Sabtu, 30 November 2024

12 Hukum Psikologi

 


Ada 12 hukum dalam psikologi. Jika Anda memahaminya dan mulai menerapkannya, hidup Anda akan berubah. Salam hormat untuk Anda semua:


1. "Hukum Ketenangan Jiwa"

Mundur dari kekacauan adalah hal yang tak ternilai harganya.


2. "Hukum Kecerdasan Akal"

Mengabaikan sesuatu akan mengembalikan setiap orang ke ukuran sebenarnya, tidak peduli siapa mereka.


3. "Hukum Melepaskan"

Tidak semua yang Anda lepaskan adalah kerugian; terkadang melepaskan sesuatu adalah awal yang lebih baik.


4. "Hukum Pengembangan Diri"

Temukan tempat Anda di puncak, karena di dasar terlalu ramai.


5. "Hukum Pembuktian Diri"

Sesekali perbarui aturan dan gaya Anda agar menjadi jelas dan menonjol di mata semua orang.


6. "Hukum Keunikan"

Berkreasilah dengan cara Anda sendiri, dalam kondisi santai, hingga semua orang meniru Anda.


7. "Hukum Tantangan"

Temukan tempat Anda di antara orang-orang besar, dan buatlah mereka mengakuinya.


8. "Hukum Pengelolaan Waktu"

Jadilah seperti kapal yang berlayar di antara gelombang dengan ilmu dan pengetahuan.


9. "Hukum Tujuan"

Hidup tanpa tujuan seperti tubuh tanpa jiwa; keduanya tidak memiliki nilai.


10. "Hukum Kesadaran"

Jika Anda tidak menyadari kesalahan Anda, Anda tidak akan pernah belajar untuk benar.


11. "Hukum Pembelajaran"

Jika Anda tidak merasakan sakit, Anda tidak akan belajar.


12. "Hukum Perubahan"

Jika Anda tidak berubah, Anda sedang menyia-nyiakan hidup Anda.


---

SAAT KEKUASAAN DIPERGILIRKAN

 



اِنْ يَّمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهٗ ۗ وَتِلْكَ الْاَ يَّا مُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّا سِ ۚ وَلِيَـعْلَمَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَآءَ ۗ وَا للّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ


"Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 140)


• Allah mempergilirkan musibah dan nikmat, kesempitan dan kelapangan. kesedihan dan kegembiraan, kegagalan dan kesuksesan, kemiskinan dan kekayaan, kekalahan dan kemenangan dalam kehidupan manusia. 


• Hukum ini diberlakukan untuk mendinamisasi kehidupan. Agar manusia bisa belajar dari pengalaman hidupnya dan merasakan beragam keadaan. Hingga menjadi pribadi yang matang, tangguh dan tegar di atas nilai-nilai kebenaran, apapun keadaannya.


• Saat gagal, ia bisa mengetahui bagaimana rasa kegagalan dan bagaimana menyikapi kegagalan sebagaimana diajarkan Islam. Demikian pula saat mendapatkan kesuksesan. “*Dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman”.*


• Saat mendapat kekalahan, ia bisa mendapatkan banyak pelajaran dan menunjukkan akhlak Muslim saat mendapat kekalahan. Saat mendapat kemenangan, ia bisa menunjukkan akhlak Muslim sebagai pemenang, disamping mendapat banyak pelajaran.


• Gagal dan sukses, kalah dan menang sudah menjadi hukum kehidupan. Yang paling penting tetap berada di jalur yang benar dan tidak menyimpang dari ajaran-ajaran Islam, baik saat kalah atau menang, saat gagal atau sukses. 


• Dengan demikian, semua keadaan yang dialami seorang Muslim menjadi kebaikan baginya. Inilah keunggulan yang membedakan seorang Muslim dari orang lain. Bahkan Nabi saw menyatakan kekaguman dan apresiasinya kepada sikap Muslim ini, dalam sebuah sabdanya:


" عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ ؛ إِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ ؛ حَمِدَ اللَّهَ وَشَكَرَ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ ؛ حَمِدَ اللَّهَ وَصَبَرَ، فَالْمُؤْمِنُ يُؤْجَرُ فِي كُلِّ أَمْرِهِ، حَتَّى يُؤْجَرَ فِي اللُّقْمَةِ يَرْفَعُهَا إِلَى فِي امْرَأَتِهِ ".


“Saya kagum kepada orang Mukmin: Jika mendapat kebaikan, ia memuji Tuhannya dan bersyukur. Jika mendapat musibah, ia memuji Tuhannya dan bersabar. Orang Mukmin diberi pahala dalam semua urusannya, hingga diberi pahala pada suapan (makanan) yang diberikannya ke mulut istrinya”. (Musnad Ahmad, 1492).


• Pastikan Anda mendapat pahala dan pelajaran dari semua keadaan yang dihadirkan Allah dalam kehidupan. Jika tidak, berarti Anda merugi besar. 

Jumat, 29 November 2024

PERLOMBAAN TANPA BEBAN

 




By : _Khozin Abu Faqih._



Perlombaan yang finishnya Surga, selalu membawa kebahagiaan, keberuntungan, dan kesuksesan. Apapun ‘hasil’ sementara dalam kehidupan sementara di dunia ini. Sebab selama masih di dunia, semuanya masih dalam posisi perlombaan dari satu tahapan ke tahapan berikutnya, dari satu situasi ke situasi lainnya, dari satu sarana berganti ke sarana yang berbeda, bahkan berlawanan, dan dari satu keadaan ke keadaan lainnya.

Para peserta perlombaan yang mempunyai keyakinan bahwa finish itu di surga, akan menikmati seluruh tahapan perlombaan, mengikuti seluruh perlombaan dengan rasa syukur, dan berbahagia atas segala capaian di setiap tahapan perlombaan yang di sediakan oleh Pencipta swt. untuk diikuti oleh hamba-hamba pilihan-Nya. Karena pada hakikatnya, setiap tahapan perlombaan adalah bekal untuk mengikuti tahapan-tahapan perlombaan berikutnya.



Al-Hamdulillah kita ditaqdirkan oleh Allah swt. dapat mengikuti perlombaan, untuk memenangkan SIMBOL PERJUANGAN dalam PILKADA yang telah menampakkan sebagian kecil ‘hasil’nya yang sementara; para emak-emak yang bekerja luar biasa, seolah tak mengenal lelah, dan seolah urat nadi takut dan khawatir dicabut oleh Allah swt. dari mereka, hingga berjuang, berkorban, dan beraktifitas luar biasa untuk memenangkan SIMBOL PERJUANGAN. 

Bapak-bapak, para pemuda, para remaja, terutama Anggota yang diamanahi menjadi SIMBOL PERJUANGAN; mereka bekerja menyambung siang dengan malam, mengurangi jatah istirahat, menguras persediaan belanja harian rumah tangga, menghabiskan cadangan masa depan mereka, karena mereka yakin rizki itu ada dalam kekuasaan Tuhan-nya, dan perjuangan meminta mereka untuk ikut berlomba dengan sungguh-sungguh. Semoga Allah swt. memberi balasan terbaik untuk mereka semuanya.



Al-Hamdulillah tahapan perlombaan tersebut telah menampakkan sebagian kecil ‘hasil’nya dalam tabulasi perhitungan suara cepat di berbagai media. Maka para peserta perlombaan yang meyakini finish utamanya adalah Surga, tidak terperangah, jumawa, lemas, bangga, panik, atau sejenisnya. Karena semua adalah bekal untuk mempercepat langkah dalam perlombaan MENDEKAT ke surga yang terdekat dengan Allah swt.

Rasulullah saw. mengajarkan sikap bijak terhadap capaian di satu tahapan perlombaan, agar dapat menjadi bekal untuk optimal dalam tahapan perlombaan berikutnya.

Ibnu Majah, Thabrani, dan Hakim meriwayatkan bahwa Ibunda Aisyah ra. berkata, “Apabila Rasulullah saw. melihat sesuatu yang disukai, maka beliau mengucapkan,

الْحَمْدُ للهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ ‌تَتِمُّ ‌الصَّالِحَاتُ.

“Segala puji bagi Allah swt.; dengan nikmat-Nya, segala yang baik menjadi lebih sempurna.” Dan, apabila melihat sesuatu yang kurang disukai, maka beliau mengucapkan,

الْحَمْدُ للهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ.

“Segala puji bagi Allah swt. dalam segala kondisi.”



Rasulullah saw. juga mengajarkan sikap yang mencerminkan kekuatan dan ketangguhan para peserta perlombaan dalam sabdanya,

الْمُؤْمِنُ ‌الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ. 

“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt. daripada mukmin yang lemah. Meski masing-masing memiliki nilai kebaikan.”

Karena keimanan itu adalah induk kebaikan, maka apapun yang dilakukan mukmin, berupa amal shalih dan keunggulan-keunggulan dalam mengikuti perlombaan, adalah keutamaan. Jika ada kekurangan atau kelemahan yang menciderainya, maka tidak menghapus keimanan yang menjadi induk kebaikan tersebut. Setelah itu, beliau saw. menyebutkan ciri-ciri sikap yang mencerminkan mukmin yang kuat, yaitu:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.

“Berambisilah pada hal-hal yang membawa manfaat padamu, mohonlah bantuan kepada Allah swt., dan jangan merasa tidak berdaya. Apabila sesuatu menimpamu, maka jangan katakan andai aku melakukan ini dan itu, maka hasilnya akan begini dan begitu. Tetapi katakanlah, “Allah telah mentakdirkan. Dan, apa yang ditakdirkan oleh Allah swt., pasti akan terlaksana. Sesungguhnya kata ‘Andai’ itu membuka pintu syetan.” (HR. Muslim)



Ciri mukmin yang kuat, peserta perlombaan yang tangguh, dan pejuang yang merindukan surga adalah:


1. Fokus pada hal-hal yang bermanfaat bagi tahapan perlombaan berikutnya, yang ujung (finish)nya adalah surga. Maka fokuslah pada hal-hal yang dapat mengantarmu ke surga. 

Apabila ditakdirkan melihat ‘hasil’ sementara yang menyenangkan hati dan nafsu, fokuslah pada rasa syukur, dengan mengakui bahwa itu semua karena karunia Allah swt., bukan karena kehebatan kita, lalu ucapkan segala puji bagi Allah swt. Kemudian pergunakan untuk menjadi tambahan energi, kekuatan, dan sarana untuk mempercepat langkah dalam perlombaan mendekat kepada finish (surga) yang paling dekat dengan Allah swt. Yang Maha Kuasa dan Maha teliti dalam menilai semua peserta perlombaan.

Apabila ditakdirkan ‘hasil’ sementara kurang menyenangkan, maka fokus pada kesabaran atas ‘hasil' sementara dan syukur atas keterlibatan dalam tahapan perlombaan. Sehingga ‘hasil’ tidak membuat panik, kecewa, lemas, sedih, menyesal, bahkan putus asa. Tetapi, menjadi cambuk untuk meningkatkan kinerja dan ketulusan kepada-Nya.



2. Selalu memohon bantuan kepada Allah swt. dalam segala perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan pengevaluasian untuk mengikuti tahapan perlombaan berikutnya. Jangan pernah merasa telah mampu, merasa telah siap, merasa tidak perlu pada bantuan Allah swt. Agar tetap terjaga keimanan, kepasrahan, dan ketawakkalan kepada-Nya, dengan terus memperbaiki perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengevaluasian. Karena kita ingin mendapat penilaian terbaik dari-Nya.


3. Jangan merasa tidak mampu atau tidak berdaya, meski tantangan sangat besar, kendala sangat rumit, sarana sangat minim, ‘hasil’ sementara kurang memuaskan, atau lain sebagainya. Sebab tiada yang tidak mungkin bagi Allah swt. dan mukmin bekerja dan berlomba untuk meraih keridlaan-Nya, bukan semata-mata untuk mencari kepuasan di panggung sandiwara, medan perlombaan, dan ruang ujian.



4. Jangan pernah menyesali masa lalu, berandai-andai masa lalu, saling melempar kesalahan terkait masa lalu, dan sejenisnya. Misalnya, andai pencalonan lebih dini, maka hasilnya akan lebih baik. Andai yang dicalonkan fulan, maka hasilnya akan lebih baik. Andai dan seribu andai untuk masa lalu, itu jebakan syetan. Namun, melakukan evaluasi dan perbaikan. Tentu sangat dianjurkan, tanpa harus menggugat masa lalu dan menumpukkan ‘apa yang kurang disukai’ pada satu pihak saja.  



Wallahu a’lam.

MENJAGA SOLIDITAS BARISAN


 

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan, seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kukuh.( QS. As-Shaff ayat 4 )

Bukan hanya sekedar berjuang, namun berjuang di jalan Allah, berjuang di dalam barisan jama’ah, berjuang secara konsisten dan solid seperti bangunan yang kukuh.( sayid )

Allah mencintai orang-orang yang solid di dalam jihad fii sabilillah, disiplin pada tugas dan perannya seperti bangunan yang kokoh. Said bin Jubair berkata : Hal ini perintah Allah SWT kepada orang-orang yang beriman, bagaimana mereka seharusnya di saat memerangi musuh mereka. Qurtubi berkata : Seorang anggota tidak boleh keluar dari barisan di medan perang kecuali karena ada kebutuhan mendesak, atau mendapat tugas dari pimpinan atau ada manfaat yang jelas saat itu seperti adanya peluang untuk engalahkan musuh pada saat itu. ( tafsir al-qurtubi ).

Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berjihad di jalan-Nya dan mewajibkan mereka bagaimana seharusnya dan apa yang harus mereka lakukan , mereka harus dalam satu barisan yang solid, tidak boleh ada yang bolong dan kosong, barisan yang rapi,teratur dan tertib, barisan yang saling memperkuat diantara mereka dan yang menakutkan bagi musuh. 

Rasulullah SAW saat memimpin perang, merapikan barisan para sahabat, memnyusun barisan sesuai tugasnya masing-masing , setiap kelompok memiliki tugas tertentu pada posisi yang telah ditetapkan, sehingga dengan demikian semua anggota dalam keadaan siap siaga penuh. ( Tafsir As-Sa’di ).   

BERPEGANG TEGUH PADA JAMAAH (satu Jama’ah)

وَاعۡتَصِمُوۡا بِحَبۡلِ اللّٰهِ جَمِيۡعًا وَّلَا تَفَرَّقُوۡا‌ ۖ وَاذۡكُرُوۡا نِعۡمَتَ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ اِذۡ كُنۡتُمۡ اَعۡدَآءً فَاَ لَّفَ بَيۡنَ قُلُوۡبِكُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ بِنِعۡمَتِهٖۤ اِخۡوَانًا ۚ وَكُنۡتُمۡ عَلٰى شَفَا حُفۡرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنۡقَذَكُمۡ مِّنۡهَا ‌ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمۡ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُوۡنَ
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. QS. Ali 'Imran Ayat 103
Abdullah Ibnu Masud ra, menafsirkan hablullah dengan Jama’ah قال: حبلُ الله، الجماعة
Dan ia berkata : “wahai manusia , kalian wajib taat kepada pimpinan dan bersama jama’ah, itulah tali Allah yang kalian diperintahkan untuk berpegang teguh padanya, bahwa apa-apa yang kamu tidak suka di dalam jama’ah dan taat, itu lebih baik dari apa-apa yang kalian sukai di dalam perpecahan”. ( Ibnu Jarir al-Tobari)

عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنْ الِاثْنَيْنِ أَبْعَدُ مَنْ أَرَادَ بُحْبُوحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمْ الْجَمَاعَةَ
Hendaklah kalian selalu bersama Al Jama'ah. Dan janganlah kalian berpecah belah, karena setan itu selalu bersama dengan orang yang sendirian, sedangkan terhadap dua orang, ia lebih jauh. Barangsiapa yang menginginkan Buhbuhata Al Jannah, maka hendaklah ia komitmen untuk menetapi Al Jama'ah.( HR. Tirmidzi, hadits hasan sahih gharaib)
 فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
Kamu harus bersama jamaah, serigala hanya memangsa domba yang liar (HR. Abu Daud )
وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ
Tangan Allah bersama jama’ah,dan barang siapa yang memisahkan diri, maka ia memisahkan diri keneraka (HR.Tirmidzi)

Bersatunya barisan dakwah/ jama’ah adalah rahasia kekuaatn, keberkahan, anugrah dari Allah dan diterimanya , tangan Aallah bersama jama’ah, ketika jama’ah bersatu tidak ada ruang bagi setan untuk mengganggu dan tidak ada celah bagi musuh untuk menyusup ke dalamnya,namun sebaliknya, manakala terjadi perpecahan akan berakibat pada kelemahan, kegagalan, kekalahan , tehalangnya rahmat Allah dan tertolaknya amal.( Masyhur) 
(وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ)) الأنفال: 46(، 
(إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ) (الأنعام:159).

إن لم تكونوا بها – أي الجماعة والدعوة – فلن تكونوا بغيرها، وهي إن لم تكن بكم فستكون بغيركم، وإن تتولوا يستبدل قوما غيركم ثم لا يكونوا أمثالكم(.
Jika kalian tidak bersama Jama’ah, maka tidak akan ada artinya bersama yang lain, dan Jama’ah ini sekalipun tidak bersama kalian, akan tetap ada bersama selain kamu, jika kamu berpaling maka Allah akan menghadirkan penggantinya dengan kaum yang lain yang lebih baik dari kalian. (hasa)  

BERPEGANG TEGUH PADA MINHAJ ( Kesatuan Minhaj )

قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْٓ اَدْعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ ۗعَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ ۗوَسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.”( QS. Yusuf ayat 108 )

Berpegang teguh pada Minhaj asasi ( Al-Qur’an dan As-Sunnah )
Berpegang teguh pada Minhaj amali ( AD/ART. Dan Peraturan Organisasi )
Berpegang teguh pada AD/ART dan peraturan organisasi yang telah ditetapkan, tidak ada pengecualian di dalamnya bagi anggota tertentu, siapapun dan pada posisi apapun.

Disiplin pada syuro dan keputusan syuro (satu manhaj/satu jama’ah)

Syura adalah proses pengambilan keputusan yang terstruktur dan terorganisir, oleh para anggota majlis syuro, untuk mencapai suatu keputusan yang tepat dan maslahat, yang kemudian menjadi keputusan yang mengikat dan wajib dilaksanakan oleh semua pihak terkait. 
Syuro adalah prinsif diantara prinsif Islam
Musyawarah ( syuro) sebagai proses pengambilan keputusan kolektif , wajib hukumnya
Hasil syura wajib dilaksanakan dan bersifat mengikat bagi semua pihak terkait
Setelah adanya hasil syuro tidak dibenarkan membicarakan proses yang sudah selesai.

Menjaga ikatan persaudaraan/ ukhuwah ( satu Jama’ah ) 

وَاَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوۡبِهِمۡ‌ؕ لَوۡ اَنۡفَقۡتَ مَا فِى الۡاَرۡضِ جَمِيۡعًا مَّاۤ اَلَّفۡتَ بَيۡنَ قُلُوۡبِهِمۡ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ اَلَّفَ بَيۡنَهُمۡ‌ؕ اِنَّهٗ عَزِيۡزٌ حَكِيۡمٌ
“dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana”. ( QS. Al-Anfal ayat 63) 
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”.(QS. Al-Hujurat ayat10 )

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Barang siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutupi (aibnya) pada hari kiamat.(HR. Bukhari )
التأكيد على ضرورة الأخوة العملية، التي تترجم الكلام والنظريات إلى أفعال وعمليات، 
Dibutuhkan ukhuwah amaliah yang menterjemahkan ucapan dan teori menjadi kegiatan dan aksi. Direalisasikan dengan muayasyah, khidmah dan musyarakah.

وتحابوا فيما بينكم، واحرصوا كل الحرص على رابطتكم فهي سر قوتكم وعماد نجاحكم، واثبتوا حتى يفتح الله بينكم وبين قومكم بالحق وهو خير الفاتحين
Tingkatkan cinta kasih diantara kalian, dan bersungguh-sungguh untuk menjaga ikatan hati diantara kalian, ukhuwah adalah rahasia kekuatah kamu dan pilar keberhasilan kamu dan konsistenlah kalian dengannya, sehingga Allah membukakan kemenagan dengan pasti, dan Dialah sebaik-baik pemberi kemenangan.  

Taat kepada Pemimpin (satu kepemimpianan)

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَطِيۡـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡـعُوا الرَّسُوۡلَ وَاُولِى الۡاَمۡرِ مِنۡكُمۡ‌ۚ فَاِنۡ تَنَازَعۡتُمۡ فِىۡ شَىۡءٍ فَرُدُّوۡهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوۡلِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَـوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ ؕ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ وَّاَحۡسَنُ تَاۡوِيۡلًا
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS. An-Nisa Ayat 59

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى المَرْءِ المُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ» رواه البخاري
Dari Abdillah ra. berkata bahwa Nabi saw, bersabda, “Wajib untuk mendengar dan mentaati (pemimpinnya) atas seorang muslim, baik suka maupun terpaksa. Kecuali bila dia diperintah untuk kemaksiatan. Jika dia diperintah untuk kemaksiatan, tidak ada kewajiban baginya untuk tunduk dan patuh kepada pemimpinnya.” (HR.Bukhari)

َنْ جُنَادَةَ بْنِ أَبِي أُمَيَّةَ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ وَهُوَ مَرِيضٌ فَقُلْنَا حَدِّثْنَا أَصْلَحَكَ اللَّهُ بِحَدِيثٍ يَنْفَعُ اللَّهُ بِهِ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ دَعَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْنَاهُ فَكَانَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةٍ عَلَيْنَا وَأَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ قَالَ إِلَّا أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللَّهِ فِيهِ بُرْهَانٌ
Dari Junaadah bin Abi Umayyah ia berkata: Kami masuk menemui Ubadah bin as-Shomit –semoga Allah meridhainya- dalam keadaan beliau sakit. Kami berkata: Sampaikan kepada kami hadits yang akan memberikan manfaat dengannya yang anda dengar dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, semoga Allah memperbaiki keadaan anda. Ubadah bin as-Shomit menyatakan: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam pernah memanggil kami dan membaiat kami. Salah satu isi perjanjiannya adalah kami berbaiat untuk bersikap mendengar dan taat (kepada pemimpin muslim) baik dalam kondisi kami bersemangat ataupun membencinya. Baik dalam kondisi kami sulit ataupun mudah. Meski pemimpin itu adalah orang yang mementingkan (diri atau kelompoknya) sendiri. Kami juga dilarang untuk memberontak kepada pemimpin tersebut. Nabi bersabda: Kecuali jika kalian melihat kekufuran yang jelas yang kalian memiliki hujjah nantinya di hadapan Allah (H.R al-Bukhari dan Muslim)

Pendapat imam (pimpinan) dan wakilnya tentang hal-hal yang tidak ada teks hukumnya, hal-hal yang mengandung beragam interpretasi, dan hal-hal yang membawa kemaslahatan umum (Al-Maslahah Al-Mursalah), harus diamalkan sepanjang tidak bertentangan kaidah-kaidah syariat.
Pendapat tersebut mungkin akan berubah sejalan dengan situasi, adat, atau tradisi.

Kekalahan kaum muslimin pada perang Uhud, karena maksiat sebagian pasukan pemanah melakukan maksiat( tidak mentaati perintah Pemimpin).

Tsiqoh / percaya penuh kepada Pimpinan ( satu kepemimpinan)

وعلى الفرد المسلم أن يثق بقيادته ثقة كبيرة لا حدود لها، ثقة تبعث الاطمئنان الذي ينتج الحب والتقدير والاحترام والطاعة، فالقائد جزء من الدعوة ولا دعوة بغير قيادة، وعلى قدر الثقة المتبادلة بين القائد والجنود تكون قوة نظام الجماعة وإحكام خططها ونجاحها في الوصول إلى غايتها وتغلبها على ما يعترضها من عقبات وصعاب
Setiap anggota harus tsiqoh/ memberikan kepercayaan kepada pimpinan, kepercayaan yang mendalam, tsiqoh yang menghadirkan ketenangan, kecintaan,penghargaan , penghormatan dan ketaatan kepadanya. Pemimpin bagian dari dakwah, maka tidak ada dakwah tanpa pemimpin, Rapinya jama’ah, baiknya perencanaan dan sukses mencapai tujuan serta dapat mengatasi berbagai permasalah sangat ditentukan oleh adanya kepercayaan yang mendalam antara anggota dan pimpinan.

فأحياناً تتخذ القيادة قرارات لا يدرك الجنود كامل أبعادها، فكثيراً ما تكون الرؤية عند القيادة أشمل وأكبر، ويكون تحليل الأمور بصورة أعمق؛ لأن القيادة تطلع على أمور لا يراها الجنود، وتفكر في مصالح لا ينظر إليها الجندي، وتحاول تجنب مفاسد لا يدركها الجندي.
Keputusan yang diambil oleh Pimpinan terkadang tidak difahami secara komprehensif oleh anggota , di mana pimpinan memiliki pandangan yang menyeluruh, mendalam, luas  dan lengkap , yang tidak diketahui oleh anggota, baik dalam memandang maslahat maupun mudharat.

Cotoh kasus, sulhu alhudaibiyah;
 Redaksi, naskah perjanjian
Subtasi, isi perjannjian 

المهم في هذا المقام أن تدرك أنه لكي تقوم وتسود وتمكن لا بد من أخذ قرارات تبدو في ظاهرها مؤلمة للمسلمين، وقد يبدو فيها للناظر مخالفات شرعية، لكن المدقق والمحلل والعالم ببواطن الأمور سيجد أنها أخف الضررين، وليس معنى هذا أنها ليست ضرراً، لا، بل هي ضرر، ولكن في هذا الموطن هي أخف الضررين، فتقبل شرعاً ولا تعد مخالفة.
Pimpinan harus mengambil suatu keputusan untuk kemaslahatan dakwah dan menghidari mudharat bagi dakwah, yang sepintas erlihat menyakitkan kaum muslimin, bahkan dianggap melangar syari’at, akan tetapi jika diteliti, dianalisa dan didalamai, bahwa keutusan tersebu merupakan akhoffu addoroian( bahaya yang lebih ringangan dari dua bahaya), bukan tidak bahaya, ada bahaya, tapi lebih ringgan, yang secara syari’at dibolekan dan tidak dianggap melanggar syari’at.

ولا بد لكل جندي أن يدرك كل هذه الأبعاد، ومن ثم يعذر القيادة، ويقدم لها النصح والإرشاد بأدب، ويقبل منها الأمر والتوجيه، وكل ذلك لا يمكن أبداً أن يكون إلا بثقة تامة في القيادة، وإدراك كامل للعبء الثقيل الملقى على أكتاف القادة، وبغير هذه العلاقة الوثيقة بين القيادة وجنودها لا يمكن لجماعة أو لأمة أن تقوم
Setiap anggota harus memahami permasalaha tersebut, sehingga mengerti apa yang dilakukan oleh pimpinan, ada ruang bagi anggota untuk menyampaikan pandangan dan aspirasinya dengan penuh tanggung jawab, beradab dan beretika disertai dengan adanya kesiapan untuk menerima perintah dan arahan,semua itu tidak akan terjadi tanpa adanya kepercayaan yang penuh pada pimpinan, dan memahami akan tugas berat yang dipikul oleh pimpinan, dan jamaah tidak akan tegag tanpa adanya tsiqoh antara pimpinan dan anggota

Tajarrud / totalitas untuk dakwah ( satu fikrah/satu tujuan)

صِبْغَةَ اللّٰهِ ۚ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ صِبْغَةً ۖ وَّنَحْنُ لَهٗ عٰبِدُوْنَ
Sibgah Allah.” Siapa yang lebih baik sibgah-nya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah.(QS. Ayat 138 )

فالتجرد صفة من الصفات الأساسية وخلق من أخلاقيات العمل الجماعي الذي لا يستقيم في غيابه عمل، ولا يستقر بدونه نشاط، ولا يتقدم بفقدانه مشروع، ولا ترتقي بدونه مؤسسه، فالمتجرد داخل فريق العمل يعمل الخير ويقول الحق لأنه يحب الخير لذاته، ويحترم الحق لذاته، فهو يدور مع الخير حيث دار، وينزل على الحق متى بدت معالمه، ويبتعد عن المماراة والمجادلة متى اتضح الهدف جليا.
Tajarrud sifat dan akhlak dasar bagi amal jama’i, ketika sifat ini tidak ada maka tidak akan lurus amal, tidak akan stbil aktifitas, tidak akan berkembang suatu proyek, tidak akan maju sebuah organisasi, anggota yang totalitas dalam amal dakwah, ia akan berbuat baik dan berbicara benar, karena ia karakter mencintai kebaikan dan menghormati kebenaran , maka ia berputar bersama kebaikan dan menerima kebenaran di mana pun ia berada, menghindari perdebatan yang tidak produktif ketika tujuan sudah jelas.

والتجرد خلق يجب أن يتخلق به من يعمل داخل أي فريق جماعي، فهو لا يسعى للانتصار لرأيه، أو يستأثر بوجهة نظره، أو يسيطر بفكره على مجريات الأحداث، أو يوجه العمل من خلال سياسته التي يرى فيها الصواب.
Sifat tajarrud harus dimiliki oleh anggota yang beramal jama’i, dia tidak berusaha untuk memenangkan pendapatnya, tidak mengedepankan pandangan pribadinya, tidak mengendalikan kegiatan dengan edenya, atau mengatur kerja dakwah dengan strateginya yang menututnya benar.

والمتجرد يرى أن الإخلاص والتجرد صنوان لا يفترقان، بل يرى في الإخلاص دعامة التجرد الأساسية، لأن الشخص المتجرد يرجو ما عند الله 
Anggota yang memiliki sifat tajarrud, melihat ikhlas dan tajarrud dua sifat yang menyatu tidak dapat dipisahkan, bahkan ia melihat ikhlas sebagai pondasi bagi tajarrud, karena ia hanya menjadikan Allah sebagai tujuan.





Kamis, 28 November 2024

Hasil PILKADA GUBERNUR & WAGUB se Indonesia

 







































Hasil PILKADA 27 NOVEMBER 2024 di NTB