Kamis, 18 September 2014

Berita Alam Islami

Diusir dari Qatar, Turki Siap Sambut Pimpinan Ikhwanul Muslimin


Turki akan menyambut tokoh senior pimpinan Ikhwanul Muslimin (IM) setelah mereka diminta untuk meninggalkan Qatar di bawah tekanan dari negara-negara Teluk Arab lainnya, media Turki mengutip pernyataan Presiden Tayyip Erdogan Senin (15/9).

Seorang pejabat IM senior yang berbasis di London mengatakan hari Sabtu bahwa Qatar telah meminta tujuh tokoh senior dari gerakan itu untuk meninggalkan Qatar setelah negara-negara tetangga menekannya untuk menghentikan dukungan pada Islamis.

Tokoh senior Ikhwanul Muslimin akan dipersilakan untuk datang ke Turki jika mereka ingin melakukannya, stasiun televisi Turki mengutip perkataan Erdogan kepada wartawan di pesawatnya saat kembali dari kunjungan resmi ke Qatar, Senin.

Qatar dan Turki adalah satu-satunya negara-negara regional yang mendukung IM setelah militer Mesir menggulingkan Presiden Sah Mohammad Mursi tahun lalu.
 

Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan negara-negara Teluk Arab lainnya, sebaliknya, mendukung penuh penguasa baru Mesir dengan kucuran dana miliaran dolar. Mereka melihat Ikhwanul Muslimin sebagai ancaman eksistensial monarki mereka.

Mesir telah menyatakan IM sebagai gerakan teroris. Namun demikian, Ikhwan terus melanjutkan aksi damai untuk merbeut kembali revolusi Mesir yang dirampok Rezim As-Sisi. (alarabiya.net)




Syeikh Qaradhawi: Koalisi Internasional Anti ISIS Hanya untuk Kepentingan AS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEherHjzolTm5qxtmlq29bGjxl81w7PWAJyceBbGSKB5YX2-t0ZhRsZJYib-IZyZ1qZMqzeNsnZkaZJvzAfkx43OzPyEuDwOiOu49OAhKN1O-qPjKRP2zONBOCjTXcQA7y5rxA4HdIm6XtjU/s1600/qaradawi.jpg
Walaupun menolak kebijakan  pembentukan kekhilafahan oleh Negara Islam  di Irak dan Suriah , Sheikh Yusuf Al-Qaradawi juga  menegaskan ketidaksetujuannya terhadap koalisi internasional pimpinan AS terhadap kelompok itu, ia menambahkan bahwa Amerika bertindak hanya digerakkan oleh kepentingannya .

“Saya memiliki ide yang sama sekali berbeda dari kebijakan ISIS,” tulis  al-Qaradhawi dalam komentar yang ditulis dalam bahasa Arab pada hari Minggu di akun Twitter al-Qaradawi.

“Di sisi lain, saya tidak menerima tindakan Amerika Serikat untuk memerangi mereka (ISIS) karena AS bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan nilai-nilai Islam.”

Sekelompok negara, termasuk 10 negara Arab utama , telah sepakat untuk membentuk sebuah koalisi untuk mengatasi IS di Irak dan Suriah.

Perwakilan berbagai negara dari koalisi pimpinan AS telah  bertemu di Paris untuk membagi tugas untuk memperluas operasi militer di Timur Tengah.

Dengan arahan  presiden Perancis dan Presiden Syiah Irak, konferensi yang dikomandoi AS dan NATO, mengorganisir semua sekutu Barat dari dunia Arab dan perwakilan dari Uni Eropa.

Para sekutu termasuk Inggris, Perancis, Jerman, Australia, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Irak.

Koalisi baru diumumkan setelah pidato Presiden AS Barack Obama pekan lalu untuk lakukan serangan udara untuk pertama kalinya di Suriah dan lebih banyak serangan di Irak. (OI/KH/eramuslim)



Dubes Israel untuk Mesir Seorang Intelijen MOSSAD

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKav6ELr6vJoaQH_dRuq9Zc-weBtzxOKjwcbETciwXDe1paoB2ogHha_kRIR_-qEhKZQ-5l3qzJ5NYoWfhdqoF3uirbc1UPNiUSWM2HNL0bFztDGXmm2SDz08r5383UTSoM2g8W6OZWdil/s1600/sisi-dan-Israel.jpg
Abdul Fattah As-Sisi telah menemui duta besar Zionis yang baru, ia menyampaikan surat kepercayaan tentang dirinya sebagai duta besar untuk Mesir.

Menurut laporan pers, As-Sisi telah berjanji kepada duta besar Zionis untuk mengembalikan duta besar Mesir untuk Tel Aviv yang dahulu telah ditarik oleh Presiden Terpilih Muhammad Mursi.

Duta Besar Zionis yang baru, Haim Corinne, yang dikenal sebagai orang MOSSAD, sebelumnya ditolak oleh negara Turkmenistan pada Juli 2011 setelah dituduh bekerja untuk dinas Intelijen Israel Mossad.

Corinne, sebelum diangkat menjadi duta besar untuk Mesir, ia telah menjabat duta besar Zionis untuk Sudan Selatan dan Kepala Departemen Timur Tengah serta Pusat Penelitian Politik di Kementerian Luar Negeri Zionis.

Sudan telah beberapa kali menuduhnya berpartisipasi dalam ketegangan yang terjadi antara Juba dan Khartoum, dan menuduhnya sebagai seorang intelijen.

Perlu diketahui bahwa kedutaan besar Israel di Kairo masih tidak memliki rumah dinas, karena telah dikosongkan oleh para demonstran tiga tahun lalu pada September 2011. (hr/im/eramuslim)






Ikhwan Rilis Pernyataan Sikap Terbaru Menyikapi Kondisi Mesir Terkini & Langkah Ikhwan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0M12bbqksjLxOauMce5_7_c9W2shBTSfX52RsV6Iiy5nz_T6oUYoPTtYwMZv9p3u02VbGsTQkRGf3C8Opmbt3nd2MPM8CVGh_OK0VbHZcSNPikCNsmXr0tgAcSzxqEW8344PuxYX2vVPG/s1600/282201_391936570878396_1437975207_n.gif

Menyikapi perkembangan Mesir setelah dikuasai rezim kudeta dibawah As-Sisi yang terus mengalami krisis, Jamaah Ikhwanul Muslimin mengeluarkan lima point pernyataan yang dirilis 6 September 2014 kemarin. Berikut pernyataan lengkap Ikhwanul Muslimin yang dikutip dari al-ikhwan.net:


 Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah waba’du:

Pertama, Jamaah Ikhwanul Muslimun menegaskan sikapnya, yaitu tetap memperjuangkan hak-hak rakyat Mesir keseluruhan, tetap berupaya mengembalikan semangat revolusi 25 Januari dengan produk undang-undang yang telah dihasilkannya, termasuk juga upaya untuk qishah terhadap pembunuh syuhada, yang luka-luka, yang dipenjara dan memperjuangkan kehidupan bebas merdeka bagi rakyat Mesir.

Kedua, Jamaah menegaskan tidak menjadi bagian kelompok yang berupaya menjual masa depan bangsa dan rakyat. Dan Jamaah tidak terpecah belah dalam hal tersebut. Jamaah besatu menolak segala tindakan kezaliman dan kriminalitas yang dilakukan pengkudeta.

Ketiga, Tapi Jamaah menjelaskan turut serta dalam merumuskan pemikiran konfrehensif untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari krisis pemerintahan kudeta. Yang itu sudah dirumuskan oleh Koalisi Nasional Dukung Konstitusi dan menolak kudeta pada November 2013. Yaitu upaya untuk berdialog dengan komponen revolusi dan tokoh nasional dalam konteks perjuangan revolusi 25 Januari.

Keempat, Jamaah menegaskan bahwa revolusi damai terus dilanjutkan sampai meraih kemenangan. Revolusi damai tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Kelima, kegagalan kudeta dan menutupinya dengan issu terorisme atau fitnah keji lainnya terhadap Jamaah merupakan bukti bobroknya pengguasa militer sepanjang enam puluh tahun lamanya. Dan itu dibuktikan juga dengan mengkudeta presiden sah pilihan rakyat yang nyata-nyata berhasil mengeluarkan Mesir dari kediktatoran dan kezaliman.

11 Dzul Qa’dah 1435 H / 6 September 2014

Sekjen, Ikhwanul Muslimin
Dr. Mahmud Husain Ahmad



0 komentar:

Posting Komentar