Rabu, 24 September 2014

Berita Alam Islami

Pembantaian Israel di Gaza Tipu Muslihat Misi Pengahancuran Masjid Al-Aqsa


Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina adalah tindakan yang sengaja dilakukan untuk menutupi apa yang sesungguhnya sedang Israel lakukan terhadap tanah Palestina yakni Penghancuran Masjid Al-Aqsa yang mana masjid ini adalah nama sebuah kawasan untuk keseluruhan tempat yang dikelilingi pagar di dalam kota Al-Quds yang mana disekelilingnya terdapat beberapa pintu masuk.

Keberadaan Masjid Al-Aqsa dalam kondisi yang sangat memperihatinkan saat ini dikarenakan penguasaan sepenuhnya ada ditangan Israel. Untuk dapat beribadah di Masjid Al-Aqsa bukanlah perkara mudah bagi rakyat Palestina dimana mereka harus melewati beberapa tahapan pemeriksaan belum lagi ada kebijakan yang menyatakan yang boleh melaksanakan Ibadah hanyalah orang-orang tua yang sudah tua renta.

Banyak rakyat Palestina yang membangun trowongan-trowongan bawah tanah untuk mencapai ke Mesir sebagai jalan untuk mendapatkan  bahan kebutuhan pokok masyarakat gaza akibat dari blokade yang dilakukan Israel dan sekutunya dalam memenjarakan rakyat Palestina, sejatinya gaza adalah penjara terbesar di dunia dan merupakan bukti perampasan kemerdekaan rakyat Palestina; hal yang serupa juga dilakukan oleh Israel yang membangun banyak trowongan-trowongan di bawah Masjid Al-Aqsa dengan harapan penghancuran Masjid dari bawah tanah kata DR. Saiful Bahri selaku Ketua Asia Pacific Community for Palestine (ASPAC) dalam kunjungannya ke kantor Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Indonesia, Senin (22/9/2014).

DR. Saiful Bahri menegaskan bahwa kejahatan kemanusiaan yang dilakukan di jalur gaza oleh Israel adalah salah satu strategi pengalihan isu yang sesunggunya sedang mereka lakukan terhadap Masjid Al-Aqsa; untuk memalingkan misi pengancuran Masjid Al-Aqsa maka masyarakat gaza menjadi korban. Sejarah kelam keberadan bangsa Israel adalah runutan sejarah yang tidak dapat dilupakan oleh seluruh umat manusia; hal inipulalah yang mendasari kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan terhadap bangsa Palestina; dimana dalam kesempatan ini beliau menyampaikan untuk dapat memahami tentang Masjid Al-Aqsa maka beliau dan teman-teman ASPAC for Palestine membuat Ensiklopedia Mini Masjid Al-Aqsa sebagai bahan pengetahuan masyarakat tentang Masjid tersebut tegas DR. Saiful Bahri dalam diskusi.

Sylviani Abdul Hamid, Sekjen PAHAM Indonesia dalam diskusi mengutip pernyataan Presiden Soekarno yang pernah menyatakan "...dan untuk Israel, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel". Seharusnya konsistensi Pemerintah Indonesia dalam mendorong kemerdekaan Palestina adalah hal yang sejalan dengan Konstitusi bangsa ini karena di dalam pembukaan UUD 1945 Bangsa Indonesia menegaskan sebagai bangsa yang menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi ini; oleh karenanya peran strategis Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk muslim terbesar sedunia menjadi poros pergerakan kemerdekaan Palestina adalah sesuai dengan amanah konstitusi namun apabila tidak dilaksanakan maka ini sama saja melanggar konstitusi tegas Sylvi. (NN).


Lawatan ke New York, Erdogan Tegaskan Persoalan Palestina adalah Persoalan Seluruh Umat Islam

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwx1S9XkT-edMGlMXAc-p-20SP8lvCxtlsvatAyGMvvfkSFf8UO_iSh5Cbs4R1Wliyo15hQFTiZqSGRQ_urLxhNemTVTXmuvIeta0as2MJJLdGaP12h_egFt6bCRkLcil1F8E0F6xbG2AK/s1600/erdogan.jpeg

Presiden Turki, Tayep Rejep Erdogan mengadakan lawatan ke New York dalam rangkaian menghadiri kegiatan PBB berupa KTT Iklim yang berlangsung 22 September - 1 Okrober 2014.

Di hadapan forum hubungan luar negeri di kota New York, sebuah lembaga pemikiran penting di Amerika, Erdogan menegaskan, sejumlah media massa tengah mengincar Turki hanya karena kritikan yang dilancarkan Turki terhadap tindakan biadab Israel atas pembunuhan anak-anak dan warga sipil Palestina.

Erdogan menyebutkan, persoalan Palestina bukan hanya milik rakyat Palestina saja, tetapi semua kaum muslimin di seantero bumi, dan menjadi pangkal krisis lainnya di kawasan.

Erdogan menegaskan bahwa solusi persoalan Palestina akan mengantar pada solusi sejumlah krisis lainnya. Dan Israel sengaja tak menghindari pertempuran dan melemparkan rakyatnya dan bangsa di kawasan dalam bahaya, meski hal itu diketahuinya.

Menurut Erdogan, spanduk anti Semit menjadi sarana untuk menyerang Turki, dan dirinya secara khusus dan para menterinya.. Turki tak pernah membuat sikap rasial di sepanjang sejarahnya, Turki senantiasa berada di samping pihak yang terdzalimi.

Presiden Turki ini menegaskan kembali keseriusan negerinya untuk merealisir perdamaian di Timur Tengah, dan Turki terus berusaha di segenap sektornya untuk merealisir hal tersebut. (infopalestina/dailysabah)


As-Sisi: Panggung Politik Mesir Terbuka untuk Ikhwan, Asal....

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPZLY9c-ED3xhwNJreIKl7GT2r_-9e1RyE_r7tXba6GWYMyj3vG0om7lBmtMu88Ev1jZEFJ2mHguh7jX0O6MBNYa2YCfRpoXM7V-vFzBlQkjUDxcbSC-ldRsZZj6IpSH3ws_pFncyHTyF2/s1600/Abdel+Fattah+Sisi.jpg
Pemimpin Kudeta Mesir Abdel fattah As-Sisi baru-baru ini menyatakan: panggung politik di Mesir terbuka lebar untuk Ikhwanul Muslimin, asal mereka mau meninggalkan "kekerasan" dan mau mengakui demokrasi yang sedang berjalan di Mesir saat ini.

Catatan:

1. Pernyataan di atas menunjukan kegagalan As-Sisi menghalangi laju revolusioner Mesir yang sampai detik ini terus bergema di seantero Mesir, tak pernah surut walau sedetik.

2. As-Sisi sebenarnya sudah menyerah kalah, dan siap berdamai, tapi syarat dan aturan mainnya dia yang buat.

3. Kelihatan antara cara As-Sisi dengann niatnya beda 180°. Sudah terdesak masih saja berkelit dan memfitnah. Yang melakukan kekerasan siapa? Yang tidak mengakui demokrasi siapa? Yang membunuh ribuan demonstran damai siapa? Yang merampok demokrasi dari tangan Presiden sah Muhammad Mursi siapa?

(Abu Hudzaifah, Cairo)


Sikap Gerakan Ikhwan Terkait Perang Amerika dan Dunia Melawan ISIS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOacw4OdLNuHIatm-eOb2l1EAjJpVzTLNsPcZRw5VzW0-CqUnvU9vCqYfGaQ9mFsceXIZ7c-KgeFwoskh4nlkMM-0h7kxUcdpP3TD0nRqA_r_Oak_hgpDQHCWdqPBZrnzP6KXfvwnCvAHt/s1600/ikhwan-muslimin.jpg
Gerakan Ikhwanul Muslimin mengumumkan penolakannya terhadap campur tangan dunia internasional di negara-negara muslim yang dilakukan dengan dalih menghabisi ISIS, karena agenda sesungguhnya adalah upaya untuk meracik halus peta Timur Tengah dan menghabisi rakyatnya.

Pernyataan ini dikeluarkan oleh Ikhwanul Muslimin Selasa sore (16/09) dengan tema " الحرب على الإرهاب بين الزعم والحقيقة -Perang Melawan Teroris, Hakikat dan Sangkaan", dan pernyataan yang sama yang juga dikeluarkan oleh Ikhwan Syiria dengan tema: " موقفنا من التحرّك الأمريكيّ والدوليّ لمحاربة (الإرهاب- Sikap Gerakan Ikhwan Terkait Perang Amerika dan Dunia Melawan Teroris".

Ikhwan menjelaskan bahwa "akhir-akhir ini bermunculan organisasi-organisasi besar lintas batas yang memiliki senjata-senjata canggih dan dana yang sangat besar, merekrut banyak generasi muda muslim yang antusias tapi minim ilmu, minim fiqih serta memiliki tingkat kesadaran yang sangat rendah, melakukan berbagai tindakan ekstrim-keras dan tidak terpuji atas nama Islam yang berakibat kepada rusaknya image Islam sehingga musuh-musuh Islam mendapat alasan untuk melakukan intervensi kembali ke negara-negara muslim untuk memecah-belahnya, memporakporandakannya dan membunuhi warganya".

Ikhwan juga mengkritik keras ISIS dengan mengatakan "intervensi ini terjadi bersamaan dengan munculnya ISIS di Syiria dan Irak yang sudah menyapu bersih militer-militer reguler secara mencengangkan dan fantastis dan juga menguasai lahan yang luas, berbagai wilayah dan kota di dua negara tersebut dan juga membunuhi musuh-musuhnya tanpa mengenal ampun".

Dalam pernyataannya, Ikhwan melanjutkan "disebabkan ISIS ini, Amerika bergerak menggalang kekuatan internasional untuk melawannya dan berhasil membentuk aliansi 40 negara. Jhon Kerry juga mengadakan konferensi di Jeddah yang dihadiri 9 negara arab dan Turki untuk membentengi diri dari serangan teroris yang berbahaya ini. Sementara kami sebagai warga Timur Tengah ini tidak mengetahui secara persis siapa sesungguhnya yang ada dibalik ISIS, siapa pula yang mendukung dan mendanai dan memprovokasinya, dan apa pula targetnya". Sebagaimana pada Kamis lalu juga terjadi pertemuan di Jeddah-Saudia sebanyak 11 negara Timur Tengah (6 negara teluk, Turkia, Mesir, Yordania, Irak, dan Lebanon) yang diikuti oleh Washington dalam upayanya memerangi ISIS.

Ikhwan juga mengingatkan bahaya yang ditanggung akibat operasi pembantaian ISIS dengan mengatakan "kami melihat bahwa perang yang dikobarkan sekarang adalah perang untuk mengadu domba arab muslim melawan arab muslim, korban nyawa berjumlah ribuan, dana yang dibuang bermilyaran, kehancuran mewarnai seluruh pelosok Timur Tengah, dan yang kami takutkan adalah pengeracikan Timur Tengah untuk membuat peta baru sesuai dengan selera dan rencana setan-setan elit politik". Terkait dengan Mesir, Ikhwan menolak "eksploitasi yang dilakukan oleh El-Sisi terhadap berbagai issu Timur Tengah dengan mencatut nama Ikhwan sebagai pelaku teroris".

Ikhwan menyatakan bahwa "Organisasi Ikhwan mentarbiah kader-kadernya tentang haramnya membunuh dan menumpahkan darah, haramnya memusuhi kehidupan dan haramnya mengkafirkan sesama muslim, sebagaimana yang diajarkan Islam sebelum HAM dan Undang-Undang mengajarkannya, dan Ikhwan akan selamanya beregerak secara damai tanpa kekerasan". Seperti yang dilansir oleh ikhwansina.com, Selasa (16/09).
Dalam pernyataan yang serupa pada Selasa sore dengan tema "Sikap Ikhwan Terkait Perang Amerika dan Dunia Melawan Teroris", Ikhwan Syiria mengatakan "kami menolak tindak-tanduk kelompok-kelompok ekstrimis yang sudah menyeleweng dari manhaj rabbani islami moderat", dan menilai "ISIS sebagai ekstrimis dan pelaku kriminal". Dalam pernyataannya Ikhwan Syiria juga menyatakan "kami menolak ikut terlibat perang yang-dipromosikan-melawan teroris, sementara hakikatnya adalah perang melawan Islam".

Ikhwan Syiria melanjutkan " Amerika, Eropa dan semua pihak yang terlibat, sudah seharusnya mendefinisikan terlebih dahulu apa yang mereka maksudkan dengan teroris agar ada kejelasan sehingga mayoritas bangsa muslim konservatif dan benar tidak menjadi target perang tersebut".
Dalam penjelasannya, Ikhwan Syiria juga menolak "intervensi dunia di bumi Syiria, karena rakyat Syiria dengan sendirinya dapat membebaskan Syiria dan menguburkan ekstrimis dan teroris".

Ikhwan Syiria juga menolak "semua sikap, pernyataan atau konsep apapun yang mengkondisikan kami untuk memilih rezim Basyar atau ekstrimis ISIS". Presiden Amerika, Barak Obama, Rabu kemarin mengumumkan sebuah strategi yang terdiri 4 point dalam rangka menghadapi ISIS. Pertamanya, melancarkan serangan udara pada pos-pos ISIS dimanapun berada. Kedua, memperkuat dukungan kepada pasukan-pasukan darat yang berperang melawan ISIS, pasukan yang dimaksud adalah pasukan Kurdistan dan Irak dan pasukan oposisi moderat Syiria. Ketiga, melarang sumber-sumber pendanaan ISIS. Keempat, melanjutkan memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat sipil. Sebagaimana dilansir ikhwansyria.com, Selasa (16/09)

Pada Juni lalu ISIS mengumumkan kemunculannya sebagai negara khilafah dan terus menguat dan sudah menguasai banyak wilayah di Syiria dan Irak, dan juga mengajak organisasi-organisasi Islam sedunia untuk bergabung dan ikut menobatkan Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai pemimpinnya. [Syaff]


0 komentar:

Posting Komentar