyah untuk mencapai target salimul aqidah (lurus aqidahnya).
2. Thariqah Sunniyah untuk mencapai target shahihul ibadah (benar ibadahnya), salimul aqidah (lurus aqidahnya) dan matiinul khuluq (baik akhlaknya).
3. Hakikat Shufiyah untuk mencapai target mujahadah li nafsihi (melakukan mujahadah terhadap diri sendiri) serta matiinul khuluq (baik akhlaknya)
4. Hai’ah Siasiyah untuk mencapai target mutsaqqoful fikri (luas wawasannya) dan naafi’un li ghairihi (bermanfaat bagi orang lain)
5. Jama’ah Riyadhiyah untuk mencapai target qowwiyyul jismi (kuat fisiknya) dan munazzomun fii syu’uunihi (rapi urusannya)
6. Rabithah ‘Ilmiyah Tsaqofiyah untuk mencapai target mutsaqqoful fikri (luas wawasannya) serta harishun ‘ala waqtihi (perhatian terhadap waktunya)
7. Syirkah Iqtishodiyah untuk mencapai target qaadirun ‘alal kasbi (mampu mencari penghidupan), harishun ‘ala waqtihi (perhatian terhadap waktunya dan munazzomun fii syu’uunihi (rapi urusannya)
8. Fikrah Ijtima’iyah untuk mencapai target naafi’un li ghairihi (bermanfaat bagi orang lain)
Sehingga pantaslah Imam Syahid Hasan Al-Banna rahimahullah menggambarkan kader Ikhwan sejati dengan ungkapan berikut:
“Orang-orang melihat suatu saat ada seorang akh muslim yang tengah berdoa di mihrab dengan penuh kekhusyu’an sampai menangis dan merendahkan diri di hadapan Allah. Pada saat yang lain terlihat bahwa dia adalah seorang guru yang nasihat-nasihatnya bisa menggetarkan dada setiap telinga yang mendengarnya. Selain itu, ternyata ia juga seorang olahragawan yang handal (melempar bola dan sigap di depan lawan atau mahir berenang).
Bagaimana kita?
Instrospeksi aja!
Wallahua'lam bi shawab