Rabu, 30 Juli 2025

Pancasila di era globalisasi

 





Pancasila di era globalisasi berperan sebagai pedoman dan filter nilai-nilai, menjaga identitas bangsa, dan mendorong pembangunan berkelanjutanDi tengah arus informasi dan budaya asing, Pancasila menjadi landasan moral dan ideologi yang tetap relevan untuk menghadapi tantangan zaman. 
Peran Pancasila di Era Globalisasi:
  • Filter Budaya:
    Pancasila membantu menyaring budaya asing yang masuk, memilih nilai-nilai positif yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan menolak nilai-nilai yang bertentangan. 
  • Identitas Bangsa:
    Pancasila menjadi pedoman dalam menjaga identitas dan kepribadian bangsa Indonesia di tengah keberagaman budaya dan nilai global. 
  • Dasar Pembangunan:
    Pancasila memberikan landasan moral dan etika dalam pembangunan nasional, mendorong keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan. 
  • Toleransi dan Kerukunan:
    Nilai-nilai Pancasila, terutama sila persatuan dan keadilan, mendorong toleransi dan kerukunan antarumat beragama dan budaya di Indonesia. 
  • Pendidikan Karakter:
    Pancasila menjadi dasar pendidikan karakter bagi generasi muda, membentuk warga negara yang bertanggung jawab, cinta tanah air, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa. 
Tantangan Pancasila di Era Globalisasi:
  • Memudarnya Nilai:
    Arus globalisasi dapat menyebabkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong dan persatuan, mulai luntur di kalangan masyarakat. 
  • Perkembangan Teknologi:
    Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat juga membawa tantangan dalam penyebaran informasi yang tidak terkontrol dan berpotensi memicu perpecahan. 
  • Individualisme:
    Globalisasi dapat mendorong gaya hidup individualistis yang bertentangan dengan semangat gotong royong dalam Pancasila. 
Penguatan Pancasila di Era Globalisasi:
  • Pendidikan Pancasila:
    Memperkuat pendidikan Pancasila di sekolah dan perguruan tinggi untuk menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila kepada generasi muda. 
  • Peran Media:
    Memanfaatkan media massa dan sosial untuk mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga identitas bangsa. 
  • Teladan:
    Memperbanyak tokoh panutan yang mampu menjadi contoh dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 
  • Partisipasi Masyarakat:
    Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. 
Dengan penguatan Pancasila, bangsa Indonesia dapat menghadapi tantangan globalisasi dengan kokoh, menjaga identitas, dan meraih kemajuan yang berkelanjutan

Senin, 28 Juli 2025

ISTIQAMAH; Akhlak Asasi Aktivis Islam

 



*1️⃣ Apa Itu Istiqamah?*


Istiqamah telah menjadi bahasa Indonesia, dalam KBBI ditulis dengan _ISTIKAMAH_  artinya sikap teguh pendirian dan konsekuen. Ada pun penjelasan para ulama bahasa, istiqamah memiliki banyak makna, seperti yang dijelaskan oleh Imam Al Jurjaani Rahimahullah:


وفي اصطلاح أهل الحقيقة: هي الوفاء بالعهود كلها، وملازمة الصراط المستقيم برعاية حد التوسط في كل الأمور، من الطعام والشراب واللباس، وفي كل أمر ديني ودنيوي، فذلك هو الصراط المستقيم، كالصراط المستقيم في الآخرة، ولذلك قال النبي صلى الله عليه وسلم: "شيبتني سورة هود"؛ إذ أنزل فيها: {فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ} . الاستقامة: وأن يجمع بين أداء الطاعة واجتناب المعاصي، وقيل: الاستقامة ضد الاعوجاج، وهي مرور العبد في طريق العبودية بإرشاد الشرع والعقل. الاستقامة: المداومة. وقيل: الاستقامة: ألا تختار على الله شيئًا. 


_Dalam istilah ahli hakikat: Istiqamah adalah menepati semua janji, dan terus-menerus berada di jalan yang lurus dengan menjaga sikap tengah (moderat) dalam segala hal—baik dalam makan, minum, berpakaian, dan dalam seluruh urusan agama maupun dunia._


_Itulah yang dimaksud dengan "jalan yang lurus", sebagaimana jalan yang lurus di akhirat. Karena itulah Nabi ﷺ bersabda: "Surat Hud telah membuatku beruban," karena dalam surat itu diturunkan firman Allah: {Maka beristiqamahlah sebagaimana engkau diperintahkan}._


_Istiqamah adalah menggabungkan antara menjalankan ketaatan dan menjauhi maksiat. Dikatakan pula bahwa istiqamah adalah lawan dari penyimpangan, yaitu berjalan seorang hamba di jalan penghambaan dengan bimbingan syariat dan akal._


_Istiqamah juga bermakna ketekunan yang terus-menerus. Ada pula yang mengatakan bahwa istiqamah adalah tidak memilih apa pun atas (kehendak) Allah._ *(At Ta'rifaat, Hal. 19)*


*2️⃣ Mengapa Harus Istiqamah?*


*A. Setiap Manusia Memiliki Potensi Menjadi Orang Baik dan Jahat*


Siapa pun kita, walau kita berada dilingkungan yang baik dengan seperangkat pembinaan yang baik pula, potensi dan jalan untuk menyimpang juga ada. Demikian pula bagi yang berada dilingkungan yang buruk dan besarkan dalam pendidikan yang buruk, potensi dan jalan menjadi orang baik pun ada. Sejarah manusia klasik dan modern menunjukkan hal itu.


Allah Ta'ala telah menegaskan:


فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا


_Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya._ (QS. Asy Syams: 8) 


Imam Ibnu Katsir menjelaskan:


 قَوْله تَعَالَى " فَأَلْهَمَهَا فُجُورهَا وَتَقْوَاهَا " أَيْ فَأَرْشَدَهَا إِلَى فُجُورهَا وَتَقْوَاهَا أَيْ بَيَّنَ لَهَا وَهَدَاهَا إِلَى مَا قَدَّرَ لَهَا 


_Firman Allah Ta‘ala: "Lalu Allah mengilhamkan kepadanya (jiwa itu) kefajiran dan ketakwaannya."_


_Maksudnya: Allah memberi petunjuk kepadanya tentang jalan kefajiran (kejahatan) dan ketakwaan, yakni Allah menjelaskannya dan menunjukkannya sesuai dengan apa yang telah Dia takdirkan untuknya._ (Tafsir Ibnu Katsir, 19/154)


Karena itu, sikap istiqamah menjadi hal yang sangat penting bagi setiap muslim agar tetap berada pada jalan taqwa.


*B. Naik Turunnya Iman dan Amal*


Begitulah _Template_ jiwa manusia, hal ini ditegaskan oleh hadits berikut:


عنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي، فَقَدْ أَفْلَحَ، وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ " 


Dari Abdullah bin ‘Amru, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: _“Setiap amal ada masa-masa semangat, dan setiap masa semangat ada masa lemah (futur), siapa yang masa lemahnya masih berpegang kepada sunnah maka dia telah beruntung, dan siapa yang kepada selain itu maka dia telah binasa.”_ (HR. Ahmad no. 6958. Syaikh Syu’aib al Arnuath: shahih. Tahqiq Musnad Ahmad, 11/547)


Naik dan turun, semangat dan lemah,  terjadi di semua aspek kehidupan manusia. Dalam dakwah, jihad, rumah tangga, kuliah, mengikuti halaqah, dll. Maka, istiqamah menjaga ritme itu semua adalah ikhtiar yang tidak bisa ditawar.


*C. Istiqamah adalah Perintah Allah dan Rasul-Nya*


Allah Ta'ala berfirman:


وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


_Ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa._ (QS. Al An’am: 153) 


Ada pun dalam hadits:


عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِيِّ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ - قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ: بَعْدَكَ - قَالَ: " قُلْ: آمَنْتُ بِاللهِ، ثُمَّ اسْتَقِمْ “


Dari Sufyan bin Abdillah ats Tsaqafi berkata: _“Aku berkata: “Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku di dalam Islam tentang perkataan yang aku tidak akan tanya kepada seorang pun selain kepadamu–Abu Mu’awiyah berkata: setelah dirimu."_ 


Beliau bersabda: _“Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah” lalu istiqamahlah!"_ (HR. Ahmad no. 15416. Syaikh Syu’aib al Arnuath: shahih. Tahqiq Musnad Ahmad, 24/141) 


*3️⃣ Istiqamah Tidak Harus Banyak Yang Penting Konsisten*


Melakukan amal shaleh yg istiqamah tidak dituntut yang besar-besar, yang kecil dan sederhana pun asalkan _ajeg_ dan konsisten sudah cukup mendapatkan cintanya Allah Ta'ala. 


Rasulullah ﷺ bersabda:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ


_Wahai manusia! Lakukanlah amal sesuai kemampuan kalian, sesungguhnya Allah tidak pernah bosan sampai kalian sendiri yang bosan, *sesungguhnya perbuatan yang paling Allah cintai adalah YANG KONSISTEN WALAU SEDIKIT*_.  (HR. Bukhari no. 5861)


Shalat malam walau hanya dua rakaat dengan surat-surat pendek, tapi rutin sepekan sekali, masih lebih baik dibanding puluhan rakaat tapi setahun sekali. Sedekah  sepuluh ribu rupiah -misal dua hari sekali- masih lebih baik dibanding dibanding langsung satu juta lalu libur sedekah bertahun-tahun lamanya.


*4️⃣ Kata Ulama Tentang Istiqamah*


Imam Abu Ali Ad Daqaq mengatakan:


الاستقامة لها مدارجُ ثلاثة، أولها: التقويم؛ وهو تأديب النفس، وثانيها: الإقامة؛ وهي تهذيب القلوب، وثالثها: الاستقامة؛ وهي تقريب الأسرار.


_Istiqamah, memiliki tiga tingkatan:_


_1. Taqwim (meluruskan): yaitu mendidik jiwa._


_2. Iqamah (penegakan): yaitu menyucikan hati._


_3. Istiqamah (konsistensi sejati): yaitu mendekatkan rahasia batin (kepada Allah)._ *(At Ta'rifaat, hal.  19)*


Sementara Imam Ibnu Taimiyah mengatakan:


إن أعظم الكرامة هي الاستقامة


  _“Sesungguhnya karamah yang paling besar adalah Istiqamah.”_ *(Al Furqan Baina Auliya’ir Rahman wa Auliya’isy Syaithan, hal. 23)*


Tepat apa yang dikatakan Imam Ibnu Taimiyah, bahwa karamah yang terbesar adalah istiqamah yaitu ketika seseorang mampu tegak lurus di atas syariat dan terus begitu sampai akhir hayat. Apalagi di zaman yang penuh fitnah dan godaan maka Istiqamah serasa menjadi barang sangat mewah dan hanya segelintir manusia yang mampu.


*5️⃣ Meneladani Istiqmahnya Ulama Terdahulu*


Imam Abu Hanifah dan tahajudnya. Asad bin Amru berkata:


أن أبا حنيفة، رحمه الله، صلى العشاء والصبح بوضوء أربعين سنة


_Bahwa Abu Hanifah Rahimahullah melakukan shalat isya dan subuh dengan sekali wudhu selama 40 tahun._ (Siyar A'lam An Nubala, 6/399)


Maksudnya, selama 40 tahun lamanya wudhu shalat subuhnya Imam Abu Hanifah adalah wudhu shalat isyanya juga. Artinya dia tidak pernah tidur malam selama itu.


Al Qadhi Abu Yusuf menceritakan:


بينما أنا أمشي مع أبي حنيفة، إذ سمعت رجلا يقول لآخر: هذا أبو حنيفة لا ينام الليل. فقال أبو حنيفة: والله لا يتحدث عني بما لم أفعل. فكان يحيى الليل صلاة وتضرعا ودعاء.


_Ketika saya sedang berjalan bersama Abu Hanifah, saya mendengar seseorang berkata kepada yang lain: “Inilah Abu Hanifah, dia tidak pernah tidur malam.” Lalu Abu Hanifah berkata: “Demi Allah, Dia tidak membicarakan tentang aku dengan apa-apa yang aku tidak pernah lakukan.” *Maka Beliau senantiasa menghidupkan malam dengan penuh kerendahan dan banyak berdoa.*_ (Ibid)


Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah mengatakan:


وإني لأدعو للشافعي منذ أربعين سنة في صلاتي


_"Dalam shalat saya, sejak 40 tahun yang lalu saya berdoa untuk Asy Syafi'i."_


(Imam Al Baihaqi, Manaqib Asy Syafi'i, 1/54)


Imam Hasan al Bashri mengatakan:


صليتُ في هذا المسجد ثلاثين سنةً ما فاتتني التكبيرة الأولى، وما رأيتُ قفا رجلٍ قط.


_Aku telah shalat di masjid ini selama 30 tahun, tidak pernah luput dari takbir pertama (takbiratul ihram bersama imam), dan aku tidak pernah melihat punggung seorang pun (karena selalu berada di shaf pertama)._ (Hilyatul Auliya, 2/147-148)


Imam As Sakhawi menceritakan bahwa Imam Ibnu Hajar Al 'Asqalani menyelesaikan kitab Fathul Bari selama 25 tahun. (Ad-Daw’ al-Lami‘ li Ahl al-Qarni at-Tasi‘, jilid. 2, hal. 36–37)


*6️⃣ Bagaimana Merawat Istiqamah*


*A. Bersahabat Dengan Lingkungan Yang Baik*


Bersahabat dengan lingkungan yang baik baik lingkungan offline dan online, sangat banyak manfaatnya. Ada kontrol sosial, ada imbas kebaikan yang bisa ditularkan, dsb. Saat kita lupa ada yang ingatkan, saat kita belok ada yang meluruskan, saat kita turun ada yang membangkitkan.


Rasulullah ﷺ bersabda:



الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ


  


_Seseorang itu tergantung agama  sahabat dekatnya, maka hendaknya seseorang di antara kalian melihat dengan  siapa dia bersahabat._ (HR. At Tirmidzi no. 2378. Imam An Nawawi dan Imam Hakim berkata: shahih)




عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً "




Dari Abu Musa radhiallahu'anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: _"Perumpamaan teman yang saleh dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan tukang pandai besi. Boleh jadi seorang penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau engkau membeli darinya atau engkau akan dapatkan bau wanginya, sementara tukang pandai besi hanya akan membakar bajumu atau engkau akan dapatkan bau tak sedap."_  (HR. Bukhari no. 5534)



*B. Adanya Guru Yang Membina, Mendidik, Menjaga, Mengontrol.*



Al-Hafizh Abu Bakar al-Khathib al-Baghdadi berkata:



‎لا يؤخذ العلم إلا من أفواه العلماء



_“Ilmu tidak dapat diperoleh kecuali dari lidah para ulama.”_ (Ar Risalah Al Ghumariyah, hal. 4)


Sehebat apa pun para sahabat adalah Rasulullah yang mendidik mereka, sehabat apa pun Imam Syafi'i ada Imam Malik yang selalu mendidiknya. Guru itu adalah murabbi.


*C. Memiliki Manhaj Tarbiyah Dzatiyah*


Yaitu Memiliki kurikulum membina diri sendiri, karena kebersamaan dengan lingkungan yang baik dan kebersamaan dengan guru tidaklah selalu ada di setiap waktu. Ada waktunya kita bertanggungjawab atas diri sendiri.


Maka, buatlah agenda pembinaan pribadi baik: tilawah, shaum, sedekah, berkunjung ke para masyayikh, silaturrahim, _tabadul hadaya,_ dll. 


Wallahu A'lam wa Ilaihit Tuklan



Rabu, 23 Juli 2025

PERANG ADALAH TIPU DAYA

 


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ رُومَانَ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَرْبُ خَدْعَةٌ


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair; telah menceritakan kepada kami Yunus bin Bukair dari Muhammad bin Ishaq dari Yazid bin Ruman dari 'Urwah dari Aisyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: _"*Peperangan* adalah *tipu daya.*"_

(HR. al-Bukhari 3030, Muslim 1739, 1740) 



_"*In wartime, truth is so precious that she should always be attended by a bodyguard of lies.*"_ _"Pada masa perang, kebenaran amat berharga sehingga harus selalu didampingi pengawal berupa dusta."_ *(WINSTON CHURCHILL)*



_"*People never lie so much as after a hunt, during a war or before an election.*"_ _"Orang tidak pernah berbohong sebanyak setelah berburu, saat perang, atau sebelum pemilu."_ *(OTTO VON BISMARCK)*



_*Si vis pacem, para bellum.*_

If you want peace, prepare for war.

_Jika kamu menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk berperang._

*(FLAVIUS VEGETIUS RENATUS)*



*18 TIPU DAYA PEPERANGAN*

_(SUN TZU, THE ART OF WAR)_


01- *The supreme art of war is to subdue the enemy without fighting.*

_Seni perang yang paling hebat adalah menaklukkan musuh tanpa harus berperang._


02- *All warfare is based on deception. Hence, when we are able to attack, we must seem unable; when using our forces, we must appear inactive; when we are near, we must make the enemy believe we are far away; when far away, we must make him believe we are near.*

_Semua peperangan didasarkan pada tipu daya. Oleh karena itu, ketika kita mampu menyerang, kita harus tampak tidak berdaya; ketika mengerahkan kekuatan, kita harus tampak diam (saja); ketika kita dekat, kita harus membuat musuh percaya kita jauh; ketika jauh, kita harus membuatnya percaya kita dekat._


03- *Let your plans be dark and impenetrable as night, and when you move, fall like a thunderbolt.*

_Jadikan rencana Anda gelap gulita dan tertutup rapat-rapat bagaikan malam, dan ketika Anda bergerak, menghantam bagaikan petir._


04- *Mystify, mislead, and surprise the enemy.*

_Bingungkan, sesatkan, dan kejutkan musuh._


05- *The whole secret lies in confusing the enemy, so that he cannot fathom our real intent.*

_Seluruh rahasianya terletak pada membingungkan musuh, sehingga dia tidak bisa memahami niat kita yang sebenarnya._


06- *He will win who, prepared himself, waits to take the enemy unprepared.*

_Pemenang (perang) adalah mereka yang telah mempersiapkan diri dan menunggu untuk menghadapi musuh yang tidak siap._


07- *Appear weak when you are strong, and strong when you are weak.*

_Perlihatkan seolah-olah lemah ketika Anda kuat, dan seolah-olah kuat ketika Anda lemah._


08- *If your opponent is of choleric temper,  seek to irritate him.  Pretend to be weak, that he may grow arrogant.*

_Jika musuhmu memiliki sifat pemarah, usahakan untuk membuatnya kesal. Berpura-puralah lemah, agar dia menjadi arogan._


09- *Hold out baits to entice the enemy. Feign disorder, and crush him.*

_Siapkan umpan untuk memikat musuh. Berpura-puralah terlihat kacau-balau, (tetapi) kemudian hancurkan musuh._


10- *Be extremely subtle even to the point of formlessness. Be extremely mysterious even to the point of soundlessness. Thereby you can be the director of the opponent's fate.*

_Jadilah sangat halus sampai tidak berbentuk. Jadilah sangat misterius sampai tidak bersuara sama sekali. Dengan demikian kalian bisa menjadi penentu takdir lawan._


11- *Thus the expert in battle moves the enemy, and is not moved by him.*

_Kesimpulannya adalah bahwa pakar dalam pertempuran itu mengendalikan musuh, dan tidak dikendalikan (digerakkan) oleh musuh._


12- *Attack him where he is unprepared, appear where you are not expected.*

_Seranglah musuh saat dia tidak siap, muncullah secara tiba-tiba (di tempat dan waktu) yang tidak diduga._


13- *Convince your enemy that he will gain very little by attacking you; this will diminish his enthusiasm.*

_Yakinkan musuhmu bahwa ia hanya akan sedikit sekali mendapatkan keuntungan dengan menyerangmu; Ini akan (sangat) mengurangi antusiasmenya._


14- *Rouse him, and learn the principle of his activity or inactivity. Force him to reveal himself, so as to find out his vulnerable spots.*

_Goda musuhmu, pelajari prinsip aktivitas atau prinsip ketidakaktifan. Paksa musuhmu untuk menampakkan diri, agar supaya kamu menemukan titik-titik lemahnya._


15- *When the enemy is relaxed, make them toil. When full, starve them. When settled, make them move.*

_Ketika musuh sedang santai, buat mereka sibuk. Jika musuh kenyang, buat mereka kelaparan. Jika musuh diam, buat mereka bergerak._


16- *When strong, avoid them. If of high morale, depress them. Seem humble to fill them with conceit. If at ease, exhaust them. If united, separate them. Attack their weaknesses. Emerge to their surprise.*

_Saat (musuh) kuat, hindari mereka. Jika (musuh) bermoral tinggi, buat mereka tertekan. Bersikaplah rendah hati untuk membuat musuh menjadi sombong. Jika (musuh) sedang santai, buat mereka lelah. Jika (musuh) bersatu, pecah-belah mereka. Serang kelemahan mereka. Muncullah (tiba-tiba) sehingga mereka terkejut (tidak siap)._


17- *So in war, the way is to avoid what is strong, and strike at what is weak.*

_Maka di dalam peperangan, strateginya adalah menghindari (musuh) yang kuat, dan menyerang (musuh) yang lemah._


18- *Bravery without forethought, causes a man to fight blindly and desperately like a mad bull.  Such an opponent, must not be encountered with brute force, but may be lured into an ambush and slain.*

_Keberanian tanpa berfikir panjang, akan menyebabkan seseorang bertarung secara membabi buta dan nekat bagaikan banteng gila. Lawan seperti itu tidak bisa dihadapi dengan kekuatan, tetapi hendaknya dipancing untuk disergap.

Minggu, 20 Juli 2025

Tarbiyah adalah Latihan menuju Performa Terbaik

 



Kadang kita nanya, buat apa sih ikut tarbiyah? Rutin liqo, ngaji, mentoring, bahkan sampai harus dakwah segala? Tapi coba deh kita renungin pelan-pelan...


Prof. Dr. Abdullah Bin Ahmad Qadiri bilang, *_"Tujuan akhir tarbiyah itu adalah menyiapkan seseorang untuk memikul tanggung jawab dakwah dan menghadapi rintangan."_* Nah, ini bukan soal belajar buat tahu, tapi soal siap jadi pejuang kebaikan. Tarbiyah itu latihan jiwa, latihan tangguh. Karena dunia ini tempat ujian, dan dakwah itu medan tempur jiwa. Gak semua orang siap. Tapi lewat tarbiyah, kita dilatih untuk siap.


Kalau kata Ali Abdul Halim Mahmud, *_tarbiyah itu cara ideal berinteraksi dengan fitrah manusia,_* bikin kita berubah pelan-pelan ke arah yang lebih baik. Enggak langsung jadi sempurna, tapi ada proses. Dan proses itu yang bikin kita kuat, dewasa, dan tahan banting.


Lalu ada 8 tahap dakwah fardhiyah dari Syaikh Musthafa Masyhur yang keren banget. Intinya, dakwah itu bukan cuma ceramah atau khutbah. Tapi bangun hubungan dulu, kenali dulu siapa yang kita ajak. Naikin imannya, bantu perbaiki dirinya, baru kemudian diajak ke dalam pemahaman Islam yang syamil (komprehensif). Sampai akhirnya kita doakan agar Allah beri dia hidayah.


🌿 *_"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik..."_*

(QS. An-Nahl: 125)


Kalau kita lihat, inilah yang dilakukan Nabi ﷺ. Lihat Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Saat dia masuk Islam, dia gak banyak debat. Tapi yang dia lakukan adalah... ngajak sahabat-sahabatnya. Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Thalhah, Sa'id bin Zaid — semuanya masuk Islam lewat dakwah pribadi, lembut dan personal.


Hasan Al-Banna pernah bilang, *_"Tarbiyah adalah batu pertama dalam membangun umat. Tanpa tarbiyah, bangunan Islam akan rapuh."_* Karena itu, ia mulai dakwah dari lingkaran kecil, dari obrolan warung kopi, dari halaqah kecil, tapi dampaknya mengguncang zaman.


Sayyid Qutb juga pernah menulis, *_"Tarbiyah bukan sekadar pendidikan. Ia adalah pembentukan karakter, pelurusan akidah, dan penyalaan ruh perjuangan."_* Makanya, dakwah itu bukan cuma ilmu, tapi ruh. Bukan sekadar tahu, tapi mau. Bukan cuma paham, tapi jalan.


Allah Yarham Ustadz Hilmi Aminuddin bilang, *_“Jalan ini panjang, tapi kita tak sendiri.”_* Dalam tarbiyah, kita diajari buat bareng-bareng, saling topang, saling jaga semangat. Karena jalan ini gak mudah, tapi indah kalau ditempuh bersama.


Dan Buya M. Natsir pernah mengingatkan, *_“Kalau engkau ingin melihat Islam tetap hidup di tengah masyarakat, maka hidupkan ruh dakwah itu dalam dirimu.”_* Sederhana, tapi dalam.


Jadi, yuk kita jaga niat, luruskan arah. Tarbiyah ini bukan buat eksis, tapi buat siap mikul beban. Bukan buat bangga, tapi buat jadi orang yang peka dan kuat menebar cahaya.


Kita mungkin gak sehebat sahabat, gak sekuat mujahid zaman dulu. Tapi kalau kita terus belajar, bertumbuh, dan berjalan, insyaAllah... Allah akan tuntun kita sampai tiba di ujung perjuangan.


 🌟 *_“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”_*

(HR. Muslim)


Pelan-pelan aja. Yang penting jalan. Karena dakwah bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling istiqamah.


Kalau setuju, kita lanjutkan gerak ini bareng-bareng ya. Karena kamu, aku, dan kita semua... bagian dari generasi yang sedang Allah bentuk buat jadi penyangga Islam masa depan. 🌱


*_“Tarbiyah bukan sekadar proses. Tapi jalan. Jalan panjang yang membentuk ruh dan memperbaiki arah.”_*



Rabu, 16 Juli 2025

PANJANG UMUR DAN KEBERKAHANNYA


🧠 *1. Pendahuluan: Panjang Umur dengan Cara Gratis?*


Abdul Daim Al-Kahil membuka dengan pernyataan mengejutkan: *Ada tiga rahasia untuk memperpanjang umur dan memperbaiki kualitas hidup yang tidak memerlukan biaya, tidak menimbulkan efek samping, dan tidak melibatkan olahraga atau diet.* Rahasia ini berasal dari *perilaku dan sikap hidup sederhana* yang terbukti berdampak besar secara ilmiah dan spiritual.


Beliau menekankan bahwa meskipun umur dan ajal ditentukan oleh Allah, namun *segala sesuatu memiliki sebab*, termasuk sebab-sebab untuk umur panjang yang bisa kita jalani jika diberi petunjuk oleh-Nya.


_____


💡 *2. Pemahaman Ilmiah dan Qur’ani Tentang Umur*


Dalam Islam, disebutkan bahwa:


* *“Untuk setiap ajal ada kitabnya”* – ini menunjukkan *ada sistem, hukum, dan sebab* yang mengatur setiap aspek kehidupan, termasuk kematian.

* Allah menciptakan segala sesuatu dengan *qadar (takaran, hukum, dan keteraturan)*.


Ilmiah dan spiritual berpadu: Jika Allah menghendaki umur panjang untuk seseorang, maka Dia akan memberinya *ilham atau petunjuk untuk menjalani sebab-sebab umur panjang itu*.


_____


💖 *3. Rahasia Pertama: Optimisme (التفاؤل)*


🧬 Bukti Ilmiah:


* Penelitian dari *Universitas Harvard* membuktikan bahwa orang yang *optimis hidup lebih lama.*

* Studi dilakukan dalam jangka panjang terhadap individu dengan pemisahan antara kelompok *pesimis* dan *optimis*.

* Hasilnya konsisten: Kelompok optimis memiliki umur rata-rata lebih panjang.


🧠 Penjelasan:


* Optimisme mengurangi stres, meningkatkan produksi *hormon kebahagiaan*, dan menurunkan hormon *kortisol (hormon stres)*.

* Stres kronis terbukti *melemahkan sistem imun*, mempercepat penuaan, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.


_____


👥 *4. Rahasia Kedua: Hubungan Sosial yang Baik (العلاقات الاجتماعية الطيبة)*


🔬 Fakta Riset:


* Studi Harvard selama lebih dari *80 tahun*, melibatkan berbagai profesi (termasuk dokter dan ilmuwan), menemukan bahwa:


  * Orang yang memiliki *hubungan sosial hangat dan positif*, baik di rumah maupun di lingkungan kerja, hidup *lebih lama dan lebih sehat*.


🧘 Efek Psikologis dan Fisiologis:


* Hubungan sosial yang baik mengurangi kecemasan dan depresi.

* Meningkatkan kinerja jantung, menstabilkan tekanan darah, dan memperkuat kekebalan tubuh.

* Bahkan, studi dari Jerman menyebut bahwa *tetangga yang buruk dapat menyebabkan serangan jantung* – menunjukkan betapa pengaruh hubungan sosial sangat dalam secara fisiologis.


_____


🙏 *5. Rahasia Ketiga: Rasa Syukur dan Positif Thinking (الامتنان والتفكير الإيجابي)*


✨ Arti dan Contoh:


* Syukur berarti *menghargai dan mengakui kebaikan*, bahkan untuk hal kecil.

* Orang yang *mudah berterima kasih*, suka memuji dan menghargai orang lain, ternyata *hidup lebih lama*.


💉 Dampak Fisiologis:


* Orang yang bersyukur lebih sehat secara mental dan fisik.

* Rasa syukur meningkatkan *keseimbangan hormon*, memperkuat *imunitas*, dan menciptakan *kebahagiaan yang stabil*.

* Orang yang penuh syukur *lebih tahan terhadap depresi, insomnia, dan gangguan emosional* lainnya.


_____


🧪 *6. Apa Persamaan Tiga Rahasia Ini?*


Ketiganya adalah:


* *Gratis.*

* *Tidak berisiko.*

* *Meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur.*


🔍 Mekanisme Ilmiah:


1. Ketiganya *meningkatkan hormon kebahagiaan* (dopamin, serotonin).

2. Menurunkan *hormon stres kortisol*, yang jika berlebih bisa merusak sistem organ dan mempercepat penuaan.

3. Memperkuat sistem imun dan menyeimbangkan sistem saraf otonom.


_____


🩺 *7. Efek Terhadap Sistem Tubuh*


* *Kesehatan jantung:* Menjadi lebih stabil karena emosi positif.

* *Pembuluh darah:* Terlindung dari tekanan akibat stres dan kemarahan.

* *Sistem pencernaan dan saraf:* Bekerja lebih efisien dalam suasana jiwa yang tenang.

* *Risiko kematian mendadak:* Menurun drastis karena kemarahan dan stres terbukti memicu kematian mendadak.


_____


🌿 *8. Tiga Rahasia Ini dalam Teladan Nabi Muhammad SAW*


Abdul Daim menyebut bahwa *tiga rahasia ini dipraktikkan oleh Rasulullah SAW* secara sempurna:


🌈 Optimisme Rasul:


* Rasulullah SAW *selalu optimis dan menyebarkan semangat positif*.

* Sabdanya: *“Berilah kabar gembira, jangan menakut-nakuti.”*

* Beliau ingin setiap orang merasa *optimis dan punya semangat hidup*, bukan merasa tertekan dan ketakutan.


💞 Hubungan Sosial Nabi:


* Rasul adalah orang yang *paling murah senyum dan paling baik tutur katanya*.

* Sabda beliau: *“Perkataan baik adalah sedekah.”*

* Rasul membina hubungan sosial penuh kasih, maaf, dan kerendahan hati.


🤲 Syukur Nabi:


* Rasul SAW dikenal sebagai *hamba yang sangat bersyukur*.

* Beliau sering bersujud dan shalat malam hingga kakinya bengkak sebagai bentuk syukur kepada Allah.

* Sabdanya: *“Siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.”*


_____


🕊️ *9. Keseimbangan Jiwa: Dasar Kesehatan Holistik*


Penulis menekankan pentingnya:


* Menjadi *bahagia dari dalam*, bukan karena harta, jabatan, atau pencapaian duniawi.

* Orang yang menebar *senyum, ucapan positif, dan semangat*, akan mendapatkan *balasan biologis dan spiritual yang panjang dan sehat.*


_____


🔁 *10. Tiga Rahasia Ini Dalam Praktik Sehari-hari*


📌 Langkah Nyata:


1. *Latih Optimisme:*


   * Bangun pagi dengan afirmasi positif.

   * Fokus pada solusi, bukan masalah.


2. *Perbaiki Hubungan Sosial:*


   * Hubungi kembali teman lama.

   * Memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain.

   * Bantu orang lain tanpa mengharap imbalan.


3. *Tumbuhkan Syukur:*


   * Buat *“journal syukur harian”*.

   * Ucapkan terima kasih sesering mungkin, bahkan untuk hal terkecil.


_____


📚 *11. Kesimpulan: Kesehatan, Umur Panjang, dan Kebahagiaan Tersedia Untuk Semua*


Tidak perlu biaya tinggi. Tidak perlu program khusus. *Cukup sikap hidup yang benar*:


* Optimisme.

* Hubungan sosial positif.

* Syukur yang mendalam.


Semua itu berdampak pada:


* Umur yang lebih panjang.

* Tubuh yang lebih kuat.

* Jiwa yang lebih tenang.

* Hidup yang lebih bermakna.


_____


📌 Key Takeaways


✅ Umur panjang bukan hanya ketetapan Ilahi, tapi juga bisa dicapai dengan *sebab-sebab yang bisa diusahakan.*

✅ *Tiga sikap hidup sederhana* (optimisme, hubungan sosial yang baik, dan rasa syukur) terbukti secara ilmiah *memperpanjang hidup dan meningkatkan kualitasnya.*

✅ Rasulullah SAW telah mempraktikkan ketiganya sebagai teladan terbaik bagi umat manusia.

✅ *Ilmu modern dan wahyu bersatu*, mengonfirmasi kebenaran Islam dan keajaiban petunjuk Nabi Muhammad SAW.

✅ Saatnya kita mulai menerapkannya dalam hidup sehari-hari demi umur yang berkah dan jiwa yang tenang.





UNTUK MEREKA YANG MENOLAK DIAM

 


Tahukah kalian,

bahwa di kedalaman samudra ada makhluk yang tak mengenal diam?

Dialah ikan tuna, sang penjelajah samudra,

yang hidupnya hanya ditopang oleh satu perkara: gerak.


Ia bukan berenang untuk berpesta.

Bukan pula berputar demi gemerlap karang atau riang ombak.

Ia berenang karena diam berarti ajal.

Ia bergerak karena hidupnya hanya bisa berlangsung dalam laju.


Begitu ia berhenti,

air tak lagi mengalir ke insang,

oksigen tak lagi sampai ke darah,

dan detak hidup pun akan gugur di dasar laut.


Maka,

tuna bukan sekadar ikan ia adalah ayat peringatan.

Ayat tentang bagaimana gerak adalah hidup,

dan diam adalah kematian paling sunyi.


Wahai umat…

Wahai du‘at…

Wahai rijalud dakwah yang memikul cahaya…


Jangan pernah merasa cukup hanya dengan bergerak kemarin.

Jangan terlena oleh jejak, sebab jejak bukan jaminan napas.

Hari ini, engkau harus tetap bergerak atau engkau akan mati.


Harokah Barokah ; Bergeraklah Menjemput Keberkahan


Harokah bukan pilihan… ia adalah takdir.

Karena Islam tak pernah dibawa oleh mereka yang duduk…

Tapi ditegakkan oleh mereka yang berjalan bahkan berlari 

menembus kabut syubhat, badai syahwat, dan jurang jahiliyah!


Seperti tuna, para mujahid tak boleh diam.

Karena setiap langkah yang berhenti, adalah denyut yang mati.

Karena ruh dakwah hidup dari gerak, bukan gema.

Dari amal, bukan angan.


Wahai mujahid...

Tuna tak punya kemewahan untuk berhenti.

Dan engkau, lebih mulia dari tuna.

Engkau membawa risalah, bukan sirip.

Engkau membawa cahaya langit, bukan sisik.


Maka bergeraklah!

Karena hidupmu ditimbang dari berapa jauh engkau melangkah,

dan matimu akan dikenang dari ke mana engkau berjuang.


Gerakmu adalah dzikir.

Langkahmu adalah syahadah.

Dan diammu… adalah pengkhianatan.


Maka Bergeraklah....

Di jalan-Nya yang panjang, walau setapak demi setapak…

Karena satu-satunya nafas umat ini… adalah geraknya.”


 “Seandainya umat ini berhenti maka ia akan tenggelam dalam sejarah,

Tapi selama ia bergerak, meski pelan,

maka sejarah akan tunduk di hadapannya.”



Selasa, 15 Juli 2025

Kepemimpinan dalam Pandangan KH. Hilmi Aminuddin

 


Disarikan dari Buku *BUKU BANGPIM KOMPILASI*


Oleh

_*PKS Institute* - Bidang Pelatihan dan Pengembangan Kepemimpinan Partai_


_____


KH. Hilmi Aminuddin, sebagai perintis gerakan tarbiyah politik di Indonesia dan arsitek utama pendirian Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memiliki pemikiran yang khas dan mendalam mengenai konsep kepemimpinan. Banyak prinsip dan semangat yang diusung dalam buku tersebut yang merupakan refleksi langsung dari *manhaj tarbiyah dan konsepsi dakwah beliau*.


Salah satu referensi yang secara tegas menyebut beliau adalah arahan dalam *Pesan Waka Majelis Syura* yang dikutip dalam dokumen resmi PKS Institute:


> *"Pesan WKMS Ustadz Suharna Surapranata agar semua Kabid dan sekbid membaca bahan ini Bab 2 dan arahan pendahuluan dari KH Hilmi Aminuddin, sebagai bekal materi beliau di Pleno."*

>  , [Chat Internal PKS Institute, 10 Juli 2025]


Berikut beberapa poin penting pemikiran Ustadz Hilmi Aminuddin terkait kepemimpinan yang dapat dirumuskan dan dikutip secara sah:


_____


*1. Kepemimpinan adalah Amanah Ilahiyah, Bukan Tujuan Duniawi*


Ustadz Hilmi selalu mengingatkan bahwa seorang pemimpin bukanlah orang yang mencari kekuasaan, tetapi *orang yang ditugaskan Allah untuk menunaikan amanah perubahan*. Dalam banyak pengajian, beliau menyampaikan:


> “Seorang pemimpin dalam dakwah bukanlah orang yang mengejar posisi, tetapi orang yang dipilih Allah untuk membawa umat menuju ridha-Nya.”


Konsep ini membentuk kerangka berpikir bahwa *kepemimpinan adalah medan ibadah*, bukan popularitas.


_____


*2. Kepemimpinan Tidak Dilahirkan Secara Instan, Tapi Ditempa Oleh Tarbiyah*


Ustadz Hilmi menyatakan bahwa *tarbiyah adalah rahimnya pemimpin*. Struktur dakwah, halaqah, dan pembinaan adalah tempat kader:


* Ditempa dengan nilai-nilai,

* Diuji dalam loyalitas dan keistiqamahan,

* Didorong untuk memimpin dari bawah, bukan melompat dari luar.


> “Kepemimpinan bukanlah warisan, bukan pula hadiah. Ia adalah buah dari proses panjang pembinaan dan pembuktian.”


_____


*3. Kepemimpinan Harus Kolektif dan Bertumpu Pada Amal Jama’i*


Dalam struktur partai, Ustadz Hilmi memperkenalkan dan menekankan pentingnya *amal jama’i* ,yaitu *kepemimpinan berbasis kolektif, dengan barisan yang solid dan musyawarah sebagai prinsip utama*. Ini menghindarkan partai dari figur sentralistik yang otoriter, serta menjaga kesinambungan gerak kaderisasi.


> “Dalam amal jama’i, tidak ada superman. Yang ada adalah superteam.”


_____


*4. Seorang Pemimpin Harus Siap Menjadi Mujaddid*


Pemimpin bukan hanya pelayan administrasi, tapi juga pembaharu zaman. KH. Hilmi berkali-kali menyebut istilah *mujaddid*, yaitu pemimpin yang membawa tajdid (pembaharuan) di tengah umat. Maka, setiap kader partai harus:


* Visioner,

* Peka terhadap zaman,

* Berani mengambil peran meski dalam keterbatasan.


_____


*5. Kepemimpinan Harus Menyatu Dengan Spirit Dakwah dan Perjuangan*


Bagi Ustadz Hilmi, *kepemimpinan yang terpisah dari ruh dakwah akan kehilangan arah dan keberkahan*. Maka ia membentuk kultur partai yang menjadikan kepemimpinan sebagai manifestasi nilai perjuangan Islam, bukan teknokrasi kosong.


> “Jangan pisahkan kepemimpinan dari ruh dakwah, karena tanpa ruh itu, ia hanya jadi mesin kekuasaan.”

Urgensi "Tarbiyah Prakonsepsi

 






Muhammad Husain Ya’qub dalam kitab An-Niyyah fi Injabi Adz-Dzurriyah menuliskan urgensi kebersihan niat dalam memiliki anak terhadap masa depan anak yang akan dilahirkan. Ini adalah sebuah peristiwa “tarbiyah prakonsepsi”, yaitu sebuah proses tarbiyah terhadap anak yang sudah dilakukan sejak sebelum adanya kehamilan.


Pasangan suami dan istri hendaknya memiliki niat yang lurus dan bersih dalam memiliki anak. Niat adanya di dalam hati. Mereka telah menetapkan niat yang luhur dan mulia, yang menjadi jawaban atas pertanyaan “untuk apa memiliki anak?”


Selanjutnya Syaikh Husain Ya’qub menukilkan kisah istri Imran yang diabadikan Allah dalam surat Ali Imran ayat 35 hingga 37. Ketika istri Imran bernazar kepada Allah,


إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًا


“Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis)”.


Istri Imran berniat untuk menjadikan anak keturunannya sebagai hamba yang mengabdi kepada Allah. Ia menghendaki anak yang akan dilahirkan kelak menjadi hamba yang mengkhususkan dirinya untuk beribadah dan melayani Baitul Maqdis.


Hasil dari niat kebaikan tersebut diijabah oleh Allah. “Ketulusan niat istri Imran dibalas oleh Allah dengan penerimaan yang baik”, ujar Syaikh Abdurrahman Dahy dalam kitab Taurits Al-Iltizam. Allah menyatakan, 


فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ


“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik” (QS. Ali Imran: 37).


Selain nazar istri Imran diterima dengan baik oleh Allah, bahkan Allah merawat, mendidik, menumbuhkan dan membesarkan dengan pertumbuhan yang baik. Sebagaimana firman Allah,


وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا


“Dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik” (QS. Ali Imran: 37).


Syaikh Abdurrahman Dahy menjelaskan, “Maksudnya, nazar istri Imran untuk menyerahkan anaknya diterima dengan sangat baik oleh Allah; dan anak itupun ditumbuhkan dengan pertumbuhan serta pendidikan yang sangat baik”.


Ibnu Katsir menceritakan, “Allah memberinya bentuk indah rupawan, memudahkannya untuk diterima banyak orang, dan mendekatkannya dengan orang-orang salih sehingga bisa belajar ilmu serta kebajikan dari mereka”.


Demikianlah urgensi tarbiyah prakonsepsi, yaitu tarbiyah terhadap anak-anak yang akan “diproduksi” dan dilahirkan kemudian hari. Tarbiyah sejak anak “belum wujud”, belum berbentuk janin. Hendaknya setiap suami dan istri menyadari urgensi kelurusan dan kebersihan niat dalam memiliki anak, karena Allah akan mengabulkan niat mereka.


Sejak sebelum ada kelahiran, suami salih dan istri salihah sudah berniat untuk memiliki anak salih salihah yang akan menjadi pejuang dakwah. Semoga Allah memudahkan orangtua untuk mentarbiyah anak-anak mereka dan mengarahkan mereka menuju jalanNya yang lurus. Aamiin.


Akhukum, Cahyadi Takariawan.


Senin, 14 Juli 2025

AYAH: THE FORGOTTEN CONTRIBUTOR?

 


Pendidikan dan pengasuhan orang tua adalah pondasi dasar bagi pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sekaligus menjadi faktor kunci bagi keberhasilan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.  


Pandangan umum yang terjadi di masyarakat biasanya menunjuk ibu sebagai pihak yang paling berperan sekaligus bertanggungjawab terhadap pendidikan dan perilaku anak-anaknya.


Seorang ayah dianggap wajar jika tidak memberikan banyak waktu untuk mendidik anaknya dirumah karena ayah dianggap penanggung jawab kebutuhan materi saja. 


Pandangan bahwa peran ayah kepada anak hanya sebagai pencari nafkah atau Breadwinner ternyata bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat biasa pada umumnya. Di kalangan masyarakat terdidik sekalipun cara pandang demikian juga masih terjadi. 


Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa kajian terhadap peranan ayah terhadap anak terlalu sedikit dibandingkan dengan studi yang mengupas peran ibu yang sudah banyak dikaji secara mendalam. 


The National Center For Education Statistic (NCES), sebuah lembaga Riset dan Pengembangan di Departemen Pendidikan Amerika Serikat menyebutkan bahwa sejak beberapa dekade silam, kajian anak dan isu-isu tentangnya cenderung hanya fokus terhadap anak dan ibu serta melupakan dan menafikan ayah (NCES, 1997). 


Sejumlah kajian kontemporer bahkan menegaskan betapa pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak yang meliputi banyak hal.


Pada tahun 1988, organisasi nirlaba Family Support Act telah menaruh perhatian secara serius akan resiko dan bahaya ketiadaan ayah (fatherless) dalam kehidupan anak. 


Alarm peringatan itu terbukti dengan hasil survei di beberapa negara maju seperti Amerika misalnya, seperti yang diungkapkan oleh Edward Kurk (2015), seorang Associate Profesor ilmu-ilmu sosial di British Columbia.

                                                                                                                                                                              Ketiadaan peran ayah terhadap anak ditengarai sebagai menyebabkan 70 persen siswa drop out dari sekolah,  rendahnya prestasi akademik, siswa terlibat kejahatan dan perbuatan kriminal dimana sekitar 85 persen remaja yang di penjara disebabkan ketiadaan peran ayah,  penyimpangan perilaku seksual pada remaja seperti hamil di luar nikah dan perilaku seks bebas. terjerumus pada narkotika dan obat-obatan terlarang,  remaja tidak betah di rumah atau broken home dimanan 90 persen remaja yang kabur dari rumah karena ketiadaan peran ayah dalam kehidupannya (fatherless).


Sayangngya tidak dilakukan penelitian tentang peran ayah dalam kesuksesan dan keberhasilan anak. 


Pada tahun 1981, Michael E. Lamb -ilmuwan penting yang mempelopori kajian ini telah membuat rumusan tentang tiga dimensi peran ayah terhadap anak.


Dalam bukunya The Role of The Father in Child Development (1981) Lamb membagi peran ayah dalam tiga dimensi yaitu ; Interaksi, kesediaan waktu,dan tanggung jawab. 


Maraknya  kajian dan diskusi yang ada tentang peran ayah, muncullah istilah  yang dikenal dengan “The Forgotten Contributor”, satu istilah yang menggambarkan bahwa ayah menjadi faktor yang signifikan dalam parenting anak.


Istilah “The Forgotten Contributor” secara harfiah berarti "kontributor yang terlupakan“, digunakan untuk menyebut seseorang (atau kelompok) yang memiliki peran penting dalam suatu proses, keberhasilan, atau pembangunan, tetapi perannya sering diabaikan, tidak diakui, atau dilupakan oleh masyarakat atau sejarah.


Istilah ini umum terjadi dalam tataran negara, corporate dan sosial.  Pahlawan tanda jasa merupakan istilah untuk tha forgotten contribution. Istilah 'Pahlawan tanpa tanda jasa' merupakan the forgotten contributor, misalnya. 


Hal ini dikarenakan sering kali ibu mendapat perhatian utama sebagai pengasuh dan pendidik anak, sedangkan peran ayah dalam pembentukan karakter, perlindungan, dan spiritualitas anak kurang disorot.


Ayah dalam keluarga sering disebut sebagai “The Forgotten Contributor” dalam kesuksesan anak atau keharmonisan keluarga.  Hal ini karena tanggung jawab ayah di sektor publik membuat ayah tidak memiliki waktu yang cukup untuk bersama-sama dengan anak-anak, mengikuti perkembangan dan mendidik mereka.


Sebaliknya, ibu bertanggung jawab dengan tugas-tugas domestik, termasuk mendidik anak. Maka hidup subur dalam masyarakat bahwa tugas mendidik anak adalah merupakan tugas ibu. 


Idealnya ayah dan ibu harus mengambil peranan yang saling melengkapi dalam kehidupan rumah tangga dan perkawinannya, termasuk didalamnya berperan sebagai model yang lengkap bagi anak-anak dalam menjalani kehidupan. 


Peran ayah merupakan bagian dari parenting. Orang tua terdiri dari ayah dan ibu. Keduanya harus sama-sama mengambil peran dalam perkembangan anaknya. Keluarga memiliki urgensi yang sangat vital dalam pengasuhan anak karena keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. 


Keluarga berperan dalam membentuk kepribadian, karakter, dan memberikan landasan nilai-nilai yang akan dibawa anak sepanjang hidupnya. Pengasuhan yang baik dalam keluarga akan berdampak positif pada perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak, sementara pengasuhan yang buruk dapat menghambat perkembangan anak.  Dalam Surat Maryam ayat 59, Allah memberikan peringatan, 


فَخَلَفَ مِنۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَٰتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا 


“Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan salat dan memperturutkan nafsunya, maka mereka kelak akan tersesat.”


Di ruang keluarga, kita bercengkerama 

Tentang anyaman mimpi bersama

Bukan hanya kata-kata, tapi harapan

Yang membuat langit selalu menawan

Penuh dengan cita-cita dan  harapan 

Esok hari engkau akan melihat kenyataan yang mencengangkan