1.
Kesadaran tidak diberikan, tetapi dibangun.
Umat kita tidak mengalami kurangnya emosi, melainkan kurangnya kesadaran sistematis terhadap masalahnya.
Mari kita mulai dari sini.
2.
Membangun kesadaran dimulai dengan pertanyaan yang tepat:
Siapakah kita? Apa yang kita inginkan? Siapa yang menghalangi jalan kita?
Tanpa pertanyaan-pertanyaan ini, kita akan terus berputar dalam lingkaran keluhan dan emosi.
3.
Tidak ada kesadaran tanpa pengetahuan.
Tidak ada kesadaran tanpa pemahaman terhadap realitas.
Tidak ada kesadaran tanpa kemampuan untuk menghubungkan teks dengan realitas, sejarah dengan masa kini, dan nilai dengan tindakan.
4.
Kita memerlukan wacana yang mencerahkan, bukan yang menggairahkan saja.
Kita memerlukan platform yang mengajarkan pemikiran, bukan mengulang indoktrinasi.
Kesadaran tidak dibangun oleh kemarahan saja, tetapi oleh wawasan dan kontemplasi.
5.
Kesadaran bukanlah lawan dari agama.
Sebaliknya, ia merupakan alat untuk memahami agama dengan wawasan, jauh dari ekstremisme, politisasi, dan taklid buta.
6.
Hal paling berbahaya yang dihadapi kesadaran:
Polarisasi buta
Mentalitas konspirasi
Mereduksi Islam menjadi slogan-slogan saja
Kurangnya pemikiran kritis atas nama kepatuhan
7.
Langkah pertama menuju kesadaran:
Menyadari bahwa musuh tidak akan berhasil kecuali kita menjadi alatnya tanpa sadar.
Kesadaran kita harus menjadi penghalang antara kita dan terjerumus pada proyek-proyek yang merusak.
8.
Di antara alat untuk membangun kesadaran di kalangan umat:
Membaca secara independen
Dialog jujur
Mengembalikan sejarah tanpa kultus atau distorsi
Berinvestasi pada media yang berkesadaran
Mengembangkan pemikiran kritis dalam pendidikan dan agama
9.
Tidak semua orang yang mengibarkan panji Islam memiliki kesadaran.
Tidak semua orang yang menentang kekuasaan adalah seorang reformis.
Kesadaran memperlihatkan niat, menimbang slogan, dan menyusun ulang prioritas.
10.
Proyek pembangunan kesadaran Islam adalah proyek penyelamatan peradaban.
Tanpa itu, kita akan tetap menjadi reaksi di meja orang lain.
Bukan aktor di masa kini, maupun pembuat masa depan kita.
0 komentar:
Posting Komentar