Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ menyampaikan kisah yang mengejutkan dan menggugah hati. Tiga orang pertama yang diadili pada hari kiamat ternyata bukan orang biasa. Mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai pejuang (syuhada), alim (ahli ilmu dan qari’), serta dermawan (filantropis).
Namun yang mengejutkan, ketiganya justru dimasukkan ke dalam neraka. Mengapa?
1. Pejuang yang Tampak Gagah
Orang pertama adalah seorang yang mati syahid. Ia dibawa ke hadapan Allah dan ditanya tentang amalnya. Ia menjawab bahwa ia telah berjuang di jalan Allah hingga gugur. Tapi Allah menjawab:
“Kamu berdusta. Kamu berperang agar disebut pemberani, dan itu sudah dikatakan orang.”
Akhirnya ia diseret dan dilempar ke neraka. Padahal di mata manusia, ia adalah pahlawan.
2. Ahli Ilmu dan Qari’
Orang kedua adalah seorang yang rajin belajar agama, mengajar, dan membaca Al-Qur’an. Ia juga ditanya tentang amalnya. Ia mengaku melakukannya karena Allah. Tapi Allah membantah:
“Kamu belajar agar disebut alim, dan membaca Al-Qur’an agar dipuji sebagai qari’. Itu sudah kamu dapatkan.”
Ia pun diseret ke neraka. Padahal orang-orang mengenalnya sebagai ustadz atau guru ngaji.
3. Orang Kaya Dermawan
Orang ketiga adalah seseorang yang diberi kekayaan dan banyak bersedekah. Ia juga ditanya dan mengaku bahwa semua harta itu telah ia infakkan di jalan Allah. Tapi Allah menjawab:
“Kamu berdusta. Kamu bersedekah agar dipuji sebagai orang dermawan, dan itu sudah kamu dapatkan.”
Ia juga diseret ke neraka. Padahal masyarakat memujinya sebagai tokoh kebaikan.
⸻
*Apa Pelajaran Besar dari Hadis Ini?*
✴️ *Niat Lebih Penting dari Amalan Lahiriah*
Ketiganya melakukan amalan luar biasa, namun niat mereka tidak lurus. Mereka melakukan amal bukan untuk mencari ridha Allah, tapi untuk mendapat pengakuan manusia.
Allah tidak menerima amal yang dilakukan dengan niat riya (ingin dipuji). Bahkan dalam hadis lain disebutkan:
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari & Muslim)
✴️ *Hati-Hati dengan Popularitas dan Pujian*
Zaman sekarang, banyak orang ingin dilihat baik di media sosial, disebut dermawan, atau dipuji karena aktivitas keagamaannya. Hadis ini menjadi peringatan keras agar kita tidak terjebak dalam amal yang hanya mengejar branding diri, tapi lupa pada keikhlasan hati.
⸻
*🧭 Bagaimana Cara Menghindarinya?*
Berikut beberapa langkah untuk menjaga keikhlasan:
1. Tanyakan diri sendiri sebelum beramal: “Untuk siapa aku melakukan ini?”
2. Sembunyikan sebagian amal kebaikan, seperti sedekah diam-diam, atau bangun malam tanpa harus posting.
3. Doa minta keikhlasan, karena menjaga niat itu sulit dan terus berubah.
4. Jangan tergantung pada pujian orang. Fokus saja agar Allah ridha.
Hadis ini bukan sekadar cerita, tapi peringatan keras dari Rasulullah ﷺ agar kita berhati-hati dengan niat kita.
Amal yang besar tidak ada nilainya jika dilakukan untuk dilihat manusia. Tapi amal yang sederhana bisa sangat bernilai jika dilakukan semata-mata karena Allah.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang menjaga keikhlasan, baik dalam amal besar maupun kecil.
0 komentar:
Posting Komentar