Selasa, 15 Juli 2025

Kepemimpinan dalam Pandangan KH. Hilmi Aminuddin

 


Disarikan dari Buku *BUKU BANGPIM KOMPILASI*


Oleh

_*PKS Institute* - Bidang Pelatihan dan Pengembangan Kepemimpinan Partai_


_____


KH. Hilmi Aminuddin, sebagai perintis gerakan tarbiyah politik di Indonesia dan arsitek utama pendirian Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memiliki pemikiran yang khas dan mendalam mengenai konsep kepemimpinan. Banyak prinsip dan semangat yang diusung dalam buku tersebut yang merupakan refleksi langsung dari *manhaj tarbiyah dan konsepsi dakwah beliau*.


Salah satu referensi yang secara tegas menyebut beliau adalah arahan dalam *Pesan Waka Majelis Syura* yang dikutip dalam dokumen resmi PKS Institute:


> *"Pesan WKMS Ustadz Suharna Surapranata agar semua Kabid dan sekbid membaca bahan ini Bab 2 dan arahan pendahuluan dari KH Hilmi Aminuddin, sebagai bekal materi beliau di Pleno."*

>  , [Chat Internal PKS Institute, 10 Juli 2025]


Berikut beberapa poin penting pemikiran Ustadz Hilmi Aminuddin terkait kepemimpinan yang dapat dirumuskan dan dikutip secara sah:


_____


*1. Kepemimpinan adalah Amanah Ilahiyah, Bukan Tujuan Duniawi*


Ustadz Hilmi selalu mengingatkan bahwa seorang pemimpin bukanlah orang yang mencari kekuasaan, tetapi *orang yang ditugaskan Allah untuk menunaikan amanah perubahan*. Dalam banyak pengajian, beliau menyampaikan:


> “Seorang pemimpin dalam dakwah bukanlah orang yang mengejar posisi, tetapi orang yang dipilih Allah untuk membawa umat menuju ridha-Nya.”


Konsep ini membentuk kerangka berpikir bahwa *kepemimpinan adalah medan ibadah*, bukan popularitas.


_____


*2. Kepemimpinan Tidak Dilahirkan Secara Instan, Tapi Ditempa Oleh Tarbiyah*


Ustadz Hilmi menyatakan bahwa *tarbiyah adalah rahimnya pemimpin*. Struktur dakwah, halaqah, dan pembinaan adalah tempat kader:


* Ditempa dengan nilai-nilai,

* Diuji dalam loyalitas dan keistiqamahan,

* Didorong untuk memimpin dari bawah, bukan melompat dari luar.


> “Kepemimpinan bukanlah warisan, bukan pula hadiah. Ia adalah buah dari proses panjang pembinaan dan pembuktian.”


_____


*3. Kepemimpinan Harus Kolektif dan Bertumpu Pada Amal Jama’i*


Dalam struktur partai, Ustadz Hilmi memperkenalkan dan menekankan pentingnya *amal jama’i* ,yaitu *kepemimpinan berbasis kolektif, dengan barisan yang solid dan musyawarah sebagai prinsip utama*. Ini menghindarkan partai dari figur sentralistik yang otoriter, serta menjaga kesinambungan gerak kaderisasi.


> “Dalam amal jama’i, tidak ada superman. Yang ada adalah superteam.”


_____


*4. Seorang Pemimpin Harus Siap Menjadi Mujaddid*


Pemimpin bukan hanya pelayan administrasi, tapi juga pembaharu zaman. KH. Hilmi berkali-kali menyebut istilah *mujaddid*, yaitu pemimpin yang membawa tajdid (pembaharuan) di tengah umat. Maka, setiap kader partai harus:


* Visioner,

* Peka terhadap zaman,

* Berani mengambil peran meski dalam keterbatasan.


_____


*5. Kepemimpinan Harus Menyatu Dengan Spirit Dakwah dan Perjuangan*


Bagi Ustadz Hilmi, *kepemimpinan yang terpisah dari ruh dakwah akan kehilangan arah dan keberkahan*. Maka ia membentuk kultur partai yang menjadikan kepemimpinan sebagai manifestasi nilai perjuangan Islam, bukan teknokrasi kosong.


> “Jangan pisahkan kepemimpinan dari ruh dakwah, karena tanpa ruh itu, ia hanya jadi mesin kekuasaan.”

0 komentar:

Posting Komentar