Rabu, 16 Juli 2025

UNTUK MEREKA YANG MENOLAK DIAM

 


Tahukah kalian,

bahwa di kedalaman samudra ada makhluk yang tak mengenal diam?

Dialah ikan tuna, sang penjelajah samudra,

yang hidupnya hanya ditopang oleh satu perkara: gerak.


Ia bukan berenang untuk berpesta.

Bukan pula berputar demi gemerlap karang atau riang ombak.

Ia berenang karena diam berarti ajal.

Ia bergerak karena hidupnya hanya bisa berlangsung dalam laju.


Begitu ia berhenti,

air tak lagi mengalir ke insang,

oksigen tak lagi sampai ke darah,

dan detak hidup pun akan gugur di dasar laut.


Maka,

tuna bukan sekadar ikan ia adalah ayat peringatan.

Ayat tentang bagaimana gerak adalah hidup,

dan diam adalah kematian paling sunyi.


Wahai umat…

Wahai du‘at…

Wahai rijalud dakwah yang memikul cahaya…


Jangan pernah merasa cukup hanya dengan bergerak kemarin.

Jangan terlena oleh jejak, sebab jejak bukan jaminan napas.

Hari ini, engkau harus tetap bergerak atau engkau akan mati.


Harokah Barokah ; Bergeraklah Menjemput Keberkahan


Harokah bukan pilihan… ia adalah takdir.

Karena Islam tak pernah dibawa oleh mereka yang duduk…

Tapi ditegakkan oleh mereka yang berjalan bahkan berlari 

menembus kabut syubhat, badai syahwat, dan jurang jahiliyah!


Seperti tuna, para mujahid tak boleh diam.

Karena setiap langkah yang berhenti, adalah denyut yang mati.

Karena ruh dakwah hidup dari gerak, bukan gema.

Dari amal, bukan angan.


Wahai mujahid...

Tuna tak punya kemewahan untuk berhenti.

Dan engkau, lebih mulia dari tuna.

Engkau membawa risalah, bukan sirip.

Engkau membawa cahaya langit, bukan sisik.


Maka bergeraklah!

Karena hidupmu ditimbang dari berapa jauh engkau melangkah,

dan matimu akan dikenang dari ke mana engkau berjuang.


Gerakmu adalah dzikir.

Langkahmu adalah syahadah.

Dan diammu… adalah pengkhianatan.


Maka Bergeraklah....

Di jalan-Nya yang panjang, walau setapak demi setapak…

Karena satu-satunya nafas umat ini… adalah geraknya.”


 “Seandainya umat ini berhenti maka ia akan tenggelam dalam sejarah,

Tapi selama ia bergerak, meski pelan,

maka sejarah akan tunduk di hadapannya.”



0 komentar:

Posting Komentar