Jumat, 04 Juli 2025

Jadilah Aktivis Risk Taker, Bukan Aktivis Safety Player

 




✍️ Sebuah Inspirasi dari salah satu ceramah Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) dalam acara Haul ke-5 KH. Hilmi Aminuddin



Dalam dunia dakwah, kenyamanan sering kali menjadi jebakan. Rutinitas bisa membuat kita terlena, dan stabilitas kadang menjadi alasan untuk tidak lagi bergerak maju. Di tengah tantangan zaman yang terus berubah, Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq mengingatkan kita dengan kalimat tajam namun penuh makna:


"*Jadilah aktivis risk taker, bukan aktivis safety player."*


Sebuah ajakan yang mengguncang kesadaran kita—bahwa dakwah bukan untuk sekadar survive, tapi untuk menang. Bukan untuk mempertahankan zona nyaman, tapi untuk menaklukkan tantangan zaman.



*🔥 Risk Taker: Aktivis Perubahan*


Aktivis risk taker adalah mereka yang:


* Siap keluar dari zona nyaman,

* Berani menawarkan gagasan baru meski belum populer,

* Tidak takut gagal karena yakin akan misi dakwah,

* Rela berkorban waktu, tenaga, bahkan posisi demi kebenaran.


*📖 Hasan Al-Bannā (MR):*

“_Hendaklah kamu menjadi manusia yang bekerja dan beramal, bukan hanya pengamat yang berdiri menunggu hasil_.”

(Majmū‘at ar-Rasā’il, Risalah Dakwah Kami, p. 285)


Mereka adalah pelopor. Yang berani menyuarakan kebenaran di tengah tekanan, mendobrak sistem yang stagnan, dan melangkah ke medan dakwah meski harus dibayar dengan celaan, kesendirian, atau bahkan kehilangan jabatan.



🛑 *Safety Player: Penjaga Status Quo*


Sebaliknya, aktivis safety player:


* Takut melangkah karena khawatir kehilangan amanah atau penerimaan,

* Lebih fokus pada kestabilan pribadi ketimbang perubahan besar,

* Diam saat kebatilan terjadi karena ingin menghindari konflik.


📖 *Manhaj Islah (MI):*

“_Gerakan islah tidak boleh tunduk pada ketakutan terhadap risiko duniawi, karena perubahan selalu menuntut keberanian dan pengorbanan_.”

(MI, Bab 3: Prinsip dan Sikap Mental Mujaddid)


Mereka mungkin aktif, tapi hanya dalam batas yang aman. Mereka hanya bicara saat semua sudah sepakat, dan hanya bergerak jika yakin tidak ada risiko bagi dirinya.



*📖 Al-Qur’an Sudah Mengingatkan*


"*_Apakah kalian mengira akan masuk surga padahal belum datang ujian seperti umat terdahulu?"_*

(QS Al-Baqarah: 214)


Dakwah bukan jalan datar. Ia penuh tanjakan, lubang, dan badai. Tapi justru di situlah nilai keberanian diuji.



🧠 *Apa yang Membentuk Risk Taker Sejati?*


Untuk menjadi aktivis risk taker, seseorang perlu memiliki:



1️⃣ *Keimanan yang Kuat*


Ia yakin bahwa risiko dunia tak sebanding dengan pahala akhirat.

"*_Jika kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kalian_*." (QS Muhammad: 7)


📖 *Hasan Al-Bannā (MR):*

“_Iman yang mendalam akan melahirkan semangat perjuangan, dan perjuangan yang sejati tidak akan gentar menghadapi tantangan.”_

(Risalah al-Mu’tamar al-Khamis, MR p. 169)



2️⃣ *Kesadaran Misi Hidup*


Ia tahu bahwa hidup bukan untuk mencari aman, tapi untuk memberi makna.

"*_Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah_*." (QS Al-An’am: 162)



3️⃣ *Teladan Para Nabi dan Pejuang*


Ia belajar dari para nabi dan sahabat yang berani mengambil risiko demi dakwah.


📖 MI:

“_Para nabi adalah contoh nyata bahwa perubahan hanya dimungkinkan oleh keberanian spiritual dan pengorbanan sosial_.”

(MI, Bab 1: Fungsi dan Watak Dakwah Islahiyah)



4️⃣ *Kemampuan Mengelola Takut*


Ia punya mentalitas tawakkal: siap gagal, asal mulia.

"*_Jika kamu telah bertekad, maka bertawakallah kepada Allah._*" (QS Ali Imran: 159)



5️⃣ *Lingkungan yang Mendukung*


Struktur dakwah yang suportif, memberi ruang untuk ide, inisiatif, dan keberanian.


📖 MR:

“_Jamaah dakwah harus menjadi wadah yang membebaskan energi perubahan, bukan struktur yang membungkam keberanian.”_

(Majmū‘at ar-Rasā’il, Risalah Ta’lim, Pasal 20)



6️⃣ *Kepemimpinan Visioner*


_Pemimpin yang membakar semangat, bukan yang mematikan nyali._



✅ *Kesimpulan: Aktivis Sejati Adalah Mereka yang Siap Membayar Harga*


🔹 Risk taker mempercepat kemenangan.

🔹 Safety player memperlambat gerakan.

🔹 Dakwah butuh orang-orang yang nekat karena iman, bukan takut karena kenyamanan.

0 komentar:

Posting Komentar